Rasanya semua sudah tak asing lagi dengan masalah kesehatan yang bernama hepatitis. Masalah kesehatan yang satu ini umumnya menyerang hati dan menyebabkan peradangan. Hepatitis juga terbagi ke dalam 3 jenis sesuai dengan virus yang menyerang.
Jenis hepatitis yang paling umum terjadi adalah hepatitis B. Saat masalah hepatitis B menyerang, penderita wajib berkonsultasi ke dokter. Dokter biasanya akan meresepkan obat dengan kandungan entecavir.
Kandungan ini sudah terbukti efektif dalam pengobatan hepatitis B karena bisa menghambat pertumbuhan virus hepatitis B. Virus yang gagal tumbuh akan meredakan peradangan di organ hati.
Merk Dagang Entecavir
Merek dagang Entecavir antara lain: Virobet, TKV, Tecavir, Hepavir, Entegard, Bucretis, dan Atevir.
Apa itu Entecavir?
Apa itu Entecavir?
Golongan: Obat keras (perlu resep dokter)
Kategori: Antivirus
Manfaat: Menurunkan risiko komplikasi yang bisa terjadi karena serangan virus hepatitis B.
Digunakan oleh: Bisa digunakan oleh orang dewasa dan anak-anak di atas 2 tahun.
Entecavir untuk ibu hamil: Hasil penelitian terdahulu dengan hewan sebagai objek menunjukan adanya efek samping dari entecavir kepada janin. Namun, hingga artikel ini ditulis belum ada penelitian pada manusia. Maka dari itu, penggunaan obat ini pada ibu hamil tidak disarankan kecuali dalam situasi yang mendesak dan atas anjuran dokter spesialis.
Entecavir untuk ibu menyusui: Kandungan entecavir belum diketahui bisa terserap ke dalam ASI atau tidak. Maka dari itu, untuk keamanan, ibu yang sedang menyusui sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menjalani pengobatan dengan Entecavir.
Entecavir untuk anak: Penggunaan Entecavir kepada anak-anak diperkenankan jika sudah >2 tahun dan berada di bawah pengawasan dokter.
Bentuk obat: Tablet, tablet orodispersible, dan tablet dispersible
Peringatan Sebelum Menggunakan Entecavir
Sebelum menggunakan entecavir pastikan Anda tidak memiliki riwayat alergi terhadap kandungan entecavir itu sendiri. Jika merasa kurang yakin, konsultasikan ke dokter mengenai riwayat alergi atau lakukan pemeriksaan alergi terlebih dahulu.
Entecavir tidak boleh digunakan pada pasien yang alergi dengan kandungan tersebut karena bisa berakibat fatal.
Entecavir juga tidak boleh digunakan jika Anda adalah pasien HIV/AIDS.
Informasikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita masalah kesehatan seperti penyakit liver, penyakit ginjal, obesitas, dan juga pernah menjalani transplantasi hati.
Informasi juga wajib diberikan ke dokter, jika Anda pernah mengalami masalah psikologis lain dan kecanduan alkohol serta NAPZA.
Informasikan ke dokter sebelum menjalani tindakan medis apapun.
Ibu hamil, ibu menyusui, dan lansia wajib berkonsultasi ke dokter sebelum menjalani pengobatan dengan entecavir.
Informasikan ke dokter jika Anda sedang mengonsumsi atau menggunakan obat-obatan jenis lain baik itu obat-obatan dari rumah sakit atau obat herbal. Penggunaan suplemen lain juga sebaiknya diinformasikan ke dokter untuk menghindari interaksi obat yang efek sampingnya kurang baik.
Jika terasa adanya reaksi alergi atau efek samping yang membahayakan setelah mengonsumsi entecavir segera datang ke faskes terdekat dan meminta saran medis dari tenaga kesehatan.
Dosis dan Aturan Pakai Entecavir
Seperti yang sudah diketahui, entecavir adalah obat keras. Maka dari itu, penggunaan entecavir tetap harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan dokter karena penggunaan tanpa dosis yang tepat bisa menimbulkan efek samping yang kurang baik seperti overdosis. Dosis penggunaan entecavir yang paling umum adalah sebagai berikut:
Dewasa: 0,5-1 mg sekali sehari, dosis disesuaikan dengan kondisi pasien.
Anak-anak: Dosis disesuaikan arahan dokter.
Manfaat Entecavir
Manfaat entecavir pada umumnya adalah untuk menurunkan risiko komplikasi yang bisa terjadi karena serangan virus hepatitis B. Perlu diketahui, entecavir bisa menyembuhkan hepatitis B dan mencegah penularannya.
Cara Menggunakan Entecavir
Entecavir biasanya tersedia di apotek baik apotek offline seperti di rumah sakit atau apotek online. Agar pengobatan dengan entecavir menjadi lebih maksimal, perhatikan hal-hal berikut ini saat menggunakannya:
Wajib mencuci tangan dengan sabun sebelum mengonsumsi dan memegang tablet entecavir. Tujuannya adalah agar obat terhindar dari kontaminasi bakteri dan efektivitas obat tetap terjaga.
Dosis entecavir harus sesuai dengan yang disarankan oleh dokter. Jangan melebihi atau mengurangi dosis.
Entecavir disarankan untuk dikonsumsi di waktu yang sama setiap harinya.
Entecavir bisa dikonsumsi 2 jam sebelum atau 2 jam setelah makan. Jika memiliki masalah pencernaan disarankan mengonsumsinya sesudah makan.
Jangan membelah atau menghancurkan tablet entecavir karena khawatir efektivitasnya bisa berkurang.
Jika yang dikonsumsi adalah entecavir sediaan tablet dispersibel larutkan obat dengan air 25-50 ml air.
Jika yang dikonsumsi adalah entecavir sediaan tablet orodispersible letakan obat diatas lidah diamkan sampai meleleh.
Minumlah entecavir dengan bantuan segelas air putih bersuhu ruang.
Entecavir bisa menyebabkan kantuk dan pusing, sebaiknya hindari aktivitas berat atau yang butuh konsentrasi tinggi setelah mengonsumsinya.
Jangan hentikan penggunaan entecavir tanpa arahan dokter, meski merasa sudah merasa lebih baik.
Apabila Anda lupa mengonsumsi entecavir, segera konsumsi jika jarak dengan dosis berikutnya masih panjang. Akan tetapi, jika jaraknya terlalu dekat, cukup lupakan dosis yang terlupa. Jangan pernah menggandakan dosis tanpa arahan dari dokter.
Hindari penggunaan entecavir jika kemasannya sudah rusak, tercemar, atau sudah memasuki tanggal kadaluwarsa.
Jika setelah penggunaan entecavir masalah kesehatan tak kunjung membaik atau justru timbul masalah kesehatan lain, Anda disarankan untuk segera berkonsultasi lagi dengan dokter dan meminta arahan medis lain.
Interaksi Entecavir dengan Obat Lain
Tergolong sebagai obat keras membuat entecavir memiliki kemungkinan untuk berinteraksi dengan obat-obatan lain jika dikonsumsi secara bersamaan. Maka dari itu, penting untuk mengetahui interaksi yang mungkin terjadi. Berikut beberapa interaksi yang mungkin terjadi:
Risiko terjadinya asidosis laktat akan meningkat jika dikonsumsi bersamaan dengan metformin.
Risiko terjadinya efek samping dari kedua obat akan meningkat jika dikonsumsi bersamaan dengan probenecid, cimetidine, cefixime, acyclovir, dan tacrolimus.
Risiko gangguan fungsi ginjal meningkat jika dikonsumsi bersamaan dengan ibuprofen, lithium, cisplatin, kanamycin, dan amikacin.
Efektivitas entecavir bisa menurun jika digunakan bersamaan dengan orlistat.
Efek Samping dan Bahaya Entecavir
Jika digunakan sesuai aturan pakai, entecavir umumnya tidak akan menyebabkan efek samping atau hanya menimbulkan efek samping ringan sebagai berikut:
Kesulitan tidur
Kelelahan
Sakit kepala atau pusing
Mual dan muntah
Sakit perut
Diare
Hentikan penggunaan entecavir dan segera konsultasikan dengan dokter jika efek samping di atas tak kunjung reda, semakin parah, dan muncul reaksi alergi seperti:
Muncul gejala asidosis laktat
Fungsi hati terganggu
Beli Obat di Viva Apotek
Saat ini membeli obat atau suplemen apapun, baik tanpa resep atau dengan resep seperti entecavir bisa dengan mudah dilakukan melalui aplikasi Viva Apotek. Hanya melalui layar ponsel Anda sudah bisa mendapatkan obat-obatan yang dibutuhkan.
Sangat mudah bukan? Maka dari itu jangan ragu lagi untuk memanfaatkan fitur Beli Obat dari Viva Apotek untuk mendapatkan obat yang Anda butuhkan. Ingat untuk selalu jaga kesehatanmu, ya!
Diperbarui tanggal: Desember 2024
Ditinjau oleh: dr. Agustina Mahardini
Referensi:
MIMS (n.d.). Entecavir.
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/entecavir?mtype=generic
Mayo Clinic (2024). Entecavir (oral route).
https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/entecavir-oral-route/description/drg-20063656
Web MD (2024). Entecavir (Baraclude) – Uses, Side Effects, and More.
https://www.webmd.com/drugs/2/drug-92904/entecavir-oral/details