Skip links
pentingnya antiseptik untuk luka

Manfaat Antiseptik untuk Luka dan Cara Menggunakannya

Pentingnya Antiseptik untuk LukaDalam kehidupan sehari-hari, luka kecil seperti goresan, lecet, atau sayatan bisa terjadi kapan saja. Meski terlihat sepele, luka yang tidak dirawat dengan benar dapat menjadi pintu masuk bagi bakteri, virus, atau jamur penyebab infeksi.

Di sinilah pentingnya antiseptik untuk luka. Antiseptik adalah zat kimia yang bekerja memperlambat atau menghentikan pertumbuhan mikroorganisme pada permukaan tubuh, sekaligus membantu mencegah infeksi. Memahami manfaat antiseptik untuk luka akan membantu Anda memberikan penanganan yang tepat sejak awal.

Manfaat Antiseptik untuk Luka

Saat kulit atau selaput lendir mengalami kerusakan, penggunaan antiseptik dapat membersihkan area luka sekaligus mengurangi risiko infeksi dari mikroorganisme yang umumnya ada di permukaan kulit. Antiseptik bekerja dengan membunuh, menghambat, atau mengurangi jumlah mikroorganisme melalui proses mekanis maupun aktivitas kimia.

Manfaat antiseptik untuk luka meliputi:

  • Membersihkan luka yang terkontaminasi, termasuk luka sayat, lecet, luka bakar, hingga gigitan serangga atau hewan.
  • Mengurangi risiko infeksi pada luka kecil maupun luka yang membutuhkan perhatian medis.
  • Membantu perawatan kondisi kulit tertentu seperti jerawat (acne) dan dermatitis atopik (eksim).

Selain digunakan untuk luka, ada manfaat antiseptik lainnya yang tidak kalah penting:

  • Cuci tangan dengan larutan antiseptik seperti chlorhexidine gluconate atau povidone-iodine sering digunakan di rumah sakit.
  • Desinfeksi kulit sebelum operasi untuk mengurangi risiko infeksi pada area bedah atau prosedur medis seperti pemasangan infus.

Jenis-Jenis Antiseptik yang Umum Digunakan

Beberapa jenis antiseptik yang sering digunakan untuk perawatan luka antara lain:

  • Alkohol seperti isopropil alkohol.
  • Biguanida seperti chlorhexidine.
  • Iodine (povidone-iodine).
  • Peroksida seperti hidrogen peroksida.
  • Fenol terhalogenasi.
  • Polihexanide (PHMB).

Setiap jenis memiliki fungsi spesifik dalam membasmi atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme penyebab infeksi.

Cara Menggunakan Antiseptik untuk Luka

Untuk menangani dan mempercepat penyembuhan luka terbuka, langkah-langkah berikut dapat dilakukan:

  1. Cuci tangan terlebih dahulu dengan sabun antibakteri atau gunakan sarung tangan sekali pakai yang bersih.
  2. Bilas luka menggunakan air bersih atau larutan air garam (saline solution) untuk menghilangkan kotoran dan debu.
  3. Bersihkan luka dengan air dan sabun antibakteri yang lembut. Jika masih ada kotoran yang menempel, gunakan pinset yang telah disterilkan untuk mengangkat sisa kotoran tersebut.
  4. Bersihkan luka dengan antiseptik jika diperlukan. Untuk luka ringan, sabun dan air biasanya sudah cukup untuk membersihkan. Namun, jika menggunakan antiseptik, aplikasikan dengan cara disemprotkan, bisa juga gunakan kapas bersih atau kasa luka pada area sekitar luka.
  5. Oleskan salep pelindung untuk menutup dan melindungi luka. Anda dapat menggunakan krim antibiotik untuk perlindungan ekstra atau petroleum jelly untuk menjaga kelembapan area luka.
  6. Tutup luka dengan perban atau plester untuk mencegah masuknya kuman. Gunakan perban perekat atau kasa dengan plester. Pada luka dalam, mungkin diperlukan jahitan. Jika luka sudah terinfeksi atau tampak bengkak, sebaiknya tidak menutupnya rapat agar dapat “bernapas”.
  7. Ulangi perawatan setidaknya sekali sehari sambil memeriksa tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, pembengkakan, atau iritasi.
  8. Untuk mencegah bekas luka, hindari menggaruk atau mengelupas koreng yang terbentuk.

Rekomendasi Antiseptik untuk Luka

Salah satu rekomendasi antiseptik untuk luka yang bisa Anda gunakan adalah Hansaplast Spray Antiseptik. Semprotan antiseptik ini mengandung 0,04% Polihexanide (PHMB) dan 0,1% Decyl Glucoside Tenside dalam Larutan Ringer.

Hansaplast - VIVA Apotek - 465x650

Keunggulan bahan pada Hansaplast Spray Antiseptik:

  • Polyhexanide (PHMB): Antiseptik efektif dan aman yang mampu menghambat aktivitas bakteri, sehingga membantu mencegah infeksi.
  • Decyl Glucoside: Pembersih lembut, non-toksik, dan ramah kulit. Berasal dari sumber alami, biodegradable, tidak menyebabkan iritasi, serta membantu mengangkat kotoran dan minyak tanpa merusak kulit.

Hansaplast Spray Antiseptik membersihkan luka ringan seperti sayatan, lecet, luka bakar tingkat pertama dan ringan tingkat kedua, serta lepuhan terbuka. Dapat digunakan untuk luka kronis dan perawatan luka pascaoperasi sesuai petunjuk dokter. Hansaplast Spray Antiseptik juga bebas alkohol, tidak menyebabkan perih, atau membuat kulit kering.

Aman digunakan untuk anak-anak dan tidak meninggalkan noda pada pakaian. Dengan kemasan botol semprot yang dapat digunakan dari berbagai sudut, Hansaplast Spray Antiseptik praktis dibawa saat bepergian, berolahraga, atau beraktivitas di luar ruangan.

Efek Samping Antiseptik

Antiseptik yang memiliki konsentrasi tinggi sebaiknya diencerkan terlebih dahulu sebelum diaplikasikan ke kulit. Produk yang terlalu pekat dapat menyebabkan luka bakar atau dermatitis kontak iritan yang parah.

Bahkan, kontak yang terlalu lama dengan antiseptik yang sudah diencerkan sekalipun dapat memicu dermatitis kontak erosif, seperti yang pernah dilaporkan pada penggunaan antiseptik chlorhexidine.

Untuk luka akut, antiseptik sebaiknya tidak digunakan lebih dari satu minggu. Sementara itu, pada luka kronis yang tidak menunjukkan perbaikan dalam 10-14 hari, Anda perlu segera mendapatkan pemeriksaan medis lebih lanjut.

Bagi orang yang memiliki riwayat alergi, sangat penting untuk konsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau apoteker sebelum menggunakan produk antiseptik yang dijual bebas. Beberapa jenis antiseptik dapat menimbulkan iritasi kulit atau memicu dermatitis kontak alergi.

Kapan Harus ke Dokter?

Hentikan penggunaan antiseptik dan segera periksakan luka ke dokter jika:

  • Luka bakar atau luka dalam dengan kedalaman lebih dari 0,6 cm.
  • Luka besar atau luka bakar yang berpotensi memerlukan jahitan.
  • Luka dengan perdarahan berlebihan atau yang tidak berhenti setelah 5 menit ditekan.
  • Luka dengan benda asing yang tertanam, terutama benda berkarat.
  • Luka dengan tanda infeksi serius, seperti kemerahan, nyeri, atau keluar nanah.
  • Gigitan atau cakaran hewan.
  • Luka pada area mata.
  • Luka tidak kunjung sembuh meskipun sudah dirawat dengan antiseptik secara rutin.

Memahami pentingnya antiseptik untuk luka adalah langkah awal untuk mencegah komplikasi serius akibat infeksi. Dengan mengetahui manfaat antiseptik untuk luka dan cara penggunaannya, Anda dapat memberikan perawatan yang cepat, tepat, dan aman pada luka kecil maupun sedang.

Pastikan selalu menyediakan antiseptik di kotak P3K rumah atau saat bepergian, sehingga penanganan luka bisa dilakukan segera untuk mempercepat proses penyembuhan. Anda bisa melengkapi kebutuhan P3K dan menemukan berbagai pilihan obat penyembuhan luka di VIVA Apotek! Cek juga artikel Hansaplast atau produk kesehatan lainnya dari VIVA Apotek.

Belanja Kebutuhan Obat & Vitamin Sekarang Makin Mudah Lewat WhatsApp!

✨ Dapatkan DISKON Rp30.000
🛍️ Minimal belanja Rp75.000
🚚 BEBAS ONGKIR hingga Rp10.000
💬 Gratis Konsultasi Apoteker!

📲 Klik link dibawah ini ⬇️
https://bit.ly/BelanjaVIVAApotek atau scan QR code di gambar untuk mulai belanja sekarang!

WhatsApp Commerce - VIVA Apotek

Kuota terbatas ya, buruan manfaatkan promonya! VIVA Apotek – Pasti Sehat Pasti Hemat.

Referensi:

  • Hullett, A. (2024). The Best Antiseptic for Open Wounds First Aid. Healthline. https://www.healthline.com/health/first-aid/best-antiseptic-for-open-wounds.
  • Ngan, V. (2023). Antiseptic=. Dermnetnz.org. https://dermnetnz.org/topics/antiseptic.
  • SkinKraft. (2020). Decyl Glucoside For Skin: What Is It And What Are Its Benefits? SkinKraft. https://skinkraft.com/blogs/articles/decyl-glucoside-for-skin-care#what-is-decyl-glucoside.
  • Zhou, M., Liu, Y., Fang, X., Jiang, Z., Zhang, W., & Wang, X. (2024). The Effectiveness of Polyhexanide in Treating Wound Infections Due to Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus: A Prospective Analysis. Infection and Drug Resistance, Volume 17, 1927–1935. https://doi.org/10.2147/idr.s438380.
Explore
Drag