Gangguan pencernaan yang terjadi di dalam tubuh sama sekali bukan sesuatu yang bisa dianggap sepele. Bukan hanya mengganggu aktivitas, gangguan pencernaan yang dibiarkan juga bisa menyebabkan munculnya masalah kesehatan lainnya.
Salah satu obat yang beredar di pasaran dan efektif untuk mengatasi masalah gangguan pencernaan adalah Famocid. Obat ini banyak digunakan pada pasien tukak lambung dan ulkus duodenum yang sudah cukup parah.
Masalah tukak lambung bisa diatasi oleh Famocid karena obat ini hadir dengan kandungan famotidine. Tugas Famotidine dalam obat ini adalah mengurangi produksi asam lambung dengan cara menghambat zat histamin di lambung. Asam lambung yang berkurang ini akan membantu mempercepat penyembuhan luka yang terjadi di lambung.
Merk Dagang Famocid
Merek dagang Famocid antara lain: Famocid.
Apa itu Famocid?
Apa itu Famocid?
Golongan: Obat keras (perlu resep dokter)
Kategori: Antiulserasi, Antirefluks, dan Antasid
Manfaat: Mengatasi masalah gangguan pencernaan seperti tukak lambung dan ulkus duodenum.
Digunakan oleh: Hanya bisa digunakan oleh orang dewasa.
Famocid untuk ibu hamil: Hasil penelitian terdahulu dengan hewan dan manusia sebagai objek menunjukan tidak ada efek samping yang kurang baik dari Famocid kepada janin. Namun, belum ada penelitian yang dilakukan pada manusia. Maka dari itu, penggunaan obat ini pada ibu hamil harus melalui konsultasi dari dokter.
Famocid untuk ibu menyusui: Kandungan di dalam Famocid yaitu famotidine diketahui bisa terserap ke dalam ASI, tapi belum diketahui berapa banyak dan apa efek sampingnya. Maka dari itu, penggunaan Famocid pada ibu menyusui harus melalui konsultasi dari dokter.
Famocid untuk anak: Penggunaan Famocid kepada anak-anak tidak diperkenankan.
Bentuk obat: Tablet
Peringatan Sebelum Menggunakan Famocid
Sebelum menggunakan Famocid pastikan Anda tidak memiliki riwayat alergi terhadap kandungan yang ada di dalam Famocid yaitu famotidine. Jika merasa kurang yakin, konsultasikan ke dokter mengenai riwayat alergi atau lakukan pemeriksaan alergi terlebih dahulu.
Famocid tidak boleh digunakan pada pasien yang alergi dengan kandungan famotidine dan obat dari golongan antagonis H2 lainnya karena bisa berakibat fatal.
Informasikan ke dokter sebelum menjalani pengobatan dengan Famocid jika Anda pernah atau sedang menderita masalah kesehatan seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis, gangguan irama jantung, kelainan pada hasil EKG, gangguan sistem kekebalan tubuh, kanker lambung, masalah hati, masalah ginjal, kesulitan menelan, dan fenilketonuria.
Informasi juga wajib diberikan kepada dokter jika Anda atau anggota keluarga memiliki riwayat masalah jantung seperti henti jantung yang mendadak pada usia muda.
Informasikan ke dokter jika Anda sedang mengonsumsi atau menggunakan obat-obatan jenis lain baik itu obat-obatan dari rumah sakit atau obat herbal. Penggunaan suplemen lain juga sebaiknya diinformasikan ke dokter untuk menghindari interaksi obat yang efek sampingnya kurang baik.
Jika terasa adanya reaksi alergi atau efek samping yang membahayakan setelah mengonsumsi Famocid segera datang ke faskes terdekat dan meminta saran medis dari tenaga kesehatan.
Dosis dan Aturan Pakai Famocid
Seperti yang sudah diketahui, Famocid adalah obat keras. Maka dari itu, penggunaan Famocid tetap harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan dokter karena penggunaan tanpa dosis yang tepat bisa menimbulkan efek samping yang kurang baik seperti overdosis. Dosis penggunaan Famocid yang paling umum adalah sebagai berikut:
Mengatasi tukak duodenum
Dosis awal: 40 mg 1 kali sehari atau 20 mg 2 kali sehari, dikonsumsi sebelum tidur dengan durasi pengobatan 4 minggu.
Dosis pemeliharaan: 20 mg 1 kali sehari dikonsumsi sebelum tidur
Mengatasi hiperseksi patologis
20 mg setiap 6 jam sekali.
Manfaat Famocid
Manfaat Famocid pada umumnya adalah untuk mengatasi masalah gangguan pencernaan seperti tukak lambung dan ulkus duodenum.
Cara Menggunakan Famocid
Famocid biasanya tersedia di apotek baik apotek offline seperti di rumah sakit atau apotek online. Agar pengobatan dengan Famocid menjadi lebih maksimal, perhatikan hal-hal berikut ini saat menggunakannya:
Wajib mencuci tangan dengan sabun sebelum mengonsumsi dan memegang tablet Famocid. Tujuannya adalah agar obat terhindar dari kontaminasi bakteri dan efektivitas obat tetap terjaga.
Dosis Famocid harus sesuai dengan yang disarankan oleh dokter. Jangan melebihi atau mengurangi dosis.
Famocid harus dikonsumsi di waktu yang sama setiap harinya dan disarankan dikonsumsi sebelum tidur.
Famocid bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan.
Jangan membelah atau menghancurkan tablet Famocid karena khawatir efektivitasnya bisa berkurang.
Minumlah Famocid dengan bantuan segelas air putih bersuhu ruang.
Apabila Anda lupa mengonsumsi Famocid, segera konsumsi jika jarak dengan dosis berikutnya masih panjang. Akan tetapi, jika jaraknya terlalu dekat, cukup lupakan dosis yang terlupa. Jangan pernah menggandakan dosis tanpa arahan dari dokter.
Hindari penggunaan Famocid jika kemasannya sudah rusak, tercemar, atau sudah memasuki tanggal kadaluwarsa.
Jika setelah penggunaan Famocid masalah kesehatan tak kunjung membaik atau justru timbul masalah kesehatan lain, Anda disarankan untuk segera berkonsultasi lagi dengan dokter dan meminta arahan medis lain.
Interaksi Famocid dengan Obat Lain
Tergolong sebagai obat keras membuat Famocid memiliki kemungkinan untuk berinteraksi dengan obat-obatan lain jika dikonsumsi secara bersamaan. Maka dari itu, penting untuk mengetahui interaksi yang mungkin terjadi. Berikut beberapa interaksi yang mungkin terjadi:
Efektivitas Famocid bisa menurun jika dikonsumsi bersama dengan antasida
Efektivitas obat seperti ketoconazole, cefditoren, dapsone, dan atazanavir bisa menurun jika dikonsumsi bersama dengan Famocid
Efek samping Famocid bisa meningkat jika dikonsumsi bersama dengan probenecid.
Efek Samping dan Bahaya Famocid
Jika digunakan sesuai aturan pakai, Famocid umumnya tidak akan menyebabkan efek samping atau hanya menimbulkan efek samping ringan sebagai berikut:
Pusing
Sakit kepala
Diare
Sembelit
Perut terasa tidak nyaman
Mulut kering
Hentikan penggunaan Famocid dan segera konsultasikan dengan dokter jika efek samping di atas tak kunjung reda, semakin parah, dan muncul reaksi alergi seperti:
Nyeri dan lemah otot
Detak jantung menjadi lebih cepat
Pusing tiba-tiba seperti akan pingsan
Kejang
Merasa lemas
Gangguan suasana hati
Halusinasi
Linglung
Beli Obat di Viva Apotek
Saat ini membeli obat atau suplemen apapun, baik tanpa resep atau dengan resep seperti Famocid bisa dengan mudah dilakukan melalui aplikasi Viva Apotek. Hanya melalui layar ponsel Anda sudah bisa mendapatkan obat-obatan yang dibutuhkan.
Sangat mudah bukan? Maka dari itu jangan ragu lagi untuk memanfaatkan fitur Beli Obat dari Viva Apotek untuk mendapatkan obat yang Anda butuhkan. Ingat untuk selalu jaga kesehatanmu, ya!
Diperbarui tanggal: Desember 2024
Ditinjau oleh: dr. Agustina Mahardini
Referensi:
MIMS (n.d.). Famocid.
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/famocid?type=brief&lang=id
MIMS (n.d.). Famotidine.
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/famotidine?mtype=generic
Mayo Clinic (2024). Famotidine (oral route)
https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/famotidine-oral-route/description/drg-20072972