Skip links

Botulinum Toxin

Botulinum Toxin

Botulinum Toxin adalah obat untuk mengatasi keriput dan kekejangan pada otot, migrain, dan mengurangi nyeri tubuh. Obat ini dikenal juga dengan sebutan Botox, yakni salah satu merek yang paling populer.

Botulinum Toxin
Merek dagang Botulinum Toxin antara lain: Botox (Allergan), Dysport (Galderma), Xeomin (Merz), Jeuveau (Evolus), dan Daxxify (Revance).
Botulinum Toxin
Apa itu Botulinum Toxin?
Golongan: Obat keras (perlu resep dokter)
Kategori: Obat pelumpuh otot
Manfaat: Mengatasi keriput, kekejangan otot, dan meredakan nyeri pada tubuh.
Digunakan oleh: Dewasa
Ibu Hamil: Botulinum Toxin termasuk kategori C untuk kehamilan. Studi pada hewan menunjukkan adanya gangguan pada janin. Namun, studi pada ibu hamil tidak tersedia. Dokter akan mempertimbangkan besarnya manfaat maupun risiko yang didapat. Oleh karenanya, diskusikan lebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan obat.
Ibu Menyusui: Belum diketahui apakah obat dapat terserap ke ASI atau tidak. Oleh memastikan keamanannya, konsultasikan lebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan obat.
Anak-anak: Obat ini tidak diberikan pada anak-anak.
Bentuk obat: injeksi.
Peringatan Sebelum Menggunakan Botulinum Toxin
Sebelum menggunakan Botulinum Toxin, perhatikan beberapa hal berikut ini:
Suntikan Botox relatif aman. Namun, Anda sebaiknya tidak menjalani perawatan ini jika sedang hamil dan menyusui. Beri tahu dokter jika Anda juga memiliki rencana hamil dalam waktu dekat.
Bicarakan dengan dokter jika Anda memiliki masalah kesehatan, seperti penyakit neuromuskular, kelopak mata terkulai (ptosis), dan otot wajah lemah. Anda kemungkinan tidak boleh menggunakan obat ini jika memiliki penyakit tersebut.
Beri tahu dokter tentang obat-obatan yang sedang Anda gunakan, baik itu obat resep, obat non-resep, suplemen, atau obat herbal.
Hindari minum alkohol dalam 24 jam sebelum Anda mendapatkan suntikan Botox.
Informasikan ke dokter jika Anda memiliki alergi pada suatu obat untuk menghindari terjadinya reaksi alergi yang mengancam jiwa.
Beri tahu dokter jika Anda pernah menjalani suntikan Botox jenis apa pun dalam empat bulan terakhir.
Dosis dan Aturan Pakai Botulinum Toxin
Dosis umum Botulinum Toxin berdasarkan bentuk obat, tujuan penggunaan, atau usia pasien adalah sebagai berikut:
Keriput di wajah
Dewasa: Dosisnya 4 unit tiap titik suntikan, pada 3–5 area kerutan di wajah.
Hiperhidrosis
Dewasa: Dosisnya 50 unit di masing-masing ketiak, dibagi merata dalam beberapa titik suntikan.
Mata juling
Dewasa: Dosis awal 1,25–2,5 unit, di masing-masing otot penggerak bola mata. Dosis maksimal 25 unit tiap area.
Inkontinensia urine
Dewasa: Dosisnya 100 unit yang dibagi menjadi 20 kali suntikan, masing-masing suntikan berisi 5 unit botox, ke otot kandung kemih.
Kelopak mata berkedut
Dewasa: Dosisnya 1,25–2,5 unit di masing-masing otot sekitar mata. Dosis dapat ditingkatkan bila perlu. Dosis maksimal 5 unit tiap area.
Migrain
Dewasa: Dosisnya 155 unit, dibagi ke dalam 7 titik suntikan di kepala dan leher.
Kekakuan atau kejang otot
Dewasa: Dosisnya 75–400 unit, dibagi dalam beberapa titik suntikan pada otot yang kaku. Dosis maksimal 50 unit di setiap titik suntikan.
Kejang leher
Dewasa: Dosisnya 198–300 unit, dibagi dalam beberapa titik suntikan pada otot yang mengalami gangguan. Dosis maksimal 50 unit pada setiap titik suntikan.
Durasi penggunaan obat dapat disesuaikan dengan arahan dokter.
Manfaat Botulinum Toxin
Botulinum Toxin adalah suntikan yang menggunakan toksin untuk mencegah otot bergerak dalam kurun waktu tertentu. Penyuntikan obat ini sering digunakan untuk menghaluskan kerutan di wajah, yakni di area:
Alis
Dahi
Hidung
Mata
Bibir
Dagu
Garis rahang
Leher
Suntikan Botox juga digunakan untuk meredakan gejala beberapa kondisi kesehatan, seperti:
Kejang leher. Kondisi ini menyebabkan otot leher berkontraksi secara tidak terkendali. Hal ini menyebabkan kepala berputar atau berputar ke posisi yang tidak nyaman. Kondisi ini juga disebut distonia serviks.
Kejang otot lainnya. Cerebral palsy dan kondisi sistem saraf lainnya dapat menyebabkan anggota tubuh tertarik ke arah tengah tubuh. Kejang otot juga dapat menyebabkan mata berkedut.
Mata juling. Kondisi ini terjadi akibat ketidakseimbangan otot yang digunakan untuk menggerakkan mata.
Hiperhidrosis (berkeringat berlebihan). Kondisi tubuh berkeringat banyak bahkan saat mereka tidak kepanasan.
Migrain. Suntikan Botulinum Toxin dapat membantu mengurangi seberapa sering Anda mengalami migrain. Perawatan ini terutama digunakan untuk orang yang mengalami sakit kepala 15 hari atau lebih dalam sebulan.
Masalah kandung kemih. Suntikan botox juga dapat membantu mengurangi inkontinensia urin yang disebabkan oleh kandung kemih yang terlalu aktif.
Nyeri pada tubuh. Botox memblokir sinyal saraf yang mengendalikan aktivitas otot, sehingga menghasilkan relaksasi dan pereda nyeri. Suntikan Botox dapat berhasil dalam mengobati nyeri punggung, nyeri rahang, nyeri saraf, neuropati, osteoarthritis, dan nyeri sendi.
Botulinum Toxin terbuat dari bakteri Clostridium botulinum menghasilkan neurotoksin yang digunakan dalam Botox. Ada dua jenis bakteri yang digunakan, yakni:
Tipe A terutama digunakan untuk mengatasi kerutan wajah. Produk tipe A meliputi onabotulinumtoxinA (Botox), abobotulinumtoxinA (Dysport), incobotulinumtoxinA (Xeomin), daxibotulinumtoxinA (Daxxify) dan prabotulinumtoxinA (Jeuveau).
Tipe B sering kali menjadi pilihan pertama untuk mengatasi kejang leher. Obat ini dijual sebagai rimabotulinumtoxinB (Myobloc).
Cara kerja dari Botulinum Toxin adalah memblokir sinyal saraf ke otot, sehingga otot menjadi rileks dan tidak dapat berkontraksi.
Cara Menggunakan Botulinum Toxin dengan Benar
Pemberian Botulinum Toxin dilakukan lewat suntikan dan dilakukan oleh tenaga medis profesional. Tergantung pada masalahnya, Anda mungkin menerima beberapa suntikan di tempat yang berbeda.
Berikut cara penyuntikan Botox pada tubuh Anda:
Kebanyakan orang tidak merasakan sakit yang parah selama prosedur ini. Untuk menghindari ketidaknyamanan, dokter mungkin akan memberikan anestesi lokal (obat bius).
Dokter mungkin menggunakan satu atau lebih metode untuk mengurangi ketidaknyaman selama prosedur selain menggunakan obat bius, yakni menempelkan es batu pada kulit dan pemijatan.
Prosedur penyuntikan dilakukan sebagai tindakan rawat jalan.
Pemberian obat dilakukan dengan jarum tipis untuk menyuntikkan sejumlah kecil Botox ke kulit atau otot.
Jangan menggosok atau memijat area yang dirawat selama 24 jam dan jangan berbaring selama 2 hingga 4 jam setelah mendapatkan suntikan. Tujuannya, membantu mencegah obat menyebar ke area yang tidak diperlukan.
Rata-rata, efek Botox bertahan sekitar tiga hingga empat bulan. Perawatan ulang dianjurkan pada saat ini. Namun, jadwal penyuntikan harus ditetapkan oleh dokter yang menangani kondisi Anda.
Setelah perawatan Botox, kebanyakan orang merasakan efek yang diinginkan sekitar hari ketiga atau keempat. Hasil lengkap akan terlihat dalam 10 hingga 14 hari.
Interaksi Botulinum Toxin dengan Obat Lain
Botulinum Toxin yang mengandung asam mefenamat dapat berinteraksi dengan obat lain. Interaksi obat dapat menimbulkan penurunan efektivitas obat atau menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan.
Berikut daftar obat yang dapat berinteraksi dengan Botulinum Toxin.
Obat pengencer darah, seperti Warfarin
Obat pereda nyeri, misalnya Aspirin
Alkohol
Daftar obat di atas mungkin tidak menjelaskan semua kemungkinan interaksi. Oleh sebab itu, beri tahu dokter mengenai obat-obatan lain yang sedang Anda gunakan sebelum menggunakan Botulinum Toxin.
Efek Samping dan Bahaya Botulinum Toxin
Efek samping dari suntikan Botulinum Toxin bervariasi tergantung pada area yang menerima perawatan. Sebagian besar masalah bersifat ringan dan membaik dalam satu atau dua hari.
Kemungkinan efek samping Botox meliputi:
Nyeri, bengkak, kemerahan atau memar di lokasi perawatan
Gejala mirip flu
Sakit kepala
Sakit leher
Maag (gangguan pencernaan)
Kelopak mata terkulai sementara (ptosis)
Iritasi atau kemerahan pada mata
Beberapa efek samping di atas dapat membaik dengan sendirinya. Akan tetapi, ada pula yang tidak kunjung membaik atau malah semakin memburuk. Jika hal ini terjadi, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter.
Anda bisa saja mengalami reaksi alergi sehingga perlu menghentikan pengobatan dan meminta pertolongan medis segera. Berikut beberapa tanda yang harus diwaspadai:
Ruam kulit
Gatal-gatal
Pembengkakan pada wajah, bibir, atau lidah
Sesak napas
Selain reaksi alergi, efek samping serius akibat penggunaan Botulinum Toxin juga perlu diwaspadai, seperti masalah penglihatan, kelemahan otot, kesulitan menelan atau berbicara, dan kehilangan kontrol kandung kemih (inkontinensia urine).

Manfaatkan fitur Beli Obat dari Viva Apotek untuk mendapatkan obat yang Anda butuhkan. Ingat untuk selalu jaga kesehatanmu, ya!

Diperbarui tanggal: Oktober 2024
Ditinjau oleh: dr. Agustina Mahardini

Referensi:
MIMS. 2024. Botulinum Toxin. https://www.mims.com/singapore/drug/info/botox/drug-interactions
Cleveland Clinic. 2024. Botulinum Toxin. https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/8312-botulinum-toxin-injections
BPOM. 2024. Botox. https://cekbpom.pom.go.id/
Mayo Clinic. 2024. Botulinum Toxin. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/botox/about/pac-20384658
National Library of Medicine. 024. Botulinum Toxin. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557387/

Leave a comment

Explore
Drag