Gangguan pencernaan seperti perut kembung lazim ditemui selama bulan Ramadan. Alasannya adalah perubahan pola makan ketika berpuasa yang menyebabkan sistem pencernaan perlu waktu untuk beradaptasi.
Meskipun biasanya akan hilang dalam sendirinya, perut kembung saat puasa tentu terasa tidak nyaman. Perut kembung memang relatif memiliki risiko yang rendah dalam memicu penyakit yang lebih serius, namun tidak ada salahnya jika Anda dapat meminimalkan risikonya.
Oleh sebab itu, artikel ini akan membahas apa saja penyebab perut kembung saat puasa sehingga dapat diantisipasi serta bagaimana cara yang tepat untuk mencegahnya.
Apa Penyebab Perut Kembung saat Puasa?
Untuk mencegah potensi perut kembung saat puasa, ketahui beberapa penyebab yang bisa memicu gangguan tersebut. Ini adalah beberapa contohnya:
Pola Makan yang Tidak Sehat
Selama puasa, pola makan menjadi berubah karena hanya bisa mengonsumsi makan dalam dua jendela, yaitu saat berbuka puasa dan sahur. Ini tentu berbeda dengan hari biasa, di mana seseorang bisa makan hingga 3 kali sehari (pagi, siang, dan malam hari).
Sayangnya, banyak orang yang cenderung makan secara berlebihan atau terlalu cepat pada waktu berbuka puasa. Salah satu penyebabnya adalah rasa lapar yang memuncak ketika berbuka sehingga membuatnya makan sebanyak mungkin tanpa memikirkan kapasitas perut.
Efek samping dari makan terlalu cepat sendiri dapat menyebabkan aerophagia (udara tertelan secara berlebih) sehingga menyebabkan perut kembung. Selain itu, jika Anda berbuka dengan porsi besar sekaligus, sistem pencernaan menjadi terbebani dan berisiko memicu gas berlebih di dalam perut.
Tubuh Kekurangan Cairan
Kekurangan cairan atau dehidrasi adalah kondisi yang sering terjadi selama berpuasa karena tubuh tidak menerima cairan sepanjang hari. Kurangnya asupan cairan dapat mengganggu fungsi pencernaan, salah satunya adalah meningkatnya risiko perut kembung.
Tidak hanya itu, dehidrasi juga bisa memperlambat proses pembuangan gas dan tinja karena air punya peran penting dalam menjaga pencernaan tetap lancar. Dampaknya bisa memburuk jika seseorang tidak mengonsumsi serat yang cukup, di mana fungsinya mirip dengan air dalam melancarkan saluran cerna.
Konsumsi Makanan yang Mengandung Gas
Kandungan makanan tertentu seperti fruktosa, serat, dan sorbitol dapat meningkatkan volume gas di dalam perut. Contoh makanan yang mengandung zat tersebut adalah kacang-kacangan, produk olahan susu, hingga jenis sayuran tertentu seperti kol dan brokoli.
Jika makanan tersebut dikonsumsi secara berlebihan saat sahur, risiko perut kembung saat puasa pun tentu akan meningkat. Di sisi lain, makanan tinggi gula atau lemak juga dapat memperlambat proses pencernaan yang menyebabkan akumulasi gas di dalam perut.
Stres atau Cemas Berlebih
Karena harus tetap beraktivitas dalam kondisi lapar dan haus, puasa dapat menjadi tantangan fisik maupun mental bagi sebagian orang. Akibatnya, mereka cenderung mengalami peningkatan kadar stres selama periode tersebut.
Ketika stres, tubuh akan melepas hormon tertentu sebagai respons atas kondisi tersebut, di mana sistem pencernaan biasanya akan ikut terdampak. Efeknya adalah tubuh merasakan gangguan tertentu seperti perut kembung, diare, atau penyakit sejenis lainnya.
Di beberapa kasus, kondisi stres juga cenderung membuat seseorang tidak banyak beraktivitas karena dapat memperburuk situasi tersebut. Namun ketika tubuh tidak aktif bergerak, terutama dalam kondisi penuh dengan makanan seperti setelah berbuka, risiko perut kembung akan semakin meningkat.
Kondisi Medis Tertentu
Sebagian orang yang mengalami penyakit pencernaan tertentu, misalnya irritable bowel syndrome (IBS), akan mengalami beberapa gejala yang salah satunya adalah perut kembung. Gejala tersebut dapat semakin memburuk jika tidak dibarengi dengan pola makan sehat seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Selain IBS, orang yang sering mengalami kenaikan asam lambung juga perlu waspada. Perut yang kosong dalam waktu lama ketika berpuasa dapat memperparah kondisi tersebut sehingga memicu efek seperti perut kembung hingga sensasi terbakar di dada.
Cara Mengatasi Perut Kembung saat Puasa
Apabila sudah terlanjur mengalaminya saat puasa, tidak perlu khawatir. Berikut adalah beberapa cara mengatasi perut kembung yang bisa dilakukan agar sistem pencernaan terasa kembali nyaman:
Konsumsi Makanan Secukupnya
Salah satu cara efektif untuk mengatasi perut kembung adalah dengan makan dengan porsi secukupnya, khususnya saat berbuka. Hindari makan dalam jumlah besar sekaligus karena dapat membuat sistem pencernaan bekerja lebih keras dan menyebabkan penumpukan gas.
Sebaiknya, makan dengan porsi yang lebih kecil dan lakukan secara bertahap. Contohnya seperti mulai berbuka dengan beberapa butir kurma dan segelas air putih, lalu tunggu beberapa menit sebelum lanjut mengonsumsi makanan utama. Mengunyah makanan dengan perlahan juga dapat membantu mengurangi jumlah udara yang tertelan dan mencegah perut kembung.
Batasi Makanan yang Mengandung Gas
Sebenarnya, konsumsi makanan berserat yang menimbulkan gas tidak apa-apa selama jumlahnya tidak terlalu banyak. Ini disebabkan karena tubuh juga perlu serat demi menjaga buang air besar tetap lancar. Agar lebih seimbang, pilih makanan yang mudah dicerna dan tidak menghasilkan gas berlebih.
Makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, dan lemak sehat dapat menjaga kesehatan pencernaan jika dikonsumsi dalam jumlah wajar. Sebaliknya, hindari makanan yang digoreng atau makanan tinggi lemak karena ini dapat memperlambat proses pencernaan.
Cukupi Kebutuhan Air Mineral
Jumlah konsumsi air mineral yang disarankan selama berpuasa sama layaknya dengan hari biasa yaitu 8 gelas per hari. Bedanya, pola konsumsi air di bulan Ramadan bisa dibagi menjadi 2-4-2 atau 2 gelas saat berbuka, 4 gelas di malam hari atau antara waktu berbuka dan sahur, serta 2 gelas saat sahur.
Konsumsi air mineral yang cukup memang dapat mencegah dehidrasi dan mencegah gangguan pencernaan. Namun, hindari minum air terlalu banyak karena justru dapat membuat perut kembung dan terasa tidak nyaman.
Kelola Stres dengan Baik
Ada beberapa teknik mengelola stres yang umum dilakukan, di antaranya adalah yoga, meditasi, atau teknik relaksasi lainnya. Apabila Anda mengalami stres karena situasi tertentu, bercerita dengan orang terdekat juga bisa sedikit membantu meredakannya.
Sebagai orang muslim yang berpuasa, memperbanyak ibadah juga bisa menjadi jalan lain untuk mengatur kadar stres. Ini terbukti lewat studi yang dirilis pada Springer Nature, di mana ibadah berdampak positif terhadap penurunan tingkat stres seseorang, terlepas dari apa pun agamanya.
Itulah beberapa informasi terkait perut kembung saat puasa yang perlu diketahui. Manfaatkan fitur Beli Obat dari Viva Apotek untuk mendapatkan obat yang Anda butuhkan. Ingat untuk selalu jaga kesehatanmu, ya!