Chloramphenicol adalah antibiotik efektif yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri serius, termasuk infeksi mata, otak, dan saluran pernapasan.
Merek Dagang Chloramphenicol
Merek dagang Chloramphenicol antara lain: Bufacetine, Colsancetine, Chlorexol, Chloramphenicol, Denicol, Erbacetine, Hufamycetin, Kalmicetine, Microtina, Novachlor
Apa Itu Chloramphenicol
Apa itu Chloramphenicol?
Golongan: Obat keras (perlu resep dokter).
Kategori: Obat antibiotik.
Manfaat: Mengatasi infeksi bakteri, seperti meningitis (infeksi selaput otak), infeksi mata seperti konjungtivitis bakteri, infeksi saluran pernapasan seperti pneumonia, tifus dan paratifus, infeksi bakteri lainnya yang resisten terhadap antibiotik lain.
Digunakan oleh: Dewasa dan anak-anak.
Ibu Hamil: Penggunaan chloramphenicol pada ibu hamil tidak dianjurkan, terutama pada trimester ketiga, karena dapat membahayakan janin. Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.
Ibu Menyusui: Chloramphenicol dapat masuk ke dalam ASI dan berpotensi membahayakan bayi yang disusui. Ibu menyusui sebaiknya menghindari penggunaan obat ini atau berkonsultasi dengan dokter.
Anak-anak: Penggunaan chloramphenicol pada anak-anak harus diawasi ketat oleh dokter. Dosis yang diberikan harus disesuaikan dengan berat badan dan usia anak. Anak-anak yang menderita infeksi bakteri serius, seperti meningitis atau tifus, mungkin memerlukan chloramphenicol, tetapi penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan medis.
Bentuk obat: Kapsul, suspensi, dan injeksi.
Peringatan Sebelum Menggunakan Chloramphenicol
Sebelum menggunakan chloramphenicol, penting untuk memperhatikan beberapa hal guna menghindari risiko efek samping dan komplikasi yang dapat timbul. Berikut adalah beberapa peringatan yang perlu diperhatikan:
Jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap chloramphenicol atau antibiotik lainnya, sangat penting untuk memberi tahu dokter Anda. Alergi terhadap obat ini bisa menyebabkan reaksi serius, termasuk ruam kulit, gatal-gatal, pembengkakan, hingga anafilaksis, yang merupakan reaksi alergi parah dan memerlukan perawatan darurat.
Chloramphenicol dapat menyebabkan efek samping yang serius pada sumsum tulang, yang berpotensi menyebabkan anemia aplastik. Kondisi ini jarang terjadi namun sangat serius, dan dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, pasien dengan riwayat gangguan darah atau yang pernah mengalami masalah pada sumsum tulang harus sangat berhati-hati dalam menggunakan obat ini. Tes darah rutin mungkin diperlukan untuk memantau efek obat ini terhadap tubuh.
Pasien dengan gangguan fungsi hati atau ginjal harus menggunakan chloramphenicol dengan hati-hati. Obat ini dimetabolisme di hati dan diekskresikan melalui ginjal, sehingga masalah pada organ-organ ini dapat mempengaruhi cara tubuh mengolah obat. Dokter mungkin perlu menyesuaikan dosis atau melakukan pemantauan lebih sering untuk memastikan obat tidak menimbulkan kerusakan lebih lanjut pada organ-organ tersebut.
Chloramphenicol adalah antibiotik yang hanya efektif melawan infeksi bakteri. Obat ini tidak efektif untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh virus (seperti flu atau pilek) atau jamur. Penggunaan chloramphenicol yang tidak tepat pada infeksi non-bakteri dapat menyebabkan resistensi antibiotik, yang membuat pengobatan infeksi bakteri di masa depan menjadi lebih sulit.
Penggunaan antibiotik, termasuk chloramphenicol, harus dilakukan dengan bijaksana. Penggunaan yang berlebihan atau tidak sesuai dengan anjuran dokter dapat meningkatkan risiko bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik. Jika resistensi terjadi, infeksi menjadi lebih sulit diobati, dan pilihan pengobatan yang tersedia akan menjadi lebih terbatas.
Chloramphenicol tidak dianjurkan untuk digunakan selama kehamilan, terutama pada trimester ketiga. Obat ini dapat menyebabkan masalah serius pada janin, seperti gray baby syndrome, suatu kondisi yang memengaruhi bayi baru lahir dan dapat berakibat fatal. Pada ibu menyusui, chloramphenicol dapat masuk ke dalam ASI dan memengaruhi bayi yang disusui. Jika Anda sedang hamil atau menyusui, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.
Karena potensi chloramphenicol untuk menyebabkan gangguan pada sumsum tulang, tes darah rutin mungkin diperlukan selama penggunaan obat ini, terutama pada terapi jangka panjang. Pemantauan darah akan membantu mendeteksi masalah sejak dini dan mencegah komplikasi yang lebih serius.
Jika menggunakan chloramphenicol dalam bentuk tetes mata atau salep mata, hindari penggunaan lensa kontak selama pengobatan. Lensa kontak dapat meningkatkan risiko iritasi atau infeksi lebih lanjut. Pastikan untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan tetes atau salep mata untuk mencegah kontaminasi.
Chloramphenicol dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain, termasuk antikoagulan (obat pengencer darah), fenitoin, fenobarbital, dan obat sitotoksik. Interaksi ini dapat memengaruhi efektivitas obat atau meningkatkan risiko efek samping. Pastikan untuk memberi tahu dokter tentang semua obat yang sedang Anda konsumsi sebelum memulai terapi chloramphenicol.
Dosis dan Aturan Pakai Chloramphenicol
Dosis chloramphenicol bervariasi tergantung pada jenis infeksi, usia pasien, dan bentuk sediaan obat yang digunakan. Dosis harus selalu sesuai dengan anjuran dokter. Berikut adalah beberapa panduan umum:
Obat oral (kapsul atau sirup): Untuk infeksi bakteri serius, dosis chloramphenicol untuk orang dewasa biasanya adalah 50 mg per kilogram berat badan per hari, dibagi dalam 4 dosis (setiap 6 jam). Pada kasus infeksi berat, dosis mungkin perlu ditingkatkan hingga 100 mg per kilogram berat badan per hari , tetapi harus dilakukan dengan pengawasan ketat dan pemantauan kadar obat dalam darah.
Pada anak-anak, dosis biasanya lebih rendah, yaitu 25-50 mg per kilogram berat badan per hari, dibagi dalam 4 dosis.
Injeksi: Injeksi chloramphenicol biasanya diberikan dalam kasus infeksi yang sangat serius, seperti meningitis. Injeksi dilakukan di bawah pengawasan medis, dan dosisnya disesuaikan dengan kondisi pasien.
Tetes mata atau salep mata: Untuk infeksi mata seperti konjungtivitis bakteri, dosis yang umum digunakan adalah 1-2 tetes di mata yang terinfeksi setiap 2-4 jam. Jika menggunakan salep mata, aplikasikan sedikit salep di bagian dalam kelopak mata 3-4 kali sehari. Penggunaan lebih dari 5 hari harus dikonsultasikan dengan dokter.
Jangan menghentikan penggunaan chloramphenicol sebelum waktu yang ditentukan oleh dokter, meskipun gejala sudah membaik. Penghentian pengobatan yang terlalu cepat dapat menyebabkan bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik dan memperburuk infeksi.
Manfaat Chloramphenicol
Berikut adalah beberapa manfaat utama chloramphenicol:
Mengobati infeksi serius: Chloramphenicol digunakan untuk mengobati infeksi bakteri serius, seperti meningitis, sepsis, tifus, dan pneumonia. Efektivitasnya melawan berbagai jenis bakteri membuatnya menjadi pilihan yang berguna ketika antibiotik lain tidak efektif.
Penetrasi ke sistem saraf pusat: Chloramphenicol memiliki kemampuan yang sangat baik untuk menembus jaringan tubuh, termasuk otak dan cairan serebrospinal. Ini membuatnya sangat efektif dalam mengobati infeksi pada sistem saraf pusat, seperti meningitis.
Obat untuk infeksi mata: Chloramphenicol sering digunakan dalam bentuk tetes mata atau salep mata untuk mengobati infeksi mata seperti konjungtivitis bakteri.
Spektrum luas: Chloramphenicol efektif melawan berbagai jenis bakteri, baik gram positif maupun gram negatif, menjadikannya pilihan yang baik untuk mengobati infeksi bakteri yang sulit diatasi dengan antibiotik lain.
Cara Menggunakan Chloramphenicol dengan Benar
Agar pengobatan dengan chloramphenicol efektif dan aman, ikuti langkah-langkah berikut:
Obat oral: Minum obat sesuai dengan dosis yang telah ditentukan oleh dokter. Chloramphenicol dapat diminum dengan atau tanpa makanan. Jika mengalami gangguan lambung, lebih baik meminumnya setelah makan. Pastikan untuk meminum dosis pada waktu yang sama setiap hari untuk menjaga kadar obat tetap stabil di dalam tubuh.
Tetes mata: Cuci tangan sebelum menggunakan tetes mata. Teteskan 1-2 tetes chloramphenicol pada mata yang terinfeksi dan tutup mata selama beberapa detik setelahnya. Jangan menyentuh ujung botol tetes dengan jari atau mata untuk menghindari kontaminasi.
Injeksi: Chloramphenicol dalam bentuk injeksi harus diberikan oleh tenaga medis profesional di rumah sakit atau klinik. Injeksi digunakan dalam kondisi infeksi yang parah dan membutuhkan pengawasan ketat.
Patuhi durasi pengobatan: Pastikan untuk menyelesaikan seluruh durasi pengobatan meskipun gejala sudah membaik. Penghentian penggunaan obat lebih cepat dapat menyebabkan infeksi kambuh dan meningkatkan risiko resistensi bakteri.
Interaksi Chloramphenicol dengan Obat Lain
Chloramphenicol dapat berinteraksi dengan beberapa obat, yang dapat memengaruhi efektivitas pengobatan atau meningkatkan risiko efek samping. Berikut adalah beberapa obat yang diketahui dapat berinteraksi dengan chloramphenicol:
Antikoagulan (obat pengencer darah): Penggunaan bersama chloramphenicol dapat meningkatkan risiko perdarahan.
Fenitoin dan fenobarbital: Chloramphenicol dapat mempengaruhi kadar obat-obatan ini dalam darah, yang memerlukan penyesuaian dosis.
Obat sitotoksik: Kombinasi dengan chloramphenicol dapat meningkatkan risiko efek samping pada sumsum tulang.
Suplemen vitamin B12 atau zat besi: Chloramphenicol dapat mengganggu penyerapan vitamin B12 dan zat besi.
Efek Samping dan Bahaya Chloramphenicol
Chloramphenicol memiliki beberapa efek samping yang perlu diperhatikan, antara lain:
Efek Samping Umum:
Mual dan muntah
Diare
Sakit kepala
Iritasi mata (untuk tetes mata).
Efek Samping Serius:
Anemia aplastik
Reaksi alergi berat (anafilaksis)
Depresi sumsum tulang.
Gray baby syndrome, terutama pada bayi baru lahir, yang ditandai dengan kulit pucat kebiruan, hipotermia, dan hipotensi, serta dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan segera.
Jika Anda mengalami efek samping serius, segera hentikan penggunaan chloramphenicol dan hubungi dokter.
Manfaatkan fitur Beli Obat dari Viva Apotek untuk mendapatkan obat yang Anda butuhkan. Ingat untuk selalu jaga kesehatan Anda, ya!
Diperbarui tanggal: Oktober 2024
Ditinjau oleh: dr. Agustina Mahardini
Referensi:
NCBI. (2022). Chloramphenicol.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK555966/
NHS. (2023). Chloramphenicol.
https://www.nhs.uk/medicines/chloramphenicol/
DrugBank. (2021). Chloramphenicol.
https://go.drugbank.com/drugs/DB00446
PubChem. (2022). Chloramphenicol.
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Chloramphenicol
NHS. (2023). About Chloramphenicol.
https://www.nhs.uk/medicines/chloramphenicol/about-chloramphenicol/
Mayo Clinic. (2023). Chloramphenicol (Oral Route, Intravenous Route, Injection Route).
https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/chloramphenicol-oral-route-intravenous-route-injection-route/description/drg-20062754
NICE. (2023). Chloramphenicol: British National Formulary (BNF).
https://www.nice.org.uk/bnf-uk-only