Dampak Anemia pada Ibu Hamil – Ibu hamil rentan terkena anemia. Ini disebabkan karena tubuh ibu membutuhkan lebih banyak zat besi seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Untuk mendukung pertumbuhan janin di dalam kandungan, tubuh ibu akan memproduksi lebih banyak sel darah merah.
Jika tidak disertai dengan asupan nutrisi yang cukup, terutama zat besi, maka tubuh ibu hamil akan menjadi sangat rentan terhadap anemia. Lantas, apa saja dampak dan bahaya dari anemia pada ibu hamil? Yuk, simak penjelasannya di sini!
Apa Itu Anemia?
Anemia merupakan keadaan di mana jumlah sel darah merah atau hemoglobin dalam aliran darah berada di bawah batas normal. Ibu hamil dapat dikatakan menderita anemia jika kadar hemoglobin kurang dari 11.0 g/dL dalam trimester pertama dan kurang dari 10,5 atau 11.0 g/dL dalam trimester ke dua atau ke tiga. Sementara itu, kadar hemoglobin pada angka 6.5 hingga 7.9 g/dL dapat dinyatakan sebagai anemia akut.
Anak-anak dan wanita, termasuk ibu hamil, merupakan kelompok paling rentan terhadap anemia. Menurut WHO, pada tahun 2019, sekitar 37% (220 juta) dari wanita hamil berusia 15-49 tahun menderita anemia.
Kekurangan asupan nutrisi tertentu menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan anemia pada ibu hamil. Selain zat besi, kekurangan vitamin B12 dan asam folat (vitamin B9) juga bisa menyebabkan anemia pada ibu hamil.
Selain kekurangan asupan nutrisi, beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko anemia selama kehamilan yaitu:
- Hamil kembar
- Kehamilan yang terlalu berdekatan
- Menstruasi sebelum kehamilan deras
Gejala Anemia yang Perlu Diketahui
Jika Anda mengalami beberapa gejala anemia sebagai berikut selama kehamilan, maka segera konsultasikan dengan dokter. Beberapa gejala anemia antara lain sebagai berikut:
- Kulit, bibir, kuku, dan telapak tangan memucat
- Merasa kelelahan dan lemas
- Vertigo atau pusing
- Kesulitan bernafas
- Detak jantung cepat atau tidak teratur
- Sulit berkonsentrasi
Dampak Anemia pada Ibu Hamil
Setelah mengetahui apa itu anemia dan penyebabnya, ayo simak juga dampak dan bahaya anemia bagi ibu hamil. Meskipun anemia merupakan kondisi yang umum, namun bukan artinya bisa disepelekan. Anemia pada ibu hamil memiliki dampak yang besar, seperti:
- Menghambat tumbuh kembang janin
- Risiko berat badan kurang pada saat bayi lahir
- Risiko bayi lahir prematur
- Memperlambat proses pemulihan pasca melahirkan
- Risiko anemia pada bayi setelah lahir
Janin bergantung pada ibunya untuk asupan zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Jadi, jika kebutuhan nutrisi tersebut tidak terpenuhi, maka tumbuh kembang janin menjadi tidak maksimal. Asupan nutrisi yang cukup sangat penting terutama pada trimester pertama kehamilan.
Dalam beberapa kasus, anemia yang akut bahkan dapat menyebabkan kematian pada janin. Inilah sebabnya anemia pada ibu hamil harus segera ditangani atau dicegah demi keselamatan ibu dan janin.
Cara Mencegah Anemia Saat Hamil
Menjaga asupan makanan merupakan langkah yang sangat penting untuk mencegah anemia selama kehamilan. Nutrisi yang cukup juga bermanfaat untuk menambah cadangan nutrisi dalam tubuh. Dengan begitu, janin Anda juga akan mendapatkan asupan nutrisi yang baik untuk tumbuh kembangnya. Ini dia beberapa makanan yang kaya akan zat besi:
- Daging: Daging sapi, ayam, hati ayam, dan bebek (daging merah mengandung lebih banyak zat besi)
- Ikan: Sarden, salmon, udang, tuna, dan sarden (pilih ikan yang rendah merkuri)
- Sayuran: Brokoli, kale, dan kacang-kacangan
- Roti gandum atau sereal dengan tambahan zat besi
Selain zat besi, ini dia beberapa makanan yang kaya akan asam folat:
- Sayur berdaun hijau
- Kacang-kacangan
- Buah sitrus dan jus (jeruk, lemon, dan lain sebagainya)
- Buah beri
- Sereal yang difortifikasi
Tidak hanya dari makanan, ibu hamil juga direkomendasikan untuk mengonsumsi suplemen vitamin untuk kesehatan ibu dan janin. Pada ibu yang sudah menderita anemia ringan hingga sedang juga bisa diberikan suplemen vitamin untuk mengatasi gejalanya. Sementara untuk ibu hamil yang menderita anemia akut dapat diberikan transfusi darah untuk pengobatannya.
Namun, sebelum mengonsumsi suplemen, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter tentang kebutuhan Anda, Suplemen yang dikonsumsi perlu mengandung setidaknya 400 mcg asam folat dan 60 mg zat besi.
Lengkapi Kebutuhan Zat Besi untuk Ibu Hamil
Itu dia penjelasan lengkap mengenai dampak dan bahaya anemia pada ibu hamil! Sekarang Anda sudah tahu, ya, pentingnya asupan zat besi, vitamin B12, dan asam folat selama kehamilan. Yuk, jaga kesehatan Anda dan janin Anda dengan rutin mengonsumsi makanan sehat dibarengi dengan suplemen vitamin.
Bingung cari suplemen vitamin yang mengandung zat besi, asam folat, dan vitamin B12 sekaligus? Anda bisa memilih Ferospat untuk mendukung kesehatan Anda selama kehamilan! Dengan kandungan Fe Pyrophosphate Mikroenkapsulasi 175 mg, Manganese Sulfate 100 mcg, Cupric Sulfate 100 mcg, vitamin C 50 mg, Folic Acid 0,5 mg, dan vitamin B12 7.5 mcg, Ferospat merupakan suplemen yang tepat selama hamil dan menyusui.
Segera kunjungi outlet Viva Apotek terdekat atau belanja online untuk kemudahan Anda melalui link berikut ini: Beli Ferospat di Viva Apotek.
Sources:
- WHO (2023). Anaemia. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/anaemia.
- Cleveland Clinic (2022). Anemia During Pregnancy. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23112-anemia-during-pregnancy.
- Cedars-Sinai. Anemia in Pregnancy. https://www.cedars-sinai.org/health-library/diseases-and-conditions/a/anemia-in-pregnancy.html#:~:text=Key%20points%20about%20anemia%20in%20pregnancy&text=Anemia%20may%20cause%20your%20baby,and%20how%20bad%20it%20is.
- PubMed (2021). Iron Deficiency Anemia in Pregnancy. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/34623079/#:~:text=In%20pregnancy%2C%20a%20hemoglobin%20concentration,common%20hematologic%20abnormality%20in%20pregnancy.