Skip links
Obat Anti Jamur di Apotek

7 Obat Anti Jamur di Apotek

Obat Anti Jamur di ApotekPenyakit atau infeksi jamur cukup lazim dijumpai di beberapa orang dan biasanya muncul pada bagian kulit, kuku, hingga mulut. Penyebabnya bisa jadi beragam, di mana salah satunya adalah pertumbuhan jamur seperti Candida atau Trichophyton yang berlebihan. Biasanya, infeksi muncul saat daya tahan menurun atau kebersihan tubuh tidak terjaga.

Untuk mengatasinya, tersedia berbagai jenis obat antijamur yang bekerja secara efektif membunuh jamur atau menghentikan pertumbuhannya. Obat-obat ini bisa berbentuk tablet, salep, krim, hingga obat tetes, tergantung pada lokasi infeksi jamur dan seberapa parah gangguan yang dialami. Artikel ini akan memberikan beberapa rekomendasi jenis obat antijamur termasuk kandungan, manfaat, aturan pakai, hingga potensi efek yang perlu diwaspadai sebagai berikut.

Daftar Obat Anti Jamur di Apotek

1. Mycoral Tablet

Mycoral Tablet adalah obat antijamur yang mengandung ketoconazole, senyawa dari golongan imidazol. Obat ini bekerja dengan cara menghambat enzim penting pada jamur sehingga mengganggu pembentukan komponen utama membran sel jamur (ergosterol). Dampaknya, pertumbuhan dan kelangsungan hidup jamur terganggu secara signifikan.

Obat ini direkomendasikan untuk menangani berbagai infeksi jamur seperti infeksi dermatofita pada kulit dan kuku tangan, kandidiasis mukokutan kronis yang tidak merespons pengobatan lain, serta beberapa jenis infeksi sistemik seperti kandidiasis, histoplasmosis, dan paraksidioidomikosis. Mycoral juga digunakan sebagai alternatif terapi pada pasien dengan sistem imun yang lemah, namun penggunaannya harus sesuai petunjuk dokter.

Dosis obat bervariasi tergantung kondisi yang ditangani. Untuk infeksi jamur sistemik, orang dewasa dapat mengonsumsi 200 mg sekali sehari. Jika tidak ada respons setelah konsumsi obat, dosis bisa ditingkatkan secara berkala. Pada anak-anak, dosis disesuaikan dengan berat badan. Obat ini sebaiknya dikonsumsi setelah makan untuk membantu penyerapannya.

Karena potensi efek samping yang cukup luas dan beberapa di antaranya dapat berakibat fatal, penggunaan Mycoral Tablet harus dilakukan dengan pengawasan medis ketat, terutama untuk terapi jangka panjang atau dosis tinggi.

2. Kandistatin Drops

Kandistatin Drops merupakan obat tetes antijamur yang mengandung nystatin. Pemakaiannya khusus bertujuan mengatasi infeksi jamur pada rongga mulut, kerongkongan, dan saluran pencernaan. Zat ini dikenal efektif melawan berbagai jenis jamur dari genus Candida, entah itu Candida albicans, C. tropicalis, dan lainnya.

Obat ini relatif aman digunakan untuk semua usia, termasuk bayi baru lahir dengan dosis yang telah disesuaikan. Penggunaan umum adalah 4 kali sehari yang digunakan dengan cara dikumur atau ditahan di mulut sebelum ditelan agar efeknya maksimal. Namun, konsumsinya harus sesuai petunjuk dokter, khususnya pada bayi prematur atau pasien dengan kondisi medis tertentu.

Secara umum, nystatin pada Kandistatin Drops dapat ditangani dengan baik oleh tubuh. Tapi pada dosis tinggi, konsumsinya bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti mual, muntah, atau diare. Reaksi alergi seperti kemerahan atau urtikaria memang sangat jarang terjadi, namun tetap perlu diwaspadai.

Perlu dicatat bahwa Kandistatin Drops tidak boleh digunakan untuk infeksi jamur sistemik. Segera hentikan terapi atau pengobatan menggunakan obat ini jika terjadi iritasi atau tanda-tanda reaksi alergi.

3. Zoralin Tablet

Zoralin Tablet adalah obat antijamur sistemik yang digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi jamur, baik pada kulit, selaput mukosa, maupun infeksi jamur dalam tubuh seperti kandidiasis dan dermatofitosis pada kuku tangan. Obat ini mengandung ketoconazole yang bekerja dengan cara menghambat enzim penting dalam proses pembentukan membran sel jamur.

Obat ini harus digunakan sesuai resep dokter, di mana dosis umum untuk dewasa adalah 1 tablet per hari yang bisa ditingkatkan menjadi 2 tablet per hari untuk infeksi yang lebih berat. Untuk anak berusia di atas 2 tahun, dosis disesuaikan berdasarkan berat badan masing-masing.

Konsumsi Zoralin Tablet sebaiknya dilakukan setelah makan demi meningkatkan penyerapan dan efektivitas obat. Namun, penggunaannya harus hati-hati, terutama pada pasien dengan gangguan fungsi hati, wanita hamil atau menyusui, serta orang dengan kondisi tertentu seperti insufisiensi adrenal.

Efek samping yang dapat muncul meliputi gangguan saluran pencernaan, gatal-gatal, serta peningkatan hasil uji fungsi hati. Dalam kasus tertentu, gejala lainnya seperti reaksi alergi serius, hepatitis, hingga perubahan hormon seperti ginekomastia (pembesaran payudara pada pria) juga mungkin terjadi.

4. Mycostatin Drops

Mycostatin Drops merupakan obat antijamur yang digunakan untuk mengatasi infeksi jamur di dalam rongga mulut seperti kandidiasis oral. Obat ini dapat berfungsi baik dalam menghambat maupun membunuh jamur, tergantung pada konsentrasi dan kondisi penggunaan.

Dosis dan penggunaan Mycostatin harus berdasarkan petunjuk dokter. Untuk dewasa dan anak-anak, dosis yang dianjurkan umumnya 1–6 m sebanyak 4 kali sehari, sedangkan untuk bayi berkisar antara 1–2 ml sebanyak 4 kali sehari. Cara konsumsinya yaitu dengan dikocok, dikumur, dan ditahan di mulut selama mungkin sebelum akhirnya ditelan.

Meskipun relatif aman, penggunaan Mycostatin tetap perlu diawasi. Obat ini tidak boleh digunakan untuk infeksi jamur sistemik dan harus dihentikan jika muncul tanda-tanda iritasi atau reaksi sensitisasi. Wanita hamil dan menyusui juga perlu berhati-hati karena berpotensi menimbulkan efek samping pada janin.

Efek samping yang mungkin timbul antara lain yaitu gangguan pencernaan ringan seperti mual, muntah, atau diare, terutama jika diberikan dalam dosis tinggi. Jika terjadi reaksi yang mengganggu, segera konsultasi lebih lanjut dengan dokter.

5. Interzol Tablet

Interzol Tablet digunakan untuk mengatasi infeksi jamur sistemik, termasuk kondisi seperti kandidiasis mukokutan kronis yang tidak merespons pengobatan dengan nistatin atau antijamur lainnya. Obat ini mengandung ketoconazole sebesar 200 mg yang bekerja dengan menghambat pertumbuhan jamur dari dalam tubuh.

Dosis umum untuk orang dewasa adalah 1 tablet per hari. Namun, pada kasus infeksi yang lebih berat, dosis dapat ditingkatkan menjadi 2 tablet per hari. Untuk anak-anak berusia di atas 2 tahun, dosis ditentukan berdasarkan berat badan yaitu sekitar 5 mg/kg per hari, di mana obat ini sebaiknya dikonsumsi setelah makan.

Karena potensi efek samping dan risikonya, fungsi hati perlu dipantau secara berkala pada konsumsi jangka panjang. Obat ini tidak dianjurkan untuk ibu hamil atau menyusui. Di sisi lain, orang yang memiliki gangguan hati atau riwayat hipersensitivitas terhadap ketoconazole juga sebaiknya tidak mengonsumsinya kecuali atas saran dokter.

Efek samping yang bisa muncul antara lain mual, gatal-gatal, dan ruam kulit. Dalam kasus yang jarang terjadi, obat ini dapat menyebabkan efek serius seperti kerusakan hati (hepatotoksisitas) dan ginekomastia (pembesaran payudara pada pria). Maka dari itu, jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

6. Nystatin Suspensi

Nystatin Suspensi adalah obat antijamur yang bekerja dengan menghancurkan membran sel jamur sehingga menghentikan pertumbuhan dan penyebarannya. Obat ini efektif dalam mengatasi infeksi jamur Candida di area rongga mulut, di mana umumnya ditandai dengan bercak putih pada lidah, langit-langit mulut, atau sekitar bibir.

Obat ini tersedia dalam bentuk suspensi oral dan dapat digunakan baik sebelum maupun sesudah makan. Cara penggunaannya adalah dengan meneteskan langsung ke rongga mulut, lalu dibiarkan beberapa saat sebelum ditelan agar obat bekerja secara optimal di area infeksi.

Aturan pakainya sendiri berbeda-beda tergantung usia. Untuk bayi, berikan dosis sebanyak 1–2 ml sebanyak 4 kali sehari. Sedangkan untuk anak-anak dan dewasa, dosis berkisar antara 1–6 ml dengan jumlah konsumsi sama-sama 4 kali sehari.

Secara umum, obat ini dapat dicerna dengan baik oleh sebagian besar orang. Tapi, beberapa efek samping ringan seperti mual, muntah, atau diare masih mungkin terjadi. Jika keluhan berlanjut atau memburuk, segera hubungi tenaga medis.

7. Ketoconazole Tablet (Dexa Medica)

Ketoconazole Tablet (Dexa Medica) adalah obat antijamur yang bekerja dengan cara menghentikan serta mencegah pertumbuhan jamur penyebab infeksi, seperti kandidiasis, panu, kurap, hingga kutu air. Obat ini termasuk dalam golongan obat keras yang hanya boleh digunakan berdasarkan resep dokter dan pengawasan medis.

Obat ini dapat dikonsumsi oleh dewasa dan anak-anak berusia di atas 2 tahun dan digunakan untuk menangani infeksi jamur sistemik maupun kondisi medis tertentu seperti sindrom Cushing.

Dosis yang digunakan akan disesuaikan dengan tingkat keparahan dan kondisi pasien. Umumnya, dosis dewasa adalah 1 tablet per hari dan dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan. Anak-anak akan diberikan dosis berdasarkan berat badan.

Ketoconazole Tablet bisa dikonsumsi setelah makan. Habiskan obat sesuai anjuran dokter meskipun gejala infeksi sudah membaik.karena pengobatan yang berhenti terlalu dini dapat menyebabkan jamur tumbuh kembali. Jika lupa mengonsumsi satu dosis, segera minum bila masih jauh dari jadwal dosis berikutnya tanpa menggandakan dosisnya.

Efek samping yang mungkin terjadi yaitu mual, muntah, diare, sakit kepala, nyeri perut, hingga perubahan suasana hati, hingga penurunan libido. Gejala yang lebih serius seperti memar tanpa sebab jelas, mimisan, atau gangguan fungsi hati perlu segera ditangani oleh tenaga medis.

Itulah beberapa informasi terkait daftar obat anti jamur yang perlu diketahui. Manfaatkan fitur Beli Obat dari VIVA Apotek untuk mendapatkan obat yang Anda butuhkan. Ingat untuk selalu jaga kesehatanmu, ya!

Explore
Drag