Skip links
Awas, Ini Efek Kebiasaan Makan Es Batu pada Kesehatan

Awas, Ini Efek Kebiasaan Makan Es Batu pada Kesehatan

Kebiasaan makan es batu atau disebut juga pagophagia bisa dijumpai pada beberapa orang. Tidak hanya es batu, kebiasaan ini juga biasanya meliputi bentuk lainnya seperti bunga es di kulkas.

Meskipun sekilas terdengar tidak berbahaya, kebiasaan makan es batu ternyata bisa menjadi tanda dari gangguan lainnya yang dialami oleh tubuh. Tidak hanya itu, konsumsi secara tidak wajar juga dapat berdampak terhadap kesehatan.

Apabila Anda sering melakukannya, ada baiknya untuk mengetahui penyebab, efek samping, serta cara mengatasi kebiasaan makan es batu yang akan diulas lebih jauh demi kesehatan tubuh dalam jangka panjang.

Penyebab dan Ciri Kebiasaan Makan Es Batu

Kebiasaan makan es batu sendiri termasuk pica, di mana seseorang ingin mengonsumsi benda yang tidak mengandung nutrisi sama sekali. Selain es batu, benda yang tergolong dalam pica yaitu kertas atau debu.

Walaupun biasanya terjadi pada anak kecil, fenomena ini juga bisa dialami oleh orang dewasa. Faktor pemicunya sendiri bisa beragam dan saling berkaitan. Berikut adalah beberapa contoh kondisi yang diketahui menyebabkan seseorang punya kebiasaan mengonsumsi es batu:

Tubuh Kekurangan Mikronutrien

Zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah kecil atau mikronutrien penting untuk menjaga imun tubuh. Sayangnya, beberapa orang tidak memiliki asupan zat tertentu yang cukup sehingga memicu kebiasaan makan es batu, terutama zat besi dan kalsium.

Ini dibuktikan oleh riset pada The Japanese Journal of Clinical Hematology yang menunjukkan sekitar 16 persen orang yang mengalami defisiensi zat besi cenderung memiliki kebiasaan mengonsumsi es batu.

Penyebabnya sendiri diduga karena es dapat mengurangi pembengkakan lidah yang merupakan gejala defisiensi zat besi. Penelitian lainnya oleh Medical Hypotheses menunjukkan kalau konsumsi es bisa meningkatkan kewaspadaan pada orang yang kekurangan zat besi.

Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui penyebab dan hubungan orang yang gemar mengonsumsi es batu dengan defisiensi mikronutrien.

Gangguan Makan (Eating Disorders)

Godaan untuk makan es batu juga bisa menjadi salah satu bentuk gangguan makan. Kondisi eating disorder sendiri merupakan perilaku makan yang tidak normal sehingga dapat memengaruhi kesehatan tubuh.

Masih berkaitan dengan defisiensi mikronutrien, gangguan makan ini bisa disebabkan karena tubuh secara alami menginginkan nutrisi lebih dari sumber apa pun, termasuk es batu. 

Gangguan ini juga bisa dipicu oleh keinginan seseorang untuk mengurangi rasa lapar tanpa mengonsumsi banyak kalori. Harapannya adalah berat badan tidak bertambah sehingga postur tubuh terjaga.

Gangguan Mental (Psychiatric Disorders)

Kebiasaan makan es batu juga bisa dipicu oleh gangguan mental tertentu seperti depresi, autisme pada anak, dan obsessive-compulsive disorder (OCD). 

Ini ditunjukkan oleh studi pada Journal of Clinical and Diagnostic Research, di mana orang yang mengalami depresi cenderung melakukan hal impulsif di luar kebiasaan sehari-hari, termasuk mengunyah es batu.

Selain tiga penyebab di atas, kebiasaan makan es batu juga kadang muncul pada masa kehamilan. Perilaku yang termasuk dalam kategori ngidam ini biasanya akan menghilang setelah bayi lahir.

Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua kebiasaan makan es batu itu buruk. Contoh yang masih dianggap normal adalah mengunyah sisa es batu dari minuman. Kebiasaan yang patut dihindari adalah mengonsumsinya secara berlebihan tanpa penyebab yang jelas.

Berikut adalah beberapa faktor saat mengonsumsi es batu yang perlu diperhatikan untuk menentukan apakah itu wajar atau tidak:

  • Jumlah es yang dikunyah dalam sehari
  • Durasi konsumsi es batu, biasanya dalam beberapa minggu atau bulan
  • Benda asing lainnya yang dikonsumsi selain es batu (jika ada)

Konsultasi dengan dokter disarankan untuk diagnosis yang lebih akurat. Anda mungkin akan perlu melakukan tes darah apabila diduga mengalami defisiensi zat besi yang menjadi salah satu penyebab kebiasaan makan es batu.

Efek Samping Kebiasaan Makan Es Batu

Kebiasaan makan es batu yang tidak wajar sebaiknya dianggap serius karena bisa berdampak negatif bagi kesehatan tubuh. Berikut adalah beberapa akibat mengunyah es batu yang bisa terjadi:

Sakit Gigi

American Dental Association menetapkan es batu sebagai salah satu dari sembilan makanan yang bisa merusak gigi bersama keripik kentang, soda, alkohol, dan kopi jika dikonsumsi secara berlebihan.

Ini adalah beberapa dampak yang bisa dirasakan gigi akibat kebiasaan makan es batu:

  • Gigi berlubang akibat rusaknya lapisan enamel dan membuatnya lebih sensitif
  • Memicu iritasi pada gusi hingga akar gigi terlihat akibat pergeseran gusi (gum recession)
  • Merusak tambalan hingga kawat gigi
  • Gigi retak atau chipped tooth

Gangguan Jantung

Karena tubuh kekurangan zat besi (anemia) yang tidak kunjung ditangani, jantung perlu bekerja lebih keras untuk memompa darah demi mencukupi asupan oksigen tubuh. Risiko gagal jantung pun bisa meningkat karena jantung yang semakin membesar lewat aktivitas tersebut.

Selain itu, anemia juga bisa menimbulkan gangguan lainnya seperti:

  • Risiko infeksi meningkat
  • Pertumbuhan anak-anak menjadi terhambat
  • Kelahiran prematur dan komplikasi pada ibu hamil

Masalah Metabolisme Tubuh

Kebiasaan mengunyah es batu juga bisa menyebabkan gangguan metabolisme tertentu seperti hiponatremia. Kondisi ini terjadi ketika kadar sodium pada darah berada di bawah batas wajar karena terlalu banyak asupan air dari es batu.

Selain itu, konsumsi es yang terlalu banyak juga membuat tubuh tidak mendapatkan nutrisi sebagaimana mestinya. JIka dibiarkan, fungsi tubuh Anda bisa menurun sewaktu-waktu karena kekurangan mikronutrien.

Cara Mengatasi Kebiasaan Makan Es Batu

Cara yang diperlukan untuk menangani kebiasaan makan es batu bisa berbeda-beda tergantung penyebabnya. Berikut adalah beberapa solusi yang bisa dilakukan berdasarkan faktor pemicu:

Konsumsi Makanan Kaya Zat Besi

Untuk mengatasi anemia yang memicu kebiasaan makan es batu, disarankan untuk meningkatkan konsumsi makanan yang tinggi zat besi seperti kacang-kacangan, daging merah, ikan, dan makanan laut seperti scallop atau oyster.

Kadar hemoglobin akan meningkat seiring konsumsi makanan tersebut dilakukan secara rutin. Pada akhirnya, sel darah merah dan zat besi yang cukup ini dapat menghilangkan kebiasaan makan es batu.

Cognitive Behavioral Therapy (CBT)

Apabila kebiasaan makan es batu disebabkan oleh stres, Anda mungkin perlu melakukan CBT. Terapi ini berguna untuk mencari alternatif menangani stres (coping mechanism) yang lebih baik dibandingkan mengunyah es batu.

Selama terapi CBT, pasien akan didampingi oleh terapis yang dapat membantu kenapa stres penyebab kebiasaan mengunyah es batu bisa muncul. Konsultasi bersamanya akan membantu mengatasi depresi sekaligus kebiasaan itu secara lebih efektif dibandingkan seorang diri.

Itulah beberapa informasi terkait kebiasaan makan es batu yang perlu diketahui. Manfaatkan fitur Beli Obat dari Viva Apotek untuk mendapatkan obat yang Anda butuhkan. Ingat untuk selalu jaga kesehatanmu, ya!

Explore
Drag