Skip links
Obat Asma di Apotek

5 Obat Asma di Apotek

Obat Asma di ApotekSebagai salah satu penyakit pernapasan kronis, asma muncul karena disebabkan oleh penyempitan dan peradangan saluran napas. Gejalanya dapat berupa batuk, sesak napas, nyeri dada, hingga suara unik yang keluar ketika bernapas (mengi). Meskipun tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, asma dapat dikendalikan dengan pengobatan yang tepat.

Ada berbagai jenis obat asma yang tersedia dan penggunaannya disesuaikan dengan tingkat keparahan serta jumlah gejala yang dialami pasien. Beberapa obat bekerja cepat untuk meredakan serangan asma mendadak, sementara obat lainnya perlu digunakan secara rutin untuk mengontrol asma jangka panjang.

Bentuk obat asma sendiri bervariasi mulai dari inhaler hingga tablet. Artikel ini akan membahas beberapa rekomendasi obat asma yang bisa dipakai beserta masing-masing fungsi, kandungan, dan potensi efek sampingnya.

Daftar Obat Asma di Apotek

1. Ventolin Inhaler

Ventolin Inhaler merupakan obat inhalasi yang digunakan untuk menangani gangguan pernapasan seperti asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Obat ini bekerja dengan membuat otot bronkus menjadi lebih rileks sehingga melebarkan saluran pernapasan dan meredakan gejala sesak napas.

Pada penderita asma, Ventolin Inhaler biasa digunakan sebagai bagian dari terapi jangka panjang. Pemakaian obat ini hanya boleh dilakukan sesuai dengan petunjuk dokter, di mana dosisnya bervariasi antara 100–200 mcg tergantung usia dan tujuan penggunaan.

Untuk mendapatkan efek yang maksimal, inhaler ini harus digunakan dengan cara yang tepat. Ambil posisi duduk atau berdiri tegak, kocok inhaler terlebih dahulu, lalu hirup secara perlahan. Setelah itu, tahan napas selama minimal 10 detik sebelum kemudian mengembuskan napas secara perlahan.

Bagi orang yang memiliki kondisi medis tertentu seperti hipokalemia, ibu hamil dan menyusui, atau pasien asma berat yang sedang menggunakan steroid, pemakaian obat perlu digunakan secara hati-hati dan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

Jika tidak, terdapat beberapa potensi efek samping yang bisa muncul seperti tremor ringan, detak jantung meningkat, sakit kepala, reaksi alergi, dan kram otot. Di beberapa kasus, anak-anak juga bisa mengalami reaksi hiperaktif setelah menggunakan inhaler ini.

2. Velutine Inhalation

Velutine Inhalation termasuk dalam obat kategori terapi sistem pernapasan yang diformulasikan khusus untuk digunakan bersama alat nebulizer. Obat ini berfungsi sebagai bronkodilator yang bekerja dengan cara merelaksasi otot polos saluran napas, di mana nantinya dapat membuka saluran udara dan melancarkan pernapasan.

Umumnya, orang-orang menggunakan obat ini untuk pencegahan serangan asma atau pengobatan asma berat yang berlangsung lebih lama (status asmatikus). Cara menggunakannya adalah dengan dihirup melalui nebulizer sebanyak 1–2 kali sehari atau sesuai petunjuk dokter.

Mirip dengan Ventolin Inhaler, pemakaian obat ini perlu dipantau secara ketat pada orang yang memiliki kondisi hipokalemia dan tirotoksikosis. Bagi Anda yang mengonsumsi kortikosteroid atau obat diuretik, Ventolin Inhaler harus digunakan secara hati-hati karena berpotensi meningkatkan risiko penurunan kalium di dalam darah.

Risiko efek samping yang bisa muncul dari pemakaian obat ini antara lain yaitu tremor, sakit kepala, dan meningkatnya detak jantung. Demi menjaga kualitasnya, simpan obat ini di tempat yang sejuk dan hindari paparan langsung dari sinar matahari.

3. Seretide Diskus

Seretide Diskus 250 adalah obat inhalasi yang menggabungkan dua zat aktif yaitu Salmeterol dan Fluticasone Propionate. Kombinasi keduanya digunakan untuk menangani gangguan pernapasan seperti asma, bronkitis kronis, emfisema, serta PPOK.

Obat ini bekerja dengan membuka saluran udara di paru-paru sehingga aliran udara menjadi lebih lancar dan pernapasan terasa lebih lega. Seretide Diskus tidak digunakan untuk meredakan serangan asma akut, tetapi sebagai terapi pemeliharaan rutin untuk mencegah penyakit kambuh dan memperbaiki fungsi paru-paru.

Cara pemakaian inhaler ini cukup spesifik, di mana alat harus dibuka hingga terdengar bunyi klik, kemudian tuas ditekan dan alat diarahkan ke mulut. Setelah menghirup bubuknya dalam-dalam, tahan napas selama 10 detik dan buang napas secara perlahan.

Dosis yang dianjurkan adalah 1 kali hirupan sebanyak 2 kali sehari, berlaku baik untuk orang dewasa maupun anak-anak berusia di atas 4 tahun. Meskipun begitu, pemakaian Seretide Diskus memerlukan resep dokter dan arahan khusus untuk menurunkan risiko efek samping seperti sakit kepala, tremor, dan kram otot.

4. Teosal Tablet

Teosal Tablet merupakan obat golongan bronkodilator yang mengandung kombinasi Salbutamol dan Theophylline. Keduanya punya peran masing-masing dalam melebarkan saluran pernapasan dan melemaskan otot polos di saluran pernapasan.

Obat ini biasanya digunakan untuk mengatasi asma bronkial dan bronkitis kronis. Untuk memperoleh manfaat tersebut, konsumsi 1 tablet Teosal sebanyak 3 kali sehari untuk orang dewasa dan ½ tablet sebanyak 3 kali sehari untuk anak-anak berusia 6–12 tahun.

Bagi Anda yang memiliki kondisi hipertiroidisme, hipertensi berat, atau gangguan jantung lainnya, pemakaian obat ini harus dilakukan di bawah pengawasan dokter. Kelompok orang tertentu seperti lansia dan anak-anak berusia di bawah 6 tahun juga perlu menggunakan obat ini secara hati-hati.

Efek samping yang mungkin terjadi umumnya ringan bila digunakan sesuai anjuran. Namun, efek samping seperti tremor, palpitasi, takikardia, sakit kepala, mual, muntah, hingga gangguan lambung bisa muncul ketika obat ini dikonsumsi dalam dosis tinggi. Efek samping lainnya seperti muntah darah dan demam bahkan juga dapat terjadi pada anak-anak.

5. Salbutamol Tablet

Obat berbentuk tablet ini bekerja secara langsung dengan merangsang reseptor beta-adrenergik, khususnya pada otot polos bronkus, sehingga saluran napas menjadi lebih rileks dan terbuka. Selain manfaat utamanya untuk meredakan gangguan pernapasan, Salbutamol juga memiliki efek tokolitik atau mengurangi kontraksi rahim.

Obat ini umum digunakan untuk mengatasi kondisi bronkospasme, yang sering dijumpai pada berbagai gangguan pernapasan seperti asma bronkial, asma akibat alergi, bronkitis asmatis, serta emfisema. Anjuran dosisnya sendiri berbeda-beda tergantung usia pasien sebagai berikut:

  • Orang dewasa: Konsumsi dosis 2–4 mg tablet sebanyak 3–4 kali sehari.
  • Anak-anak berusia 6–12 tahun: Konsumsi dosis 2 mg tablet sebanyak 2 kali sehari.
  • Anak-anak berusia 2–6 tahun: Konsumsi dosis 1–2 mg sebanyak 3 kali sehari.

Efek samping yang mungkin timbul antara lain jantung berdebar (takikardi), palpitasi, mual, muntah, kram otot, tremor, dan sakit kepala. Bila terjadi efek yang tidak biasa atau memburuk, segera hubungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Itulah beberapa informasi terkait daftar obat asma yang perlu diketahui. Manfaatkan fitur Beli Obat dari VIVA Apotek untuk mendapatkan obat yang Anda butuhkan. Ingat untuk selalu jaga kesehatanmu, ya!

Explore
Drag