Skip links
tbc adalah

TBC: Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

TBC AdalahSebagai penyakit menular, tuberkulosis atau lebih dikenal dengan TBC menjadi perhatian di banyak negara karena jumlah kasusnya yang tinggi. Walaupun sudah ada sejak lama, TBC tetap menjadi penyebab utama kematian akibat penyakit infeksi, khususnya di negara berkembang.

Penyakit ini menyerang paru-paru, namun juga bisa menyebar ke organ tubuh lain jika tidak ditangani dengan baik. Oleh sebab itu, deteksi dini dan pengobatan yang tepat sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi dan penularan lebih lanjut.

Pada artikel ini, Anda akan mengetahui lebih lanjut tentang apa itu penyakit TBC, gejala apa yang sering muncul, apa penyebab infeksinya, faktor risiko apa saja yang perlu diwaspadai, hingga cara mengatasinya sehingga dapat diantisipasi sejak awal.

Apa Itu Penyakit TBC?

TBC adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). Penyakit ini akan berdampak pada kesehatan paru-paru. Namun, area lainnya seperti tulang belakang, ginjal, atau bahkan otak juga dapat terdampak.

Cara penularan TBC yang sering terjadi adalah ketika seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin. Kedua aktivitas tersebut dapat menyebarkan droplet yang mengandung kuman ke udara bebas. Ketika seseorang menghirupnya, kuman tadi akan masuk dan berpotensi menularkan TBC kepada orang tersebut.

Penyebaran TBC dapat terjadi dengan lebih mudah ketika banyak orang tinggal atau berkerumun di satu tempat yang padat. Beberapa golongan orang memiliki risiko terkena penyakit ini. Contohnya seperti pengidap HIV/AIDS dan orang lain yang memiliki sistem imun tubuh lemah.

Gejala TBC yang Sering Muncul

Gejala TBC bisa jadi berbeda-beda tergantung jenis penyakit yang dialami. Ketika tubuh seseorang dimasuki oleh bakteri penyebab TBC, ada dua kemungkinan kondisi yang dialami, di mana yang pertama adalah latent TB dan yang kedua yaitu active TB.

Latent TB terjadi ketika bakteri penyebab TBC di dalam tubuh tidak memicu gejala yang tampak. Hal ini disebabkan oleh bakteri yang ditangani dengan baik oleh sistem imun tubuh sehingga mereka tidak menggandakan diri dan memicu penyakit.

Karena tidak tampak gejala apa pun, orang yang mengalami latent TB biasanya tidak sadar kalau mereka sebenarnya terkena infeksi TBC. meskipun tidak ada risiko penularan dari jenis ini, penanganan TBC yang tepat masih diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Sementara itu, active TB merupakan kondisi di mana bakteri penyebab TBC tidak dapat dikendalikan oleh sistem imun sehingga mereka dapat bereplikasi dan memicu beberapa gejala tertentu, contohnya sebagai berikut.

  • Tubuh terasa lelah.
  • Demam dan tubuh menggigil.
  • Berat badan menurun.
  • Hilang nafsu makan.
  • Produksi dahak meningkat.

Selain itu, ada beberapa tanda awal bahwa seseorang telah terinfeksi aktif oleh TBC dan harus segera ditindak sejak dini oleh dokter, yaitu sebagai berikut.

  • Muncul bengkak di leher.
  • Berkeringat di malam hari.
  • Dada terasa nyeri.
  • Terdapat darah di dalam dahak yang tampak saat batuk.
  • Batuk yang tidak kunjung mereda setelah 3 minggu.

Jika penyakit TBC yang dialami sampai berdampak terhadap paru-paru, terdapat beberapa gejala lain yang berpotensi dialami seperti berikut ini.

  • Nyeri pada otot perut.
  • Kepala terasa pusing dan bingung.
  • Kejang-kejang.
  • Nyeri sendi atau otot.
  • Kelenjar getah bening membengkak.

Penyebab dan Cara Mencegah TBC

Seperti telah sedikit dijelaskan sebelumnya, TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyebar lewat air dan menginfeksi tubuh ketika dihirup oleh Anda. Meskipun masuk lewat jalur pernapasan, penyakit ini juga bisa menginfeksi organ lainnya sehingga patut diwaspadai. Tidak hanya itu, TBC juga dapat memicu beberapa jenis penyakit lainnya tergantung jenis TBC yang dialami sebagai berikut.

Jenis-Jenis TBC

Jenis TBC yang paling umum dialami adalah tuberkulosis paru (pulmonary tuberculosis). Sesuai namanya, infeksi tuberkulosis jenis ini terjadi di bagian paru-paru. Namun, karena bakteri juga dapat menginfeksi organ lainnya, terdapat jenis kedua yaitu extrapulmonary tuberculosis. Selain dua jenis tersebut, terdapat jenis lain yaitu tuberkulosis milier (miliary tuberculosis), di mana bakteri menyebar ke seluruh tubuh dan bisa menyebabkan gangguan seperti berikut ini.

  • Addison’s disease: Kelenjar adrenal tidak memproduksi hormon kortisol dan alodsterol dalam jumlah yang seharusnya.
  • Hepatitis: Peradangan hati akibat infeksi virus, konsumsi alkohol berlebih, atau faktor lainnya.
  • Meningitis: Peradangan selaput otak dan sumsum tulang belakang.

Tingkat penularan TBC yang cukup tinggi membuat penyakit ini patut diwaspadai. Oleh sebab itu, mengetahui cara mencegah TBC sebagai berikut sangat penting.

Cara Mencegah TBC

Pencegahan TBC bisa dilakukan dengan berfokus pada mencegah latent TB berubah menjadi active TB yang bisa dilakukan lewat beberapa langkah berikut ini.

  • Jaga kebersihan: Cuci tangan secara rutin dan tutup mulut atau hidup ketika batuk dapat mencegah penularan TBC lebih jauh. Hal ini juga berlaku jika seseorang di sekitar sedang batuk sehingga Anda tidak ikut tertular. Sebisa mungkin, hindari juga kontak langsung dengan orang yang diketahui mengidap active TB.
  • Lakukan vaksinasi: Jenis vaksin seperti BCG umum digunakan untuk melindungi dari berbagai jenis TBC, khususnya pada anak-anak.
  • Jalani gaya hidup sehat: Pola hidup seperti konsumsi makanan bergizi seimbang, rutin berolahraga, dan istirahat yang cukup dapat memperkuat sistem imun sehingga bakteri penyebab TBC kesulitan untuk menginfeksi tubuh.
  • Perhatikan sirkulasi udara: Saat berada di dalam ruangan, jaga ventilasi dan sirkulasi udara agar tetap terbuka. Hal ini penting agar bakteri tidak berkumpul di satu tempat dalam waktu yang lama.

Cara Mengatasi TBC

TBC dapat diatasi dengan konsumsi obat-obatan berupa antibiotik sebagai salah satu cara utamanya. Obat tersebut dapat mengatasi baik latent TB maupun active TB, di mana kombinasi beberapa obat yang berbeda bisa jadi diresepkan oleh dokter agar efektif menghilangkan infeksi.

Pengobatan biasanya dilakukan selama beberapa bulan atau dalam jangka waktu yang lama. Demi menjaga efektivitas pengobatan, obat harus dikonsumsi sesuai resep yang telah dianjurkan agar bakteri dapat dibasmi sepenuhnya. Beberapa obat yang berpotensi diresepkan oleh dokter untuk pengobatan TBC antara lain seperti isoniazid, rifampin, rifapentine, ethambutol, dan pyrazinamide.

Setelah mengonsumsinya selama beberapa minggu, tubuh Anda kemungkinan akan terasa lebih berenergi dan merasa gejala mulai berkurang. Namun, pengobatan tetap perlu dilanjutkan karena durasinya yang dibutuhkan untuk benar-benar pulih cukup lama, di mana normalnya berkisar antara 6–9 bulan.

Itulah beberapa informasi terkait tbc adalah yang perlu diketahui. Manfaatkan fitur Beli Obat dari VIVA Apotek untuk mendapatkan obat yang Anda butuhkan. Ingat untuk selalu jaga kesehatanmu, ya!

Referensi:

  • Cleveland Clinic (2025). Tuberculosis. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/11301-tuberculosis.
  • Mayo Clinic (2025). Tuberculosis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tuberculosis/symptoms-causes/syc-20351250.
  • Medical News Today (2023). All you need to know about tuberculosis (TB). https://www.medicalnewstoday.com/articles/8856.
Explore
Drag