Skip links
ispa adalah

ISPA: Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

ISPA AdalahDi tengah padatnya aktivitas harian dan kondisi cuaca yang sering berubah-ubah, tubuh manusia tak jarang mengalami gangguan kesehatan, salah satunya infeksi saluran pernapasan akut atau lebih dikenal dengan istilah ISPA.

Penyakit ini sangat umum dijumpai, terutama pada musim pancaroba atau di lingkungan yang padat dan kurang bersih. Meskipun gejalanya kerap dianggap ringan, ISPA tetap harus diwaspadai karena bisa berkembang menjadi infeksi yang lebih serius jika tidak ditangani dengan benar.

ISPA bisa menyerang siapa saja, mulai dari anak-anak, orang dewasa, hingga lansia. Di negara berkembang, penyakit ini bahkan menjadi salah satu penyebab utama orang berobat ke fasilitas kesehatan. Oleh sebab itu, pemahaman yang baik mengenai ISPA sangat penting agar tanda-tandanya dapat dikenali sejak dini dan mencegah penyebarannya.

Pada artikel ini, Anda akan mengetahui lebih jauh tentang apa itu ISPA, gejala-gejala umum yang menyertainya, penyebab dan faktor risiko utama, serta cara penanganan dan pencegahannya agar tidak berkembang menjadi kondisi yang lebih serius.

Apa Itu Penyakit ISPA?

ISPA atau infeksi saluran pernapasan akut adalah peradangan yang terjadi pada bagian atas maupun bawah dari sistem pernapasan, termasuk hidung, tenggorokan (faring), laring (kotak suara), dan sinus. ISPA umumnya disebabkan oleh virus, meskipun dalam beberapa kasus juga dapat dipicu oleh infeksi bakteri.

Penyakit ini menyebar dengan sangat mudah, khususnya melalui droplet atau percikan air liur dari orang yang terinfeksi saat batuk, bersin, atau berbicara. Karena hal tersebut, ISPA kerap menyebar dengan cepat di tempat-tempat yang padat penduduk seperti sekolah, kantor, dan transportasi umum.

Beberapa contoh penyakit yang termasuk dalam kategori ISPA antara lain adalah flu (common cold), faringitis (radang tenggorokan), laringitis, dan sinusitis ringan. ISPA perlu mendapatkan perhatian medis yang tepat karena penyebarannya yang tergolong cepat, terutama jika gejala berlangsung lebih dari seminggu atau sistem imun tubuh seseorang tidak cukup kuat.

Gejala ISPA yang Sering Muncul

Gejala ISPA biasanya berkembang secara bertahap dan sebagian besar menyerupai keluhan flu ringan. Namun, karena penyebaran virus yang cepat dan potensi komplikasi yang cukup tinggi, penting untuk mengenali gejala-gejala berikut lebih awal.

  • Gangguan Saluran Pernapasan

Gejala awal ISPA umumnya ditandai dengan hidung tersumbat atau meler, disertai bersin-bersin, tenggorokan terasa gatal atau sakit, serta batuk ringan. Dalam beberapa kasus, penderita juga mengalami demam ringan, terlebih lagi jika infeksi disebabkan oleh virus influenza atau adenovirus.

  • Sakit Kepala dan Nyeri Otot

Selain itu, ISPA dapat menyebabkan sakit kepala ringan, mata berair, dan nyeri otot di beberapa bagian tubuh. Rasa lelah yang muncul biasanya tidak terlalu parah, namun tetap cukup mengganggu aktivitas harian.

  • Gejala Lainnya pada Anak-Anak

Pada anak-anak, ISPA juga bisa menimbulkan gejala lain seperti berkurangnya nafsu makan, rewel, dan sulit tidur. Sementara pada orang dewasa, terutama yang memiliki riwayat penyakit kronis seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronis, ISPA bisa menyebabkan gejala yang sudah ada sebelumnya menjadi semakin memburuk.

Jika tidak ditangani dengan benar, ISPA dapat berkembang menjadi infeksi saluran pernapasan bawah seperti bronkitis atau bahkan pneumonia, khususnya pada kelompok rentan seperti bayi, lansia, dan orang dengan gangguan imun.

Penyebab dan Faktor Risiko ISPA

Penyebab utama ISPA adalah infeksi virus. Virus penyebab ISPA sangat beragam, namun yang paling sering ditemui adalah rhinovirus, coronavirus (meliputi beberapa jenis yang berbeda dari penyebab COVID-19), adenovirus, dan virus influenza. Dalam kasus tertentu, bakteri seperti Streptococcus pyogenes atau Haemophilus influenzae juga bisa menjadi penyebab apabila infeksi virus di awal menyebabkan sistem kekebalan melemah.

Penularan ISPA sangat mudah terjadi melalui kontak langsung dengan penderita atau benda-benda yang telah terkontaminasi virus seperti gagang pintu, smartphone, atau peralatan makan. Virus ini kemudian masuk ke tubuh melalui hidung atau mulut saat seseorang menyentuh wajahnya. Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang terkena ISPA antara lain sebagai berikut.

  • Lingkungan yang padat dan kurang ventilasi seperti ruang kelas atau kantor tertutup.
  • Kebiasaan merokok yang merusak lapisan pelindung saluran napas dan menurunkan daya tahan tubuh lokal.
  • Kondisi cuaca ekstrem, utamanya saat udara dingin dan lembap yang mempercepat pertumbuhan virus.
  • Sistem imun yang lemah, baik karena penyakit tertentu, stres berlebihan, kurang tidur, atau kekurangan gizi.

Anak-anak lebih rentan terkena ISPA karena sistem kekebalan mereka masih dalam tahap perkembangan. Tingkat aktivitas mereka dalam kelompok yang cukup tinggi seperti di sekolah atau taman kanak-kanak juga berkontribusi dalam meningkatkan risiko ISPA.

Cara Mengatasi ISPA

Sebagian besar kasus ISPA bersifat dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 5–10 hari tanpa pengobatan khusus. Akan tetapi, penanganan gejala dan perawatan mandiri tetap penting untuk membantu pemulihan serta mencegah penularan lebih lanjut.

  • Perbanyak Istirahat dan Air Mineral

Istirahat cukup menjadi langkah pertama yang sangat dianjurkan bagi penderita ISPA. Tubuh yang lelah akan sulit melawan infeksi, sehingga memberikan waktu istirahat yang cukup dapat membantu sistem imun bekerja lebih optimal. Perbanyak konsumsi cairan seperti air putih, sup hangat, atau teh jahe juga sangat dianjurkan untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dan membantu mengencerkan lendir.

  • Konsumsi Obat Medis

Untuk meredakan gejala seperti demam, sakit kepala, atau nyeri tenggorokan, dapat digunakan obat pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen. Sementara itu, obat semprot hidung dekongestan dapat membantu membuka saluran hidung yang tersumbat. Namun, penggunaan dekongestan sebaiknya tidak lebih dari tiga hari berturut-turut karena bisa menyebabkan efek rebound atau gejala yang muncul kembali setelah mengonsumsi obat.

Pada kasus ISPA yang disebabkan oleh bakteri, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik. Namun, penting untuk diingat bahwa antibiotik tidak efektif untuk infeksi virus, sehingga penggunaannya harus berdasarkan indikasi medis yang jelas.

  • Batasi Aktivitas di Luar Ruangan

Penting juga untuk tidak memaksakan diri beraktivitas, khususnya di tempat umum, saat mengalami ISPA. Selain memperlambat pemulihan, kegiatan ini juga meningkatkan risiko penularan ke orang lain. Jika memungkinkan, gunakan masker saat batuk atau bersin dan biasakan cuci tangan secara rutin. Untuk mencegah ISPA kembali kambuh, beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan antara lain sebagai berikut.

  • Menjaga kebersihan tangan dan lingkungan sekitar.
  • Meningkatkan daya tahan tubuh dengan pola makan bergizi, cukup tidur, dan rutin berolahraga.
  • Menghindari kontak langsung dengan orang yang sedang sakit.
  • Menjaga sirkulasi udara di dalam ruangan tetap lancar.
  • Melakukan vaksinasi influenza setiap tahun, terutama bagi kelompok risiko tinggi.

Itulah beberapa informasi terkait penyakit ISPA yang perlu diketahui. Manfaatkan fitur Beli Obat dari VIVA Apotek untuk mendapatkan obat yang Anda butuhkan. Ingat untuk selalu jaga kesehatanmu, ya!

Referensi:

  • Cleveland Clinic (2025). Upper Respiratory Infection (URI). https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/4022-upper-respiratory-infection.
  • Healthline (2019). Acute Respiratory Infection. https://www.healthline.com/health/acute-respiratory-disease.
  • Medical News Today (2024). Upper respiratory infection symptoms and treatment. https://www.medicalnewstoday.com/articles/323886.
  • National Library of Medicine (2006). Acute Respiratory Infections in Children. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK11786.
Explore
Drag