Risiko Tidak Membersihkan Luka – Saat mengalami goresan kecil, luka sayatan, atau bahkan luka akibat terjatuh, banyak orang sering meremehkannya dan membiarkannya begitu saja. Padahal, ada risiko tidak membersihkan luka yang bisa berdampak serius terhadap kesehatan Anda.
Luka terbuka menjadi pintu masuk ideal bagi bakteri dan kuman untuk berkembang biak, sehingga infeksi lebih mudah terjadi. Apa saja dampak dan komplikasi yang terjadi jika tidak membersihkan luka?
Risiko Tidak Membersihkan Luka
Berikut beberapa bahaya yang bisa timbul bila luka tidak dirawat dengan benar.
1. Infeksi
Salah satu risiko tidak membersihkan luka yang paling sering terjadi adalah infeksi bakteri. Kulit kita memang menjadi rumah bagi berbagai jenis bakteri, dan ketika ada luka terbuka, bakteri ini bisa dengan mudah masuk.
Jika tidak segera dibersihkan, luka bisa mengalami kemerahan, bengkak, terasa hangat, bahkan mengeluarkan cairan bening atau nanah. Rasa sakit biasanya semakin parah, disertai munculnya lepuhan kecil, demam, hingga pembengkakan kelenjar getah bening. Kondisi ini jelas mengganggu proses penyembuhan dan bisa menjadi lebih serius jika tidak ditangani dengan cepat.
2. Infeksi Staphylococcus (Staph)
Bahaya lain dari risiko tidak membersihkan luka adalah masuknya bakteri Staphylococcus, yang biasanya hidup di kulit atau hidung. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi yang disebut staph infection.
Awalnya bisa terlihat ringan, hanya di kulit, menyerang kelenjar minyak atau keringat. Namun, jika bakteri menyebar, infeksi bisa menjalar ke organ dalam dan menjadi berbahaya. Lebih buruk lagi, beberapa jenis staph seperti MRSA (Methicillin-resistant Staphylococcus aureus) kebal terhadap antibiotik umum, sehingga pengobatannya jadi lebih sulit.
3. Tetanus
Tetanus juga termasuk salah satu risiko tidak membersihkan luka yang sering tidak disadari. Penyebabnya adalah bakteri Clostridium tetani yang banyak ditemukan di tanah, debu, atau permukaan logam berkarat.
Kalau masuk melalui luka tusuk, bakteri ini bisa memicu infeksi serius yang ditandai dengan kejang otot, terutama di area rahang dan leher. Walau ada vaksin untuk mencegah tetanus, tubuh tetap memerlukan booster berkala agar perlindungan tetap optimal. Jadi, membersihkan luka dan segera mencari pertolongan medis jika terkena benda berkarat adalah langkah penting yang tidak boleh dilewatkan.
4. Necrotizing Fasciitis
Meskipun jarang, risiko tidak membersihkan luka juga bisa berujung pada necrotizing fasciitis, yaitu infeksi bakteri berbahaya yang dapat menghancurkan jaringan lunak dengan cepat. Penyebab utamanya adalah bakteri Group A Streptococcus yang bisa berkembang secara agresif.
Gejalanya mirip flu pada awalnya, tapi disertai nyeri parah di sekitar luka, perubahan warna kulit menjadi kehitaman atau keunguan, demam tinggi, hingga muntah dan diare. Kondisi ini bisa berakibat fatal bila tidak segera ditangani karena dapat menyebabkan sepsis, gagal organ, bahkan kematian.
5. Luka Kronis
Selain infeksi akut, risiko tidak membersihkan luka juga termasuk terbentuknya luka kronis. Luka kronis adalah luka yang sulit sembuh, bahkan bisa terbuka kembali setelah hampir menutup. Biasanya, luka disebut kronis jika tidak membaik dalam 4 hingga 12 minggu meski sudah dirawat.
Penyebabnya bisa karena sirkulasi darah yang buruk, sistem imun lemah, atau penyakit kronis seperti diabetes dan kanker. Bila tidak diperhatikan sejak awal, luka ringan yang seharusnya cepat sembuh bisa berkembang menjadi luka yang terus berulang.
Cara Membersihkan Luka untuk Mencegah Infeksi
Luka terbuka membuat jaringan tubuh langsung bersentuhan dengan lingkungan luar. Hal ini bisa jadi jalan masuk bagi bakteri yang ada di permukaan kulit. Kalau tidak dirawat dengan benar, luka kecil sekalipun berisiko terinfeksi.
Kabar baiknya, perawatan sederhana dengan menjaga kebersihan luka bisa membantu mencegah infeksi sekaligus mempercepat proses penyembuhan. Untuk luka ringan, biasanya Anda tidak perlu langsung ke dokter, cukup lakukan langkah perawatan berikut ini.
1. Hentikan Perdarahan
Langkah pertama yang penting adalah menghentikan perdarahan. Gunakan kain bersih atau perban, lalu tekan perlahan pada area luka agar darah cepat membeku. Cara ini akan membantu tubuh membentuk lapisan pelindung alami untuk menutup luka.
2. Bersihkan Luka
Setelah perdarahan berhenti, segera bersihkan luka. Bersihkan luka dengan air mengalir selama 5 menit, lalu gunakan sabun untuk mencuci luka secara lembut dan menyeluruh. Jika ada kotoran yang menempel di luka, coba bersihkan dengan kain lembut dan lembap. Bila kotoran tidak bisa dihilangkan sepenuhnya, hubungi dokter.
3. Semprotkan Spray Antiseptik
Untuk perlindungan ekstra, Anda bisa menggunakan Hansaplast Spray Antiseptik. Produk ini praktis karena berbentuk semprotan dan bisa digunakan untuk berbagai jenis luka, baik yang belum terinfeksi maupun yang sudah ada tanda-tanda infeksi.
Caranya cukup mudah, yakni semprotkan sekitar 10 cm dari area luka, lalu biarkan meresap. Ulangi bila diperlukan, kemudian lap perlahan area sekitarnya. Spray ini membantu mengangkat bakteri, mencegah infeksi, sekaligus aman dipakai pada luka akut, luka kronis, maupun luka bakar ringan.
4. Balut Luka dengan Plester atau Kasa
Menutup luka dengan plester atau kasa bersih bisa membantu proses penyembuhan jadi lebih cepat. Untuk luka ringan, plester tahan air atau kasa steril sudah cukup. Namun, jika lukanya dalam, mungkin dibutuhkan jahitan atau perawatan medis lebih lanjut. Pada kasus luka yang sudah terinfeksi, dokter biasanya membiarkannya tetap terbuka sampai infeksi mereda.
5. Rutin Ganti Plester
Jangan lupa untuk rutin mengganti plester atau perban. Setiap kali mengganti, pastikan luka sudah dibersihkan dan dikeringkan terlebih dahulu. Balut kembali dengan plester atau kasa yang baru dan steril. Hindari menggaruk atau mengupas koreng atau kulit di sekitar luka, karena justru bisa memicu infeksi berulang dan meninggalkan bekas luka yang lebih jelas.
Dari penjelasan di atas, jelas bahwa risiko tidak membersihkan luka bukanlah hal sepele. Infeksi ringan hingga kondisi serius seperti tetanus atau necrotizing fasciitis bisa terjadi hanya karena luka dibiarkan kotor.
Membersihkan luka dengan benar adalah langkah sederhana tapi sangat penting untuk mencegah komplikasi. Jadi, jangan menyepelekan luka meski hanya luka ringan, ya. Jangan ragu juga untuk menggunakan produk antiseptik dari VIVA Apotek yang aman dan praktis untuk perawatan luka Anda. Cek artikel Hansaplast atau produk kesehatan lainnya dari VIVA Apotek.
Belanja Kebutuhan Obat & Vitamin Sekarang Makin Mudah Lewat WhatsApp!
✨ Dapatkan DISKON Rp30.000 🛍️ Minimal belanja Rp75.000 🚚 BEBAS ONGKIR hingga Rp10.000 💬 Gratis Konsultasi Apoteker!
📲 Klik link dibawah ini ⬇️
https://bit.ly/BelanjaVIVAApotek atau scan QR code di gambar untuk mulai belanja sekarang!
Kuota terbatas ya, buruan manfaatkan promonya! VIVA Apotek – Pasti Sehat Pasti Hemat.
Referensi:
- Medical News Today (2025). What to know about open wound care. https://www.medicalnewstoday.com/articles/325260.
- Kids Health (2020). Cuts, Scratches, and Scrapes. https://kidshealth.org/en/teens/cuts.html.