Kalmicetine adalah antibiotik yang mengandung chloramphenicol untuk mengatasi infeksi bakteri serius di tubuh, seperti meningitis dan demam tifoid.
Kalmicetine
Merek dagang Kalmicetine antara lain: Kalmicetin.
Apa Itu Kalmicetine?
Golongan: Obat keras (perlu resep dokter)
Kategori: Antibiotik Kloramfenikol
Manfaat: Mengatasi infeksi bakteri berat seperti meningitis, demam tifoid, dan infeksi saluran pencernaan.
Digunakan oleh: Dewasa dan anak-anak
Ibu Hamil: FDA mengategorikan chloramphenicol sebagai obat Kategori C, yang berarti studi reproduksi pada hewan menunjukkan efek buruk pada janin, dan belum ada studi yang memadai pada manusia.[1] Konsultasikan dengan dokter sebelum penggunaan.
Ibu Menyusui: Obat ini diekskresikan dalam ASI, dan penggunaannya selama menyusui umumnya tidak dianjurkan, terutama untuk bayi yang berusia di bawah satu bulan. Terdapat risiko teoretis efek samping yang serius, seperti penekanan sumsum tulang dan gangguan pencernaan pada bayi. Konsultasikan dengan dokter sebelum penggunaan.
Anak-anak: Obat ini dapat diresepkan untuk anak-anak untuk mengobati infeksi tertentu. Namun, penggunaannya secara sistemik terbatas karena potensi efek samping yang parah.
Bentuk obat: Suspensi dan salep
Peringatan sebelum Menggunakan Kalmicetine
Sebelum menggunakan Kalmicetine, penting untuk memperhatikan beberapa hal berikut:
Alergi: Hindari Kalmicetine jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap chloramphenicol.
Riwayat Penyakit: Informasikan kepada dokter jika Anda memiliki riwayat penyakit darah seperti anemia aplastik, gangguan sumsum tulang, atau kelainan darah lainnya.
Interaksi Obat: Beritahukan kepada dokter semua obat yang sedang Anda konsumsi, termasuk obat herbal dan suplemen, untuk mencegah interaksi yang merugikan.
Vaksinasi: Jika sedang atau akan menjalani vaksinasi dengan vaksin bakteri hidup, seperti vaksin tifoid, hindari penggunaan Kalmicetine karena dapat mengurangi efektivitas vaksin.
Dosis dan Aturan Pakai Kalmicetine
Dosis Kalmicetine ditentukan berdasarkan usia, berat badan, dan tingkat keparahan infeksi. Berikut adalah dosis umum yang digunakan:
Dewasa: 12,5 mg/kgBB sebanyak 4 kali sehari. Untuk infeksi berat seperti meningitis, dosis dapat ditingkatkan menjadi 25 mg/kgBB sebanyak 4 kali sehari.
Bayi usia 0-2 minggu: 6,25 mg/kgBB, 4 kali sehari.
Bayi usia 2 minggu ke atas: 12,5 mg, 4 kali sehari, atau 25 mg, 2 kali sehari.
Demam Tifoid: Penggunaan Kalmicetine harus dilanjutkan selama 8-10 hari setelah demam mereda untuk mencegah kekambuhan.
Manfaat Kalmicetine
Manfaat utama Kalmicetine adalah mengobati infeksi bakteri serius yang tidak merespons antibiotik lain. Beberapa infeksi yang dapat diatasi dengan Kalmicetine antara lain:[2]
1. Meningitis
Meningitis adalah infeksi yang menyerang selaput pelindung yang melapisi otak dan sumsum tulang belakang. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala-gejala berat seperti sakit kepala parah, demam tinggi, kejang, dan gangguan kesadaran. Infeksi ini sering kali disebabkan oleh bakteri, dan ketika bakteri yang menyebabkannya tidak merespons antibiotik biasa, Kalmicetine menjadi pilihan pengobatan efektif.
Obat ini bekerja dengan membunuh bakteri penyebab infeksi, mengurangi risiko kerusakan permanen pada sistem saraf, dan meningkatkan peluang pemulihan bagi pasien.
2. Demam Tifoid
Demam tifoid adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi, yang menyerang saluran pencernaan dan dapat menyebabkan demam tinggi, kelelahan ekstrem, dan nyeri perut. Infeksi ini dapat berkembang menjadi kondisi yang mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan antibiotik yang tepat.
Kalmicetine efektif dalam mengobati demam tifoid, terutama jika strain bakteri yang menyebabkan infeksi kebal terhadap antibiotik lain. Pengobatan tepat waktu dengan Kalmicetine dapat membantu mengurangi durasi gejala dan mencegah komplikasi serius seperti pendarahan atau perforasi usus.
3. Listeriosis
Listeriosis disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes, yang sering ditemukan pada makanan yang terkontaminasi, dan dapat menyebabkan infeksi serius pada sistem saraf, termasuk meningitis dan ensefalitis.
Infeksi ini sangat berbahaya bagi kelompok rentan, seperti ibu hamil, bayi baru lahir, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah. Kalmicetine dapat digunakan untuk mengobati listeriosis, mengurangi peradangan pada sistem saraf pusat, dan mengurangi risiko komplikasi yang dapat berujung pada kematian atau cacat permanen.
4. Gastroenteritis
Gastroenteritis adalah peradangan pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau parasit. Infeksi bakteri penyebab gastroenteritis sering kali menyebabkan gejala seperti diare, muntah, dan sakit perut.
Dalam kasus di mana infeksi disebabkan oleh bakteri yang kebal terhadap antibiotik umum, Kalmicetine dapat menjadi pilihan terapi untuk membunuh patogen penyebab infeksi. Pengobatan yang tepat dengan Kalmicetine membantu mencegah dehidrasi berat dan mempercepat proses penyembuhan.
5. Abses
Abses adalah kumpulan nanah yang terbentuk sebagai reaksi tubuh terhadap infeksi bakteri. Infeksi ini dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, termasuk kulit, gigi, atau organ internal. Abses sering kali menyebabkan rasa sakit, pembengkakan, dan kemerahan.
Jika infeksi tersebut tidak dapat dikendalikan dengan antibiotik biasa, Kalmicetine dapat digunakan untuk membunuh bakteri penyebab abses, memungkinkan pengurangan peradangan dan pembuangan nanah, serta mengurangi risiko penyebaran infeksi ke area lain tubuh.
Cara Menggunakan Kalmicetine dengan Benar
Agar efektivitas Kalmicetine optimal, penting untuk menggunakannya sesuai petunjuk dokter:
Konsumsi obat saat perut kosong, idealnya 1-2 jam sebelum makan untuk penyerapan maksimal.
Jangan hentikan secara tiba-tiba. Menghentikan pengobatan lebih awal dapat meningkatkan risiko resistensi bakteri.
Jika lupa mengonsumsi dosis, segera minum begitu ingat. Namun, jika sudah dekat dengan dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupa tanpa menggandakan dosis selanjutnya.
Buang obat setelah pengobatan selesai untuk mencegah penggunaan di masa mendatang.
Interaksi Kalmicetine dengan Obat Lain
Kalmicetine dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain dan menyebabkan efek yang tidak diinginkan. Beberapa interaksi tersebut antara lain:[3]
Addyi (flibanserin)
Allegra (fexofenadine)
Amoxil (amoxicillin)
Atarax (hydroxyzine)
Augmentin (amoxicillin / clavulanate)
Aviane (ethinyl estradiol / levonorgestrel)
Axid (nizatidine)
Baby Probiotic Colic Drops (lactobacillus rhamnosus)
Capoten (captopril)
Carbastat (carbachol ophthalmic)
Chlorpheniramine (Allergy) (chlorpheniramine)
Cordarone (amiodarone)
Crestor (rosuvastatin)
Denavir (penciclovir topical)
Diamox (acetazolamide)
ella (ulipristal)
EpiPen (epinephrine)
Fioricet (acetaminophen / butalbital / caffeine)
Fioricet with Codeine (acetaminophen / butalbital / caffeine / codeine)
Geriaton (multivitamin with iron)
Glucophage (metformin)
Isopto Carpine (pilocarpine ophthalmic)
Lamisil (terbinafine)
Lariam (mefloquine)
Lomotil (atropine / diphenoxylate)
Lyrica (pregabalin)
Minipress (prazosin)
Miochol-E (acetylcholine ophthalmic)
Paracetamol (acetaminophen)
Zyrtec (cetirizine)
Chloramphenicol
Efek Samping dan Bahaya Kalmicetine
Ingatlah bahwa obat ini diresepkan karena dokter Anda telah menilai bahwa manfaatnya bagi Anda lebih besar daripada risiko efek sampingnya. Banyak orang yang menggunakan obat ini tidak mengalami efek samping yang serius.
Beberapa efek samping yang mungkin terjadi antara lain:
Penglihatan kabur sementara, rasa terbakar, perih, atau kemerahan dapat terjadi. Jika efek samping ini bertahan atau memburuk, segera beri tahu dokter atau apoteker Anda.
Reaksi alergi yang sangat serius terhadap obat ini jarang terjadi. Namun, segera cari pertolongan medis jika Anda mengalami gejala reaksi alergi serius, termasuk: ruam, gatal/pembengkakan (terutama pada wajah/lingua/tenggorokan), pusing hebat, atau kesulitan bernapas.
Penggunaan Kalmicetine jangka panjang juga berisiko menyebabkan anemia aplastik, kondisi di mana sumsum tulang gagal memproduksi cukup sel darah. Karena itu, pasien yang menjalani pengobatan ini disarankan untuk melakukan pemeriksaan darah secara rutin sesuai arahan dokter.
Manfaatkan fitur Beli Obat dari Viva Apotek untuk mendapatkan obat yang Anda butuhkan. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan antibiotik, dan jaga kesehatan Anda dengan baik!
Diperbarui tanggal: November 2024
Ditinjau oleh: dr. Agustina Mahardini
Referensi:
[1] Drugs. (2024). Chloramphenicol. https://www.drugs.com/pregnancy/chloramphenicol.html
[2] National Library of Medicines. (2023). Chloramphenicol. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK555966/
[3] Drugs. (2023). Chloramphenicol. https://www.drugs.com/drug-interactions/chloramphenicol-otic.html
[4] Rxlist. (2023). Chloramphenicol. https://www.rxlist.com/chloramphenicol/generic-drug.htm