Cacar air pada anak merupakan infeksi virus yang disebabkan oleh virus varicella zoster. Meskipun penyakit ini umum terjadi pada bayi dan anak-anak di bawah usia 9 tahun, tapi juga dapat menyerang kelompok usia dewasa.
Penyakit ini biasanya memiliki gejala ringan, seperti demam dan ruam gatal dengan bintik-bintik di seluruh tubuh. Karena itu, penting bagi Anda sebagai orang tua untuk memahami gejala, cara penanganan dan pengobatan yang tepat, serta langkah pencegahannya berikut ini.
Gejala Cacar Air pada Anak
Gejala cacar air pada anak yang muncul, yaitu:
- Demam
- Kehilangan nafsu makan
- Sakit kepala
- Kelelahan dan perasaan tidak enak badan secara umum
Gejala anak yang terinfeksi cacar air akan muncul antara 10 hingga 21 hari setelah tertular virus.
Selain beberapa gejala di atas, anak akan mengalami ruam merah yang gatal dengan beberapa bintik di satu tempat, seperti area leher atau badan.
Namun, setelah beberapa hari, ruam akan menyebar luas ke area tubuh lain, termasuk kulit kepala, mulut, lengan, kaki, dan alat kelamin, dan ruamnya akan berubah menjadi lepuhan berisi cairan yang seiring waktu akan pecah dan membentuk permukaan berkerak.
Penyebab dan Penularan Cacar Air pada Anak
Cacar air pada anak disebabkan oleh virus varicella-zoster (VZV). Virus ini juga dapat menyebabkan ruam kulit yang disebut herpes zoster di kemudian hari.
Cacar air sangat menular, dan bisa menyebar dengan cepat di tempat-tempat seperti tempat penitipan anak, taman bermain, dan di rumah.
Setelah anak terinfeksi cacar air, virus tersebut menjadi jinak di sistem saraf selama sisa hidupnya. Virus tersebut dapat aktif kembali di kemudian hari.
Namun, anak-anak yang telah melakukan vaksin cacar air jauh lebih kecil kemungkinannya untuk terkena herpes zoster saat mereka dewasa.
Virus cacar air sangat menular dan menyebar melalui:
- Droplet udara: Ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin, virus dapat berpindah melalui udara.
- Kontak langsung: Bersentuhan dengan cairan dari lepuhan cacar air.
- Kontak tidak langsung: Virus juga bisa menyebar melalui benda yang telah terkontaminasi, seperti pakaian atau mainan.
Anak-anak yang belum divaksinasi atau belum pernah terpapar virus memiliki risiko tertinggi terkena cacar air. Masa inkubasi virus ini berkisar antara 10–21 hari setelah paparan awal.
Selama kondisi anak masih menular, jauhkan dari orang lain yang belum pernah terkena cacar air atau belum divaksin cacar air terutama pada anak kecil, anak dengan kondisi sistem kekebalan tubuh yang terganggu, dan ibu hamil.
Infeksi cacar air selama 20 minggu pertama kehamilan dapat menyebabkan cacat lahir yang parah dan masalah pada janin.
Pengobatan Cacar Air pada Anak
Karena cacar air disebabkan oleh virus, jadi tidak bisa diobati dengan antibiotik. Namun, dokter akan meresepkan antibiotik jika bakteri menginfeksi luka. Hal ini dapat terjadi ketika anak-anak menggaruk dan memencet lepuhan cacar air.
Pengobatan cacar air pada anak bersifat simptomatik, atau bertujuan untuk mengurangi rasa tidak nyaman dan mencegah komplikasi. Berikut langkah-langkah yang dapat Anda lakukan:
1. Istirahat yang Cukup
Pastikan anak istirahat dengan cukup, untuk membantu sistem imun tubuh melawan virus dan membantu mempercepat proses pemulihan.
2. Minum Obat Pereda Gejala
Anda bisa memberikan paracetamol yang dijual bebas untuk menurunkan demam anak. Hindari pemberian aspirin karena dapat memicu sindrom Reye, kondisi serius yang bisa memengaruhi hati dan otak anak.
3. Gunakan Krim atau Losion untuk Gatal
Rasa gatal pada kulit bisa diatasi dengan mengoleskan salep atau losion ke kulit. Gunakan produk seperti losion kalamin, atau losion dengan kandungan menthol 0,25%.
Anda harus berkonsultasi kepada dokter anak jika ingin menggunakan antihistamin oral yang dijual bebas.
Dalam kasus yang lebih parah, dokter dapat meresepkan obat antivirus seperti acyclovir, terutama jika anak memiliki kondisi medis tertentu atau sistem imun yang lemah.
4. Menjaga Kebersihan Kulit
Rasa gatal akan memicu anak untuk refleks menggaruk bentol cacar air. Oleh sebab itu, pastikan kuku anak dipotong pendek untuk menghindari luka akibat garukan.
Anda bisa memakaikan sarung tangan atau kaus kaki di tangan mereka untuk bantu mencegah anak menggaruk kulit terlalu keras.
Komplikasi Cacar Air pada Anak
Meskipun cacar air biasanya memiliki gejala yang ringan, beberapa anak dapat mengalami komplikasi, seperti:
- Infeksi bakteri pada kulit akibat garukan
- Pneumonia atau radang paru-paru
- Ensefalitis atau peradangan pada otak
- Dehidrasi akibat demam tinggi dan kehilangan nafsu makan.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature, risiko komplikasi cacar air lebih tinggi terjadi pada bayi, remaja, dan anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Cacar air anak dapat didiagnosis dengan pemeriksaan adanya ruam dan gejala lainnya. Beri tahu dokter jika anak mengalami kondisi berikut:
- Ruam yang menyebar ke satu atau kedua mata.
- Ruam terasa hangat atau nyeri. Ini mungkin pertanda adanya kulit yang terinfeksi oleh bakteri.
- Anak mengalami gejala yang lebih serius bersamaan dengan ruam seperti pusing, kebingungan, detak jantung cepat, sesak napas, gemetar, kehilangan kemampuan untuk menggunakan otot bersamaan, batuk semakin parah, muntah, leher kaku atau demam lebih dari 38,9 derajat Celcius.
Pencegahan Cacar Air pada Anak
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah anak tertular cacar air.
1. Vaksin Cacar Air
Kebanyakan orang yang telah melakukan vaksin cacar air tidak akan terkena cacar air. Bila mereka tetap terkena cacar air, gejalanya akan jauh lebih ringan.
Disarankan agar anak-anak mendapatkan vaksin cacar air dengan ketentuan sebagai berikut:
- Suntikan dosis pertama saat anak berusia 12–15 bulan.
- Suntikan dosis penguat atau lanjutan saat anak berusia 4–6 tahun.
Anak usia 6 tahun ke atas yang belum pernah terkena cacar air dan tidak vaksin harus mendapatkan dua dosis vaksin.
Sementara, anak-anak yang pernah terkena cacar air tidak memerlukan vaksin, hal ini karena mereka telah memiliki perlindungan seumur hidup terhadap penyakit tersebut.
Namun, penting dicatat, bila anak sudah terinfeksi cacar air maka tidak dapat dilakukan vaksinasi karena sudah terlambat.
Hal ini karena anak tersebut sudah tertular selama 3-7 hari yang lalu, dan virus cacar air sudah berkembang biak dan menyebar keseluruh tubuh anak, dan vaksinasi cacar air tidak dapat menghentikan proses tersebut.
2. Menghindari Kontak dengan Penderita Cacar Air
Jika ada anggota keluarga atau teman yang terinfeksi, pastikan anak Anda tidak melakukan kontak langsung untuk mencegah penularan cacar air.
3. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Pastikan anak mendapatkan asupan nutrisi, istirahat yang cukup, dan rutin mencuci tangan untuk mencegah infeksi virus.
Itu dia penjelasan lengkap mengenai gejala cacar air pada anak, beserta pengobatan dan pencegahan yang bisa Anda lakukan.
Selalu jaga kesehatan Anda dan keluarga dengan memanfaatkan fitur Beli Obat dari Viva Apotek untuk mendapatkan obat yang dibutuhkan!