Skip links
Catat, Ini 5 Penyebab Gangguan Pencernaan saat Puasa

Catat, Ini 5 Penyebab Gangguan Pencernaan saat Puasa

Pola makan yang berubah selama puasa Ramadan membuat tubuh perlu menyesuaikan diri. Meskipun sebagian besar orang dapat melalui fase tersebut dengan baik, ada sebagian kelompok yang butuh waktu lebih lama untuk beradaptasi karena mengalami gangguan pencernaan.

Apabila mengalami hal tersebut, ada beberapa penyebab gangguan pencernaan yang bisa jadi berkaitan dengan gaya hidup Anda sehari-hari. Namun tidak perlu khawatir, gangguan pencernaan bisa diatasi lewat beberapa cara yang juga akan dibahas lebih lanjut di bawah ini.

Penyebab Gangguan Pencernaan saat Puasa

Di kasus tertentu, asupan gizi yang tidak masuk ke tubuh secara reguler selama bulan Ramadan memang bisa memicu gangguan pencernaan. Jenis penyakit yang paling umum terjadi yaitu kenaikan asam lambung, maag, sampai sensasi panas atau terbakar di dada.

Lalu, apa saja penyebab munculnya gangguan pencernaan tersebut selama puasa Ramadan?

Kebiasaan Makan yang Tidak Baik

Kecenderungan untuk mengonsumsi makanan secara berlebih, baik ketika sahur maupun berbuka, bisa memicu gangguan pencernaan. Alih-alih membuat kenyang, sistem pencernaan akan kesulitan menangani perubahan mendadak, di mana tubuh tiba-tiba mendapatkan terlalu banyak makanan setelah dibiarkan kosong selama lebih dari 12 jam.

Terlalu cepat mengonsumsi makanan selama berbuka pun bisa memicu gangguan pencernaan seperti kembung dan sakit perut. Penyebabnya adalah lambung dan usus yang bekerja tiada henti sehingga tidak bisa mencerna makanan dengan optimal.

Konsumsi Makanan Tidak Sehat

Makanan berminyak seperti gorengan memang terasa lezat untuk dikonsumsi ketika berbuka puasa. Tapi jika dikonsumsi secara berlebihan dan terus menerus selama bulan puasa, tubuh berisiko mengalami gangguan tertentu seperti Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) dan perut kembung.

Masalah tersebut juga bisa dipicu lewat konsumsi makanan tidak sehat lainnya. Contohnya seperti makanan yang terlalu pedas dan minuman berkafein seperti kopi. Bahkan, makanan pedas dapat memicu peradangan lambung atau gastritis sehingga perut terasa nyeri yang disertai dengan mual.

Kurangnya Asupan Air Mineral

Untuk menjalani ibadah puasa mulai dari pagi sampai petang, asupan mineral yang tercukupi ketika sahur sangat penting. Jika diabaikan, Anda berisiko terkena dehidrasi yang bisa memperlambat pergerakan usus hingga memicu sembelit.

Jumlah yang disarankan adalah sebanyak 2 gelas air mineral, di mana konsumsinya dibagi menjadi 1 gelas ketika bangun tidur dan 1 gelas setelah sahur. Angka tersebut bisa disesuaikan dengan kondisi tubuh masing-masing, terutama bagi orang yang memang butuh lebih banyak cairan.

Namun, perlu diingat untuk tidak mengonsumsi air mineral terlalu banyak karena justru dapat memicu efek samping. Beberapa contoh yang lazim ditemui adalah perut kembung sehingga terasa tidak nyaman ketika berpuasa.

Perubahan Pola Tidur

Karena harus bangun lebih awal untuk sahur, pola tidur tentu akan berubah selama bulan Ramadan. Perubahan itu sendiri bisa memengaruhi proses metabolisme tubuh sehingga membuat perut terasa nyeri sampai mengalami sulit buang air besar.

Tidak hanya itu, kebiasaan langsung tidur setelah sahur juga bisa mengakibatkan asam lambung naik dan memicu sensasi terbakar di dada. Ini disebabkan karena tubuh perlu tetap aktif agar lambung dapat mencerna makanan dengan baik.

Stres Berlebihan

Tidak hanya di bulan Ramadan, stres memang bisa datang kapan saja, entah karena beban pekerjaan atau faktor lainnya. Namun, efek samping yang dihasilkan bisa jadi lebih serius jika stres dialami ketika berpuasa.

Produksi asam lambung akan meningkat karena tubuh yang memproduksi lebih banyak hormon kortisol dan adrenalin ketika stres. Sebagai akibatnya, gejala yang mengganggu seperti perut terasa panas dan nyeri ulu hati dapat muncul kapan saja.

Berkaitan dengan pola makan yang tidak sehat di atas, orang yang mengalami stres juga cenderung mengonsumsi lebih banyak makanan. Dampaknya, perut akan merasa terlalu kenyang setelah berbuka sehingga terasa tidak nyaman.

Cara Mengatasi Gangguan Pencernaan saat Puasa

Untuk mengatasi gangguan pencernaan seperti maag atau asam lambung naik saat puasa Ramadan, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan di rumah sebagai berikut:

Cukupi Kebutuhan Air Mineral

Air mineral tidak hanya penting untuk menjaga kadar cairan tubuh tetap seimbang, tapi juga membantu kinerja sistem pencernaan. Pola konsumsi air mineral yang dianjurkan adalah 2-4-2, di mana terdiri dari 2 gelas saat berbuka, empat gelas di antara berbuka dan sahur, serta 2 gelas saat sahur.

Selain itu, jangan lupa untuk batasi konsumsi minuman berkafein seperti kopi dan teh selama berpuasa. Ini disebabkan karena keduanya bersifat diuretik yang dapat membuat tubuh kehilangan lebih banyak cairan.

Hindari Makan Terlalu Banyak

Karena rasa lapar yang memuncak, beberapa orang kerap makan terlalu banyak ketika berbuka puasa. Demi mencegah gangguan pencernaan, konsumsi takjil secukupnya ketika mulai berbuka seperti 3 buah kurma dan air mineral.

Setelah melakukan ibadah shalat Maghrib, Anda bisa mulai mengonsumsi makanan berat dengan menjaga porsinya agar tetap wajar. Kebiasaan ini dapat membantu lambung beradaptasi sehingga sistem pencernaan bisa bekerja dengan lebih optimal.

Konsumsi Lebih Banyak Serat

Untuk melancarkan pencernaan selama berpuasa, serat punya peran penting dalam diet di bulan Ramadan. Fungsinya adalah untuk membantu pergerakan usus agar tetap lancar, mencegah sulit buang air besar, dan memberikan rasa kenyang yang lebih lama.

Serat sendiri bisa ditemui dari berbagai sumber nutrisi seperti sayur, buah, kacang, dan beragam biji-bijian. Contoh buah kaya serat yang baik dikonsumsi selama berpuasa adalah pepaya, pisang, dan apel.

Bagi Anda yang tidak memiliki kondisi medis tertentu seperti intoleransi laktosa, konsumsi makanan fermentasi seperti yogurt juga baik dalam menjaga keseimbangan bakteri di saluran pencernaan, khususnya pada usus.

Beri Jeda Antara Makan dan Tidur

Langsung berbaring dan tidur setelah makan, baik itu ketika sahur maupun berbuka, dapat meningkatkan risiko asam lambung naik. Untuk mencegahnya, usahakan agar tidak tidur setidaknya 1,5 hingga 2 jam setelah makan berat.

Apabila memang merasa mengantuk setelah berbuka, coba lakukan kegiatan ringan seperti berjalan kaki. Tidak hanya mengulur waktu sebelum tidur, aktivitas fisik juga bisa membantu tetap aktif bergerak sehingga fungsi tubuh terjaga.

Masih berkaitan dengan tidur, jangan lupa untuk jaga pola tidur di malam hari. Karena harus bangun lebih awal, usahakan agar tidak tidur terlalu larut. Dengan ini, Anda dapat menjaga durasi tidur ideal di angka 7–8 jam untuk orang dewasa.

Hindari Makanan Berlemak Tinggi

Seperti dijelaskan sebelumnya, makanan berlemak dan berminyak dapat membuat perut terasa tidak nyaman ketika berpuasa. Contoh makanan yang harus dibatasi konsumsinya adalah gorengan, makanan bersantan, dan makanan cepat saji.

Sebagai gantinya, pilih makanan yang diproses dengan cara yang lebih sehat, entah itu dengan direbus, dipanggang, atau dikukus. Jenis makanan yang bisa dipilih sendiri antara lain yaitu ayam tanpa kulit, ikan, serta tahu dan tempe.

Itulah beberapa informasi terkait gangguan pencernaan saat puasa yang perlu diketahui. Manfaatkan fitur Beli Obat dari Viva Apotek untuk mendapatkan obat yang Anda butuhkan. Ingat untuk selalu jaga kesehatanmu, ya!

Explore
Drag