Skip links
Obat Pencahar di Apotek

5 Obat Pencahar di Apotek

Obat Pencahar di ApotekMasalah susah buang air besar atau sembelit merupakan gangguan pencernaan yang umum terjadi pada berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga lansia. Kondisi ini bisa disebabkan oleh pola makan rendah serat, kurang minum, stres, atau efek samping obat-obatan tertentu.

Untuk mengatasinya, terdapat berbagai jenis obat pencahar yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing individu. Namun, memahami jenis obat pencahar perlu dilakukan demi mencegah penggunaan yang tidak tepat dan efek samping tertentu. Berikut adalah daftar obat pencahar yang umum digunakan beserta dengan kandungan, cara kerja, dosis, serta potensi efek samping yang perlu diwaspadai.

Daftar Obat Pencahar di Apotek

1. Microlax Gel

Microlax Gel adalah pencahar berbentuk gel yang dirancang untuk membantu mengatasi sembelit atau kesulitan buang air besar. Gel ini bekerja dengan menurunkan tegangan permukaan tinja sekaligus menarik air ke dalam usus besar sehingga feses lebih mudah dikeluarkan.

Obat ini dapat digunakan oleh berbagai kelompok termasuk lansia, wanita hamil, anak-anak, serta pasien yang pergerakannya terbatas dan harus berbaring di tempat tidur. Microlax Gel menjadi solusi cepat dan praktis untuk melancarkan buang air besar tanpa perlu penggunaan oral.

Dosis penggunaannya untuk dewasa dan anak-anak berusia di atas 3 tahun adalah 1 tube tiap pemakaian. Untuk memakainya, keluarkan sebagian isi tube untuk melumasi ujung pipa (kanula), lalu masukkan ke dalam anus dan tekan hingga seluruh isinya keluar. Setelah itu, cabut tube dengan tetap menekannya agar tidak ada isi yang tersisa di saluran anus.

Microlax bekerja dalam waktu singkat yaitu sekitar 5–15 menit setelah pemakaian. Namun, Anda perlu waspada terhadap efek samping seperti diare atau kehilangan cairan tubuh, terutama jika digunakan terlalu sering atau pemakaiannya tidak sesuai anjuran.

2. Lactulax Sirup

Sebagai obat pencahar berbentuk cair, Lactulax Sirup bekerja dengan cara menarik cairan ke dalam saluran cerna sehingga feses menjadi lebih lunak dan mudah dikeluarkan. Selain itu, Lactulax juga menurunkan tingkat keasaman (pH) feses dan membantu menekan pertumbuhan bakteri berbahaya di dalam usus.

Lactulax umumnya digunakan untuk mengatasi konstipasi kronis serta kondisi medis tertentu seperti gangguan otak akibat gangguan fungsi hati (portal systemic encephalopathy). Obat ini aman digunakan oleh berbagai kelompok usia, mulai dari bayi hingga orang dewasa, dengan penyesuaian dosis sesuai usia dan kondisi tubuh masing-masing. Pada tiga hari pertama pengobatan, berikut adalah dosis yang dianjurkan untuk tiap kelompok usia:

  • Dewasa: Konsumsi dosis 3–9 sendok takar per hari.
  • Anak-anak berusia 5–14 tahun: Konsumsi dosis 3 sendok takar per hari.
  • Anak-anak berusia 1–5 tahun Konsumsi dosis 1–2 sendok takar per hari.
  • Bayi berusia di bawah 1 tahun: Konsumsi dosis 1 sendok takar (5 ml) per hari.

Lactulax Sirup dapat diminum sebelum atau sesudah makan, di mana konsumsinya lebih baik dilakukan saat sarapan. Tujuannya adalah untuk mencegah rasa tidak nyaman pada saluran cerna. Walaupun umumnya aman dikonsumsi, penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan efek samping seperti nyeri perut, kram, mual, muntah, diare, perut kembung, dan rasa haus. Penderita diabetes juga perlu berhati-hati dalam mengonsumsi obat ini karena kandungan gula yang ada di dalamnya.

3. Dulcolax Tablet

Dulcolax Tablet adalah obat pencahar yang mengandung Bisacodyl dan dikemas dalam bentuk tablet salut enterik. Selain membantu mengatasi sembelit, obat ini juga sering digunakan sebagai persiapan menjelang prosedur medis tertentu seperti pemeriksaan diagnostik atau sebelum operasi.

Untuk mengatasi konstipasi, dosis yang biasa diberikan adalah 2–3 tablet per hari untuk dewasa dan remaja (usia di atas 12 tahun) serta 1 tablet per hari untuk anak-anak berusia 6–12 tahun. Sementara itu, anak-anak berusia di bawah 6 tahun perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Untuk persiapan prosedur medis,

Dulcolax biasanya dikombinasikan dengan obat supositoria dan dikonsumsi pada malam hari sebelum tindakan atau operasi. Tujuan dari konsumsi pada malam hari adalah karena waktu kerja obat ini berkisar antara 6–12 jam sehingga efek pencahar dapat bekerja di pagi hari.

Efek samping yang mungkin timbul meliputi rasa tidak nyaman pada perut, diare, mual, muntah, kram, serta reaksi alergi seperti gatal-gatal, pembengkakan, hingga anafilaksis. Jika Anda mengalami gejala yang tidak biasa atau bahkan memburuk, segera konsultasi dengan tenaga medis.

4. Laxing Kapsul

Dirancang secara khusus untuk melancarkan proses buang air besar, Laxing Kapsul sering digunakan sebagai solusi alami untuk mengatasi masalah sembelit ringan yang tidak memerlukan penanganan medis intensif.

Obat ini mengandung bahan herbal seperti daun Senna, daun lidah buaya, dan biji adas. Kombinasi ketiga bahan alami ini bekerja secara sinergis untuk melancarkan proses buang air besar dengan merangsang pergerakan usus dan membantu melunakkan tekstur feses.

Dosis yang dianjurkan adalah 1–2 kapsul per hari yang diminum pada malam hari sebelum tidur. Penggunaan di waktu ini bertujuan agar efek pencahar dapat dirasakan pada pagi hari. Meskipun berbahan dasar alami, penggunaannya tetap perlu mengikuti aturan pakai yang tertera agar terhindar dari efek yang tidak diinginkan.

Efek samping yang dimaksud dan berpotensi terjadi yaitu kram perut, rasa tidak nyaman di perut, serta tekstur feses menjadi sangat cair. Pada sebagian orang, konsumsi Laxing juga dapat menyebabkan perubahan warna urine menjadi kekuningan atau kemerahan.

5. Laxadine Sirup

Hadir dalam bentuk sirup atau emulsi, Laxadine Sirup bekerja dengan merangsang gerakan peristaltik pada usus besar, mengurangi penyerapan kembali air, serta melicinkan jalannya feses sehingga proses buang air besar menjadi lebih mudah.

Dosis harian yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah 3–4 sendok takar, sementara anak-anak berusia 6–12 tahun disarankan cukup mengonsumsi setengah dari dosis dewasa. Obat ini dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan sesuai kenyamanan masing-masing.

Konsumsi Laxadine Sirup perlu dilakukan dengan hati-hati, terutama bagi lansia, wanita hamil atau menyusui, serta anak di bawah 6 tahun. Penggunaan harus segera dihentikan jika muncul gejala gangguan pencernaan seperti mual atau muntah. Pemakaian jangka panjang tidak disarankan karena bisa menyebabkan dehidrasi, otot melemah, serta penurunan berat badan.

Efek samping yang mungkin timbul meliputi reaksi alergi pada kulit seperti ruam dan gatal, rasa terbakar di saluran cerna, hingga kehilangan cairan dan elektrolit. Obat ini juga tidak boleh digunakan oleh pasien yang mengalami sumbatan usus atau nyeri perut yang belum diketahui penyebabnya. Jika efek samping berlanjut, jangan ragu untuk segera menghubungi tenaga medis.

Itulah beberapa informasi terkait daftar obat pencahar yang perlu diketahui. Manfaatkan fitur Beli Obat dari VIVA Apotek untuk mendapatkan obat yang Anda butuhkan. Ingat untuk selalu jaga kesehatanmu, ya!

Explore
Drag