Skip links
sakit kepala bagian depan

Sakit Kepala Bagian Depan, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Pernahkah Anda mengalami sakit kepala bagian depan? Jika pernah, Anda tidak sendirian karena jenis sakit kepala ini termasuk yang paling umum dialami oleh banyak orang. 

Menurut National Institute of Health, setidaknya 9 dari 10 orang dewasa pernah mengalaminya yang membuat aktivitas mereka terganggu. Meskipun sekilas terasa sama, ternyata ada beberapa jenis sakit kepala bagian depan yang masing-masing memiliki perbedaan gejala.

Agar dapat diredakan dengan efektif, cari tahu penyebab, jenis, dan cara mengatasi sakit kepala bagian depan selengkapnya di bawah ini.

Penyebab & Jenis Sakit Kepala Bagian Depan

Salah satu penyebab utama sakit kepala bagian depan adalah stres berlebihan. Meskipun masih dalam penelitian, kejadian ini diduga berawal dari kepala dan leher yang saling menarik sehingga membuat otot di area tersebut menegang dan muncul sakit kepala.

Selain stres, sakit kepala bagian depan juga bisa semakin terasa akibat kombinasi penyebab berikut:

  • Terlalu lama menatap layar komputer atau ponsel
  • Masalah tidur seperti insomnia
  • Infeksi sinus
  • Jenis makanan tertentu, contohnya makanan bergaram tinggi
  • Konsumsi alkohol berlebihan
  • Postur tubuh yang tidak baik
  • Perubahan cuaca
  • Kelainan sendi rahang (temporomandibular jaw disorder)
  • Kerusakan tulang rawan dan pengapuran sendi (osteoarthritis)

Penyebab tersebut bisa memicu beberapa jenis sakit kepala bagian depan yang dibedakan berdasarkan intensitas nyeri, area yang terdampak, dan lainnya. Berikut adalah jenis sakit kepala bagian depan yang dimaksud:

Migraine Headache

Jenis sakit kepala kepala bagian depan ini menjadi yang paling umum dialami. Nyeri biasanya dialami pada salah satu bagian kepala, termasuk kepala bagian depan, yang ditambah dengan sensasi berdenyut.

Intensitas sakit kepala ini cenderung lebih tinggi dibandingkan jenis lainnya. Karena nyeri bisa semakin memburuk ketika bergerak, penderita migrain perlu istirahat total dari aktivitas untuk memulihkan kondisinya.

Kondisi migrain juga bisa disertai dengan beberapa gejala lainnya seperti: 

  • Mual dan muntah
  • Lebih sensitif terhadap cahaya
  • Tangan atau kaki terasa seperti ditusuk jarum
  • Kesulitan berbicara
  • Salah satu bagian wajah atau tubuh melemah hingga mati rasa

Tension Headache

Selain migrain, tension headache juga umum dijumpai pada sebagian besar orang yang mengalami sakit kepala bagian depan. Bedanya, intensitas nyeri yang dialami tidak separah migrain sehingga masih bisa ditahan untuk melanjutkan aktivitas.

Meskipun terpusat pada bagian depan, tension headache juga bisa menjalar di kedua sisi hingga melingkari area kepala. Sensasi nyeri yang dialami ketika mengalami tension headache yaitu sekeliling kepala terasa seperti diikat dengan kuat.

Selain itu, terdapat gejala lain ketika mengalami tension headache yaitu melunaknya otot leher atau pundak. Area tersebut juga umumnya akan terasa nyeri ketika disentuh.

Durasi tension headache yang normal bervariasi antara 30 menit hingga 1 minggu dan bisa diatasi dengan konsumsi obat pereda nyeri. Namun apabila nyeri tidak kunjung mereda setelah 15 hari, bisa jadi Anda mengalami sakit kepala kronis dan harus dirujuk ke dokter.

Sinus Headache

Sinus headache seringkali tertukar dengan migrain karena keduanya memiliki gejala yang mirip. Ini terbukti lewat studi pada The Journal of Headache and Pain yang menunjukkan bahwa sebagian besar penderita sinus headache awalnya mengira kalau mereka terkena migrain biasa.

Jenis sakit kepala ini sendiri disebabkan oleh sinusitis, di mana bagian sinus pada saluran pernapasan mengalami infeksi atau peradangan. Selain sakit kepala, sinus headache juga bisa membuat nyeri menjalar ke pipi dan sekitar mata.

Ini adalah beberapa ciri infeksi sinus yang bisa memicu sinus headache:

  • Muncul lendir hidung yang tebal, banyak, dan berwarna
  • Demam atau tubuh menggigil
  • Nyeri yang terasa semakin parah ketika bagian tubuh ditekuk
  • Kehilangan indra perasa maupun penciuman (jarang terjadi)

Jika mengalami gejala sinus di atas ditambah dengan sakit kepala, bisa jadi Anda sedang terkena sinus headache. Namun untuk diagnosis yang lebih akurat, CT scan diperlukan untuk mengetahui kondisi sinus dan lendir yang ada di dalamnya.

Cluster Headache

Meskipun sama-sama terjadi di kepala bagian depan, cluster headache terasa jauh lebih sakit dan jarang terjadi dibandingkan jenis sakit kepala lainnya. Nyeri juga bisa menjalar ke area mata atau samping kepala.

Penyebab cluster headache sendiri belum diketahui secara pasti. Namun, konsumsi alkohol atau kebiasaan merokok diketahui dapat meningkatkan risiko terkena sakit kepala tersebut.

Cluster headache bisa tiba-tiba muncul tanpa gejala dan berlangsung selama beberapa jam. Pada beberapa orang, sisa nyeri masih terasa dalam 4–12 minggu dan bisa terasa berulang kali dalam sehari.

Berikut adalah beberapa gejala lainnya yang bisa muncul bersamaan dengan cluster headache:

  • Tubuh terasa tidak nyaman hingga sulit beristirahat
  • Hidung meler dan tersumbat
  • Mata bengkak atau berair
  • Pupil mata menyempit (miosis)

Cara Mengatasi Sakit Kepala Bagian Depan

Sakit kepala bagian depan memiliki penanganan yang berbeda-beda tergantung penyebabnya. Namun untuk nyeri yang bersifat umum, ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi sakit kepala bagian depan:

  • Konsumsi obat: Sakit kepala bagian depan yang ringan bisa diatasi dengan obat bebas seperti ibuprofen. Jika sakit kepala tidak kunjung sembuh, dokter mungkin akan memberikan obat resep tertentu.
  • Istirahat yang cukup: Pilih ruangan yang gelap sehingga bisa beristirahat dengan kondusif. Jika perlu, Anda juga bisa menggunakan kompres dingin untuk meredakan sakit kepala. Ini berlaku terutama bagi penderita migrain yang nyerinya semakin terasa ketika dipaksa beraktivitas.
  • Pijat: Jenis pijat atau massage tertentu yang terpusat pada area kepala membuat otot bagian tersebut rileks sehingga dapat meredakan nyeri.
  • Akupuntur: Metode ini dapat dilakukan untuk mengatasi sakit kepala yang terjadi secara berulang kali. Namun, pastikan terlebih dahulu kalau nyeri yang dialami tidak termasuk dalam sakit kepala kronis karena itu butuh konsumsi obat tertentu seperti obat antiinflamasi nonsteroid, antidepresan, atau antikejang.

Untuk kasus tertentu seperti sinus headache, Anda perlu fokus mengatasi sinusitis terlebih dahulu agar sakit kepala bagian depan bisa mereda. Caranya sendiri tergantung dari penyebab munculnya sinusitis yang dialami:

  • Infeksi bakteri: Penyebab ini biasanya diatasi dengan konsumsi antibiotik yang diresepkan oleh dokter.
  • Flu atau pilek: Konsumsi dekongestan atau obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau acetaminophen yang bisa dibeli secara bebas.
  • Alergi: Kelompok obat antihistamin umumnya digunakan untuk mengatasi sinusitis akibat alergi. Namun, sesuaikan kembali dengan rekomendasi dokter.

Itulah beberapa informasi terkait penyebab, jenis, dan cara mengatasi sakit kepala bagian depan yang perlu diketahui. Manfaatkan fitur Beli Obat dari Viva Apotek untuk mendapatkan obat yang Anda butuhkan. Ingat untuk selalu jaga kesehatanmu, ya!

Explore
Drag