Skip links
sinus adalah

Sinus: Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Sinus AdalahBanyak orang mengira pilek yang tak kunjung sembuh hanyalah gangguan ringan. Namun, ketika keluhan tersebut disertai dengan nyeri di wajah, sakit kepala, atau hidung tersumbat yang menetap, bisa jadi itu adalah penyakit sinus, atau lebih tepatnya sinusitis.

Meskipun tergolong umum dan lazim ditemui, sinusitis bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari karena rasa tidak nyaman yang ditimbulkan tidak hanya sebatas hidung tersumbat. Sinusitis dapat menyerang siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa, dan dapat berlangsung dalam waktu singkat ataupun berkepanjangan.

Karena gejalanya kerap menyerupai flu biasa, banyak orang mengabaikannya hingga akhirnya kondisi makin memburuk dan memerlukan penanganan medis. Oleh sebab itu, ketahui lebih jauh tentang sinus termasuk gejala, penyebab, dan cara mengatasinya pada artikel berikut, yuk!

Apa Itu Penyakit Sinus?

Penyakit sinus merujuk pada sinusitis, yaitu kondisi peradangan atau pembengkakan pada lapisan jaringan yang melapisi rongga udara kecil yang terhubung ke hidung (sinus paranasal).

Dalam keadaan normal, sinus berfungsi menghasilkan lendir yang menjaga kelembapan saluran hidung dan membantu menyaring kuman serta partikel asing. Namun, ketika sinus mengalami peradangan, aliran lendir bisa tersumbat sehingga memicu penumpukan cairan yang menjadi tempat berkembangnya bakteri atau virus.

Sinusitis dapat bersifat akut atau berlangsung kurang dari 4 minggu, sementara di beberapa kasus lainnya bisa berlangsung lebih dari 12 minggu, bahkan bertahun-tahun (sinusitis kronis). Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor termasuk infeksi, alergi, polip hidung, atau kelainan anatomi seperti deviasi septum hidung.

Terdapat empat kelompok utama sinus pada manusia, yakni sinus maksilaris (di pipi), etmoid (di antara mata), frontalis (di dahi), dan sfenoid (di belakang rongga hidung). Peradangan di salah satu atau lebih dari rongga tersebut dapat menimbulkan gejala yang berbeda-beda, tergantung lokasi dan tingkat keparahannya.

Gejala Sinus yang Sering Muncul

Gejala sinusitis kadang menyerupai pilek atau flu biasa sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa mereka sedang mengalami radang sinus. Tapi, ketika gejala berlangsung lebih dari 10 hari atau berulang dalam jangka pendek, ini bisa menjadi tanda bahwa sinusitis sedang berkembang.

  • Hidung Tersumbat

Salah satu gejala paling khas dari sinusitis adalah hidung tersumbat disertai dengan lendir berwarna kuning atau hijau pekat. Kondisi ini umumnya disertai dengan tekanan atau nyeri pada wajah, terutama di sekitar pipi, dahi, atau bagian belakang mata. Rasa nyeri ini bisa memburuk saat membungkuk atau menunduk.

  • Sakit Kepala

Sakit kepala juga menjadi gejala yang umum, terutama ketika sinus frontalis atau etmoid mengalami peradangan. Beberapa penderita melaporkan nyeri seperti ditusuk-tusuk atau tekanan berat yang terasa terus-menerus. Selain itu, hilangnya indra penciuman (anosmia), bau mulut tak sedap, serta demam ringan juga bisa muncul sebagai bagian dari reaksi tubuh terhadap infeksi.

  • Batuk-Batuk

Pada anak-anak, sinusitis dapat muncul dalam bentuk batuk yang memburuk di malam hari, hidung meler terus-menerus, rewel, dan kesulitan tidur. Sementara itu, pada kasus kronis, gejalanya mungkin lebih ringan tetapi berlangsung lebih lama seperti kelelahan, hidung mampet tanpa disertai demam, dan nyeri ringan yang terjadi dalam jangka panjang di wajah.

Jika tidak segera ditangani, sinusitis bisa berkembang menjadi infeksi yang lebih serius dan menyebar ke area sekitar mata atau bahkan otak, meskipun kasus seperti ini cukup jarang terjadi.

Penyebab dan Faktor Risiko Sinusitis

Berikut adalah beberapa penyebab sinusitis yang patut diwaspadai, terutama bagi orang yang memiliki faktor risiko penyakit ini.

  • Infeksi Saluran Pernapasan

Penyebab utama dari sinusitis adalah infeksi saluran pernapasan atas, biasanya akibat virus seperti flu atau selesma. Saat tubuh terserang infeksi, saluran hidung akan membengkak dan produksi lendir meningkat, menyebabkan penyumbatan di rongga sinus. Ketika lendir tidak bisa mengalir keluar, lingkungan lembap dan hangat akan terbentuk, di mana hal tersebut ideal untuk pertumbuhan bakteri atau jamur.

  • Alergi

Selain infeksi, alergi terhadap debu, serbuk sari, atau bulu hewan juga dapat memicu peradangan pada sinus. Alergi menyebabkan pembengkakan jaringan hidung dan meningkatkan risiko penyumbatan lendir. Individu yang menderita rhinitis alergi lebih rentan terkena sinusitis berulang atau kronis.

  • Kondisi Medis Tertentu

Struktur anatomi tertentu juga bisa menjadi pemicu sinusitis. Misalnya, seseorang yang memiliki pembengkokan tulang hidung (deviasi septum) atau pertumbuhan jaringan lunak dalam saluran hidung (polip hidung) cenderung lebih mudah mengalami sumbatan dan penumpukan lendir di rongga sinus.

  • Penyebab dan Faktor Risiko Lainnya

Faktor-faktor risiko lainnya yang bisa meningkatkan kemungkinan seseorang terkena sinusitis yaitu merokok, sering berenang dalam air berklorin, paparan polusi udara, serta memiliki daya tahan tubuh yang lemah akibat stres, kurang tidur, atau penyakit lain.

Anak-anak yang sering terpapar lingkungan ramai seperti penitipan anak atau daycare juga memiliki risiko lebih tinggi terkena sinusitis karena sering tertular infeksi pernapasan. Oleh sebab itu, pemilihan tempat daycare yang bersih dan berkualitas sangat krusial untuk mencegah sinusitis.

Cara Mengatasi Penyakit Sinus

Pengobatan sinusitis tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Pada kasus ringan akibat infeksi virus, sinusitis biasanya bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu 7–10 hari tanpa pengobatan khusus. Namun, ada beberapa kasus tertentu di mana sinusitis butuh untuk segera ditangani lewat beberapa cara berikut ini.

  • Konsumsi Obat Medis

Untuk meredakan gejala sinusitis yang mengganggu, dokter dapat merekomendasikan obat semprot hidung dekongestan, serta obat pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen untuk membantu mengencerkan lendir.

Jika infeksi disebabkan oleh bakteri, antibiotik mungkin diperlukan, terutama jika gejala berlangsung lebih dari 10 hari atau memburuk setelah sempat membaik. Konsumsi antibiotik sesuai petunjuk dokter dan jangan berhenti sebelum waktunya agar infeksi tidak kambuh.

Pada penderita sinusitis kronis atau yang sering kambuh, penanganan jangka panjang bisa mencakup semprotan kortikosteroid, obat antihistamin untuk penderita alergi, serta terapi irigasi hidung menggunakan larutan saline. Tindakan ini membantu membersihkan lendir, alergen, dan kuman dari saluran hidung.

  • Operasi atau Tindakan Medis

Dalam kasus yang lebih berat, seperti jika terdapat polip hidung besar atau kelainan struktural pada rongga hidung, dokter dapat merekomendasikan operasi sinus atau bedah endoskopi untuk memperbaiki saluran drainase sinus. Prosedur ini cukup efektif dalam mengurangi kambuhnya sinusitis dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

  • Mengubah Gaya Hidup

Selain pengobatan medis, penyesuaian gaya hidup juga penting untuk mencegah kambuhnya sinusitis. Menghindari pemicu alergi, menjaga kelembapan udara dalam ruangan, banyak minum air putih, serta tidak merokok adalah langkah-langkah sederhana namun sangat membantu. Beberapa orang juga merasa terbantu dengan terapi uap air hangat atau menghirup jenis minyak esensial tertentu seperti eucalyptus yang membantu melegakan saluran napas.

Itulah beberapa informasi terkait penyakit sinus adalah yang perlu diketahui. Manfaatkan fitur Beli Obat dari VIVA Apotek untuk mendapatkan obat yang Anda butuhkan. Ingat untuk selalu jaga kesehatanmu, ya!

Referensi:

  • Cleveland Clinic (2023). Sinus Infection (Sinusitis). https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17701-sinusitis.
  • Mayo Clinic (2023). Chronic sinusitis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chronic-sinusitis/symptoms-causes/syc-20351661.
  • Medical News Today (2023). Everything you need to know about sinusitis. https://www.medicalnewstoday.com/articles/149941.
  • NHS (2024). Sinusitis (sinus infection). https://www.nhs.uk/conditions/sinusitis-sinus-infection.
Explore
Drag