Skip links

Epinephrine

Epinephrine

Epinephrine adalah obat berbentuk injeksi guna mengatasi reaksi alergi parah seperti syok anafilaksis dan asma akut pada dewasa serta anak.
Merek Dagang Epinephrine
Obat ini dipasarkan dengan merek Epinephrine, EpiPen, Phinev, Adrenalin.
Apa Itu Epinephrine
Mengenal Epinephrine
Golongan: Obat keras (perlu resep dokter)
Kategori: Sediaan Antiasmatik dan PPOK/ Obat jantung/ Vasokonstriktor
Digunakan oleh: Dewasa dan anak
Ibu Hamil:
Hasil pengujian epinephrine pada hewan menunjukkan adanya risiko terhadap janin. Untuk itu, penggunaan epinephrine selama masa kehamilan harus atas persetujuan ahli medis.
Ibu Menyusui:
Belum ada penelitian klinis yang mengungkap risiko penggunaan epinephrine oleh wanita yang menyusui. Untuk itu, konsultasikan dengan ahli medis terkait penggunaan epinephrine selama menyusui.
Anak-Anak:
Epinephrine boleh diberikan pada anak dengan perhitungan dosis sesuai berat badan.
Bentuk Obat: Injeksi, auto-injector, inhalasi
Peringatan sebelum Menggunakan Epinephrine
Pemberian epinephrine injeksi umumnya hanya dilakukan saat pasien mengalami kondisi yang mengancam nyawa. Ahli medis akan memantau kondisi pasien sebelum dan sesudah pemberian epinephrine.
Berikut beberapa hal yang perlu Anda perhatikan terkait penggunaan epinephrine:[1]
Sangat jarang terdapat kasus pasien yang mengalami alergi epinephrine. Ini karena tubuh kita sendiri sebenarnya memproduksi hormon ini.
Dalam injeksi epinephrine biasanya terkandung pengawet sulfit seperti natrium bisulfit. Pastikan pasien tidak sensitif ataupun alergi dengan zat sulfit ini.
Epinephrine merupakan satu-satunya obat yang bisa digunakan untuk menangani gejala anafilaksis.
Beri tahukan pada ahli medis apabila pasien sedang hamil ataupun menyusui.
Informasikan pada ahli medis jika pasien menderita penyakit kardiovaskular seperti hipertensi, aritmia, angina pektoris, dan juga aterosklerosis.
Informasikan pada dokter terkait obat ataupun produk suplemen yang sedang dikonsumsi oleh pasien.
Pemberian Epinephrine pada penderita penyakit serebrovaskular, glaukoma, diabetes, hiperkalsemia, hipokalemia, emfisema, hiperrefleksia, pembengkakan kelenjar prostat, dan gangguan psikotik harus mendapat perhatian khusus.
Penggunaan epinephrine pada individu yang mengalami obesitas harus mendapat pengawasan dan perhatian khusus.
Hindari pemberian epinephrine pada ibu hamil yang sedang dalam proses persalinan kala II atau jika tekanan darahnya melebihi 130/80 mmHg.
Epinephrine injeksi bisa diberikan pada bayi dan anak sesuai arahan dokter.
Segera beri tahu ahli medis jika pasien mengalami reaksi serius setelah mendapatkan injeksi epinephrine.
Dosis dan Aturan Pakai Epinephrine
Dosis Epinephrine berbeda-beda sesuai dengan tujuan penggunaan, bentuk obat, dan juga umur pasien. Berikut dosis umum epinephrine:[2]
Menangani Anafilaksis
Berikut adalah dosis penanganan darurat reaksi alergi parah akibat mengonsumsi obat atau makanan tertentu dan gigitan serangga dengan menggunakan auto-injector epinephrine.
Dewasa: 0,3 mg untuk penanganan pertama
Jika gejala tidak membaik setelah 5 hingga 15 menit, berikanlah dosis kedua 0,3 mg.
Anak-anak dengan berat 15-30 kg: 0,15 mg untuk penanganan pertama
Jika kondisi pasien tetap belum pulih setelah 5 sampai 15 menit, berikanlah dosis kedua 0,15 mg
Anak-Anak dengan berat di atas 30 kg, dosis 0,3 mg untuk penanganan pertama.
Jika gejala tidak membaik setelah 5 hingga 15 menit, berikanlah dosis kedua 0,3 mg.
Tindakan Resusitasi Jantung Paru
Epinephrine diberikan secara perlahan melalui injeksi intravena dengan dosis berikut.
Dewasa: 0,1 mg/ml larutan: 1 mg diberikan setiap 3 atau 5 menit sekali sampai kondisi pasien kembali normal.
Anak-anak: 0,1 mg/ml larutan: 0,01 mg per kg berat badan diberikan setiap 3 atau 5 menit sekali sampai kondisi pasien kembali normal. Dosis maksimal adalah 1mg.
Mengatasi Syok Anafilaksis
Pemberian obat ini dengan cara injeksi lambat melalui intravena.
Dewasa: Dalam 0,1 mg/ml larutan: 0,1-0,25mg.
Dosis bisa diulang setiap 5 hingga 15 menit sekali.
Meredakan Asma
Berikut dosis Epinephrine dalam bentuk inhalasi oral:
Dewasa: Larutan inhalasi racepinephrine 2,25% digunakan dengan nebulizer dan dihirup 1 hingga 3 kali. Treatment diulangi setiap 3 jam dengan maksimal 12 kali hirup dalam sehari.
Anak berumur di atas 4 tahun: dosis sama dengan dewasa
Manfaat Epinephrine
Kegunaan utama epinephrine antara lain:
1. Anafilaksis
Epinephrine seringkali dimanfaatkan untuk menangani reaksi alergi parah yang dapat mengancam nyawa. Keluhan ini bisa dipicu oleh berbagai alergen seperti sengatan serangga, makanan, latex, dan obat-obatan tertentu.
Gejalanya meliputi:[3]
Bengkak pada lidah dan tenggorokan
Kesulitan saat bernapas
Kesulitan dalam menelan
Sesak pada tenggorokan
Batuk dan mengi (napas berbunyi melengking atau seperti siulan)
Pingsan
Bibir, lidah, dan kulit berwarna pucat atau biru.
Kulit ruam dan bengkak pada bagian tubuh tertentu
Asma Akut
Epinephrin dalam sediaan inhalasi oral bisa Anda gunakan untuk meredakan gejala asma seperti sesak napas dan mengi.
Resusitasi jantung paru
Epinephrine merupakan pengobatan yang utama selama resusitasi jantung paru. Obat ini bekerja dengan meningkatkan tekanan darah arteri.[4]
Cara Menggunakan Epinephrine dengan Benar
Aturan penggunaan setiap sediaan obat Epinephrine tentu berbeda-beda. Pastikan Anda mengikuti apa yang telah dokter instruksikan untuk memastikan obat ini bekerja dengan optimal.
Berikut cara penggunaan Epinephrine:
Aturan penggunaan Epinephrine berbeda-beda sesuai dengan sediaan obat serta kondisi pasien. Ikutilah dosis serta frekuensi penggunaan sesuai arahan dari ahli medis.
Adapun cara pemakaian auto-injector adalah dengan membuka tutupnya terlebih dahulu. Kemudian tusukkan ujung jarumnya ke otot sisi luar paha di tengah-tengah antara pinggul dan lutut.
Tahanlah auto-injector dan pastikan semua obatnya telah disuntikkan sesuai dosis.
Jangan menyuntikkan auto-injector pada pantat ataupun pembuluh darah.
Sementara itu, untuk penanganan syok anafilaksis serta resusitasi jantung, obat ini diberikan melalui injeksi intravena via cairan infus. Pemberian dengan metode ini hanya boleh dilakukan oleh ahli medis.
Interaksi Epinephrine dengan Obat Lain
Berikut sejumlah potensi interaksi Epinephrine jika Anda menggunakannya bersamaan dengan obat lain:
Penggunaan Epinephrine bersama obat antihipertensi bisa menghambat efek tekanan darah.[5]
Risiko mengalami hipertensi berkepanjangan bisa terjadi jika Anda menggunakannya bersama obat depresi MAOI.
Penggunaan bersama obat simpatomimetik lain bisa menyebabkan risiko keracunan.
Penggunaan bersamaan dengan obat antidepresan trisiklik seperti imipramine bisa memperkuat efek epinephrine sehingga meningkatkan risiko hipertensi.
Risiko mengalami hipokalemia dapat terjadi ketika Anda menggabungkan epinephrine dengan obat kortikosteroid, diuretics, dan aminophylline.
Risiko aritmia dan takikardia meningkat bila digunakan bersama anestesi cyclopropane dan halothane.
Efek Samping dan Bahaya Epinephrine
Obat ini jarang menimbulkan efek samping. Namun bagi individu yang memiliki riwayat penyakit tertentu mungkin dapat mengalami sejumlah efek berikut.[6]
Gangguan kecemasan
Tekanan darah tinggi
Sakit kepala
Takikardia
Tremor
Kelemahan otot
Gejala serangan jantung yang meliputi nyeri di dada
Nyeri, bengkak, dan iritasi pada area yang disuntik
Penurunan jumlah urine
Mual dan muntah
Kesulitan bernapas
Kulit menjadi pucat
Asidosis metabolik (untuk pemakaian jangka panjang)
Bila Anda mengalami satu atau beberapa keluhan tersebut, segera hentikan penggunaan Epinephrine dan periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat untuk memperoleh tindakan medis lebih lanjut.
Manfaatkan fitur Beli Obat dari Viva Apotek untuk mendapatkan obat yang Anda butuhkan. Ingat untuk selalu jaga kesehatan, ya!

Diperbarui tanggal: November 2024
Ditinjau oleh: dr. Agustina Mahardini

Referensi:
Allergy Asthma Network (2024). What is Epinephrine? https://allergyasthmanetwork.org/anaphylaxis/what-is-epinephrine/
MIMS (2024). Epinephrine. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/epinephrine?mtype=generic
NHS (2023). Anaphylaxis. https://www.nhs.uk/conditions/anaphylaxis/
Journals LWW (2013). Epinephrine for Cardiac Arrest. https://journals.lww.com/co-cardiology/fulltext/2013/01000/epinephrine_for_cardiac_arrest.7.aspx#:~:text=Epinephrine%20is%20the%20primary%20drug,%2D1%2Dadrenoceptor%20agonist%20effects.
NLM (2023). https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482160/
Cleveland Clinic (2024). Epinephrine Auto-Injector. https://my.clevelandclinic.org/health/drugs/20260-epinephrine-auto-injector

Leave a comment

Explore
Drag