Sakit maag kerap kambuh di beberapa kondisi, salah satunya yang paling sering ditemui adalah ketika perut dalam kondisi kosong akibat terlambat makan, entah karena sibuk bekerja atau aktivitas lainnya yang membuat seseorang terdistraksi.
Di bulan puasa, risiko maag bisa jadi lebih tinggi karena tubuh tidak mendapatkan asupan yang cukup selama lebih dari 12 jam, terutama bagi orang yang memiliki riwayat maag sebelumnya. Gejala yang biasanya timbul yaitu sensasi nyeri pada bagian dada atau ulu hati yang disertai dengan mual atau muntah.
Tidak hanya perut kosong, maag saat puasa juga bisa disebabkan oleh faktor lainnya seperti pola makan yang kurang tepat, menu sahur dan berbuka yang tidak sehat, sampai gaya hidup tertentu yang berdampak negatif terhadap tubuh seperti merokok di luar waktu berpuasa.
Meskipun tampaknya serius, ada beberapa cara mencegah maag saat puasa yang bisa dicoba. Tips ini bisa efektif asalkan Anda menerapkannya dengan konsisten di sepanjang bulan Ramadan. Simak lebih lanjut di artikel berikut, yuk!
Cara Mencegah Maag saat Berpuasa
Agar dapat menjalankan ibadah puasa dengan nyaman, risiko maag tentunya perlu diminimalkan, terutama bagi orang yang pernah menderita gangguan ini sebelumnya. Berikut adalah cara mencegah maag yang bisa dicoba saat bulan puasa:
1. Pilih Menu Sahur yang Tepat
Karbohidrat kompleks seperti oatmeal, nasi merah, ubi, atau roti gandum cenderung membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dicerna oleh tubuh dibandingkan karbohidrat sederhana seperti nasi putih atau roti putih.
Dampaknya adalah energi yang dihasilkan dari pemrosesan karbohidrat akan lebih lambat dan stabil. Ini berguna untuk mencegah lonjakan kadar gula darah yang biasanya ditemui pada konsumsi nasi putih atau karbohidrat sederhana lainnya sehingga asam lambung berlebih dapat dicegah.
Selain itu, konsumsi protein seperti ikan, telur, serta tahu dan tempe dapat mendukung perbaikan sel-sel tubuh, termasuk lapisan dinding lambung yang bisa mencegah terjadinya maag. Tapi, perlu diingat untuk membatasi konsumsi daging yang kadar lemak jenuhnya tinggi karena dapat merangsang produksi asam lambung.
Di sisi lain, makanan yang berisiko memicu iritasi pada dinding lambung seperti makanan pedas dan asam juga sebaiknya dibatasi atau bahkan dihindari selama bulan Ramadan. Jajanan berminyak seperti gorengan yang lazim dikonsumsi untuk takjil disarankan untuk tidak dimakan terlalu sering karena meningkatkan risiko asam lambung naik sampai ke kerongkongan.
Tidak hanya membuat tubuh merasa kenyang lebih lama saat puasa, konsumsi serat yang cukup juga dapat menurunkan risiko maag karena dapat menyerap kelebihan asam lambung dan menjaga kesehatan saluran cerna. Serat sendiri bisa diperoleh dari sayuran hijau seperti bayam dan brokoli.
2. Makan Secara Perlahan dan Secukupnya
Ketika berbuka puasa, beberapa orang cenderung makan dalam porsi besar dan terburu-buru demi menuntaskan rasa laparnya. Padahal, langkah tersebut tidak dianjurkan karena dapat memberikan beban berlebih pada lambung.
Agar makanan dapat dicerna dengan baik, kunyah makanan secara perlahan dan nikmati setiap gigitannya. Ini juga membantu enzim pencernaan agar dapat bekerja lebih efektif sehingga mengurangi produksi gas di dalam lambung.
Selain itu, makan dalam porsi kecil tapi bergizi dan padat nutrisi lebih disarankan ketimbang makan dalam jumlah banyak sekaligus. Makanan padat nutrisi yang disebut juga sebagai superfood ini contohnya adalah buah, kacang-kacangan, ikan, dan telur.
3. Batasi Minuman Pemicu Asam Lambung
Minuman yang mengandung kafein seperti kopi dapat merangsang produksi asam lambung, apalagi jika dikonsumsi dalam kondisi perut kosong sehingga meningkatkan risiko iritasi lambung.
Sebenarnya, teh juga mengandung kafein seperti kopi. Namun berbeda dengan kopi, ada beberapa jenis teh yang cenderung lebih aman dikonsumsi sebelum lambung dalam keadaan kosong ketika berpuasa. Contohnya adalah teh chamomile yang terbuat dari ekstrak bunga chamomile dan memiliki sifat antiinflamasi.
Minuman bersoda juga sebaiknya dibatasi karena mengandung gas yang dapat meningkatkan tekanan dalam lambung dan memicu naiknya asam lambung hingga kerongkongan.
Sebaliknya, pilih minuman sehat seperti air mineral untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan optimal. Susu rendah lemak bisa menjadi alternatif lainnya untuk membantu menetralkan asam lambung. Hindari susu full cream yang terlalu banyak karena justru dapat memperburuk gejala maag.
4. Hindari Langsung Tidur Setelah Sahur
Posisi berbaring ketika tidur membuat tubuh tidak mampu menjaga asam lambung tetap berada di tempatnya akibat efek gravitasi. Akibatnya, makanan yang belum sepenuhnya dicerna bisa menekan katup lambung dan menyebabkan asam lambung naik.
Selain itu, risiko Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) bisa meningkat yang ditandai dengan sensasi terbakar di dada atau tenggorokan. Proses pencernaan juga cenderung melambat sehingga perut terasa penuh dan tidak nyaman.
Oleh karena itu, disarankan untuk menunggu setidaknya 1 jam setelah makan sebelum kembali berbaring. Apabila memang merasa mengantuk, Anda bisa mengambil posisi duduk untuk beristirahat sejenak tanpa perlu merebahkan tubuh di atas tempat tidur.
5. Pilih Makanan Ringan untuk Berbuka
Setelah seharian berpuasa, lambung dalam kondisi kosong dan sensitif. Jika langsung mengonsumsi makanan berat, saluran cerna akan kaget dan perlu bekerja lebih keras sehingga berisiko memicu maag atau penyakit lainnya.
Salah satu makanan ringan yang dianjurkan untuk disantap saat berbuka adalah kurma. Meskipun tampaknya kecil, konsumsinya sebanyak 3 buah sudah cukup untuk mengembalikan sebagian energi yang hilang saat berpuasa tanpa meningkatkan asam lambung secara berlebih.
Buah-buahan seperti pisang dan pepaya juga dapat membantu melapisi dinding lambung sehingga mengurangi risiko iritasi. Bagi Anda penggemar sup hangat, makanan tersebut bisa menjadi opsi lainnya untuk mempersiapkan lambung sebelum menerima makanan utama dan mengurangi risiko nyeri perut akibat perubahan kadar asam di lambung.
6. Hindari Merokok
Walaupun merokok tidak diperbolehkan saat puasa, sebagian besar perokok cenderung tetap melakukannya di bulan Ramadan. Bedanya, mereka biasanya merokok di luar jam puasa, entah sebelum sahur atau setelah berbuka.
Karena rokok bersifat iritan bagi dinding lambung dan dapat merangsang produksi asam lambung berlebihan, aktivitas ini tidak dianjurkan untuk dilakukan selama bulan Ramadan, khususnya bagi perokok yang menderita maag kronis.
Tidak hanya itu, rokok juga mengandung nikotin yang dapat melemahkan katup yang mencegah asam lambung naik ke tenggorokan (otot sfingter esofagus bagian bawah) sehingga meningkatkan risiko kenaikan asam lambung.
7. Kelola Stres dengan Baik
Stres dapat muncul kapan pun, termasuk di bulan Ramadan. Namun, dampaknya di periode ini bisa jadi berlipat ganda karena kondisi tubuh yang tidak sebaik hari lainnya. Stres sendiri dapat memicu pelepasan hormon kortisol yang meningkatkan produksi asam lambung dan membuat otot perut menegang.
Untuk mengelola stres, Anda bisa mencoba beberapa cara seperti relaksasi pernapasan dalam atau meditasi untuk menenangkan pikiran. Selain menambah pahala di bulan puasa, banyak beribadah juga dapat membuat hati lebih tenang dan menjaga kesehatan mental.
Itulah beberapa informasi terkait cara mencegah maag saat puasa yang perlu diketahui. Manfaatkan fitur Beli Obat dari Viva Apotek untuk mendapatkan obat yang Anda butuhkan. Ingat untuk selalu jaga kesehatanmu, ya!