KB suntik adalah metode pencegahan kehamilan dengan menyuntikkan hormon medroxyprogesterone dan estradiol, tersedia dalam jangka waktu 1 atau 3 bulan.
Merek Dagang KB Suntik
Untuk KB suntik 1 bulan tersedia dalam merek Andalan, Cyclo Harmonis, Gestin, Cyclofem, Cyclo Prothyra, dan Cyclogeston.
Sedangkan untuk KB Suntik 3 bulan tersedia dalam merek Deponeo, Depo Prothyra, Andalan, Medroxyprogesterone Acetate, Sayana, Triclofem, dan Medroxone.
Apa Itu KB Suntik
Mengenal Kb Suntik
Golongan: Obat keras (perlu resep dokter)
Kategori: kontrasepsi hormonal (progestin)
Manfaat: Mencegah kehamilan
Digunakan Oleh: Dewasa
Ibu Hamil: Penggunaan KB suntik oleh wanita yang sedang hamil sama sekali tidak direkomendasikan. Anda juga harus menghindari metode kontrasepsi ini jika Anda berencana untuk hamil.
Ibu Menyusui: Apabila Anda baru saja melahirkan, tunggu setidaknya 4 minggu sebelum menggunakan kontrasepsi KB suntik. Jika Anda menyusui, sebaiknya tunggu sampai 6 minggu setelah persalinan baru Anda bisa menggunakan metode KB ini.[1]
Anak-Anak: KB suntik tidak direkomendasikan untuk anak.
Bentuk Obat: Injeksi
Peringatan sebelum Menggunakan KB Suntik
Penggunaan KB suntik haruslah atas rekomendasi bidan, obgyn, atau ahli medis lain yang berwenang. Sebelum memutuskan untuk menggunakan metode kontrasepsi hormonal ini, perhatikan sejumlah poin penting berikut:
KB suntik terdiri dari dua pilihan jangka waktu, 1 bulan dan 3 bulan.
Untuk KB suntik 1 bulan, cairan injeksi berisi estradiol dan medroxyprogesterone.[1]
Sedangkan untuk KB suntik jangka waktu 3 bulan hanya mengandung medroxyprogesterone.
Hindari tindakan KB suntik jika Anda tengah hamil, punya rencana untuk hamil, dan baru saja menjalani proses persalinan.
Jangan melakukan suntik KB jika Anda punya riwayat stroke, pembekuan darah, kanker rahim, kanker payudara, gangguan sirkulasi darah, kanker hati, penyakit liver, pendarahan vagina yang abnormal, gangguan katup jantung, migrain, dan riwayat penyakit kuning akibat penggunaan pil KB.
Saat pertama kali melakukan suntik KB, sebaiknya Anda tetap menggunakan alat kontrasepsi lain seperti kondom. Konsultasikan dengan bidan atau dokter mengenai hal ini.
Beri tahukan pada ahli medis mengenai semua obat-obatan dan juga suplemen yang saat ini Anda konsumsi. Pasalnya, beberapa jenis obat bisa mengurangi efektivitas KB suntik.
Apabila Anda sedang menyusui, sebaiknya Anda memilih KB suntik 3 bulan. Pasalnya, KB suntik 1 bulan mengandung estradiol yang dapat mengurangi produksi ASI, bahkan mengakibatkan penghentian keluarnya ASI.[2]
Selalu diskusikan dengan ahli medis mengenai jenis KB suntik yang paling sesuai dengan kondisi Anda.
Jangan merokok dan mengonsumsi alkohol selama menggunakan KB suntik.
KB suntik hanya dapat mencegah kehamilan namun tidak dapat melindungi Anda dari penyakit menular seksual.
Penggunaan KB suntik (khususnya jenis 3 bulan) dalam jangka panjang bisa mengakibatkan hilangnya kepadatan tulang atau osteoporosis.
Ketika Anda memutuskan untuk berhenti menggunakan KB suntik, Anda tidak akan langsung subur. Butuh waktu hingga 1 tahun untuk memperoleh kesuburan (ovulasi) seperti normal.[3]
Segera periksakan diri ke bidan atau dokter jika Anda mengalami pendarahan vagina yang tidak normal selama menggunakan KB suntik.
Saat menggunakan KB suntik, siklus menstruasi Anda mungkin akan menjadi tidak normal.
Beberapa pengguna KB suntik mungkin akan mengalami amenorrhea atau tidak menstruasi sama sekali.
Dosis dan Aturan Pakai KB Suntik
Pemberian KB suntik hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten. Adapun dosis umum KB suntik 1 bulan dan 3 bulan adalah sebagai berikut.
KB 1 Bulan
Dosis 0,5 ml (Estradiol + medroxyprogesterone), diberikan melalui injeksi intramuskular.[1]
Suntikan pertama jenis KB ini harus dilakukan pada hari ke-5 siklus menstruasi normal atau 4 minggu setelah melahirkan apabila Anda tidak menyusui.
Lakukanlah suntik KB ini secara rutin setiap 28 atau 30 hari sekali.
KB 3 Bulan
Dosis 150 mg (medroxyprogesterone), diberikan melalui injeksi intramuskular.[4]
Suntikan pertama harus Anda lakukan pada hari ke-5 siklus menstruasi normal atau 6 minggu setelah persalinan apabila Anda menyusui.
Suntik KB 3 bulan harus Anda lakukan dalam jeda waktu 12 atau 13 minggu.
Manfaat KB Suntik
Kegunaan utama KB suntik ialah untuk pencegahan kehamilan. Kombinasi estradiol dan medroxyprogesterone mampu mencegah pelepasan sel telur dari ovarium. Selain itu, hormon ini juga akan menyebabkan perubahan pada lapisan rahim dan lendir pada serviks. Perubahan ini akan membuat sperma lebih sulit untuk mencapai rahim.
Tidak hanya itu, sel telur yang berhasil dibuahi sperma juga akan lebih sulit untuk menempel di dinding rahim. Dengan demikian, kehamilan dapat dicegah.
Cara Menggunakan KB Suntik dengan Benar
Guna meningkatkan efektivitas KB suntik, perhatikan panduan penggunaan KB suntik berikut:
Diskusikan dengan ahli medis mengenai manfaat dan efek samping KB suntik sebelum memutuskan untuk menggunakan metode kontrasepsi ini.
Proses penyuntikan hormon ini harus dilakukan oleh tenaga medis.
Jika Anda baru pertama menggunakan jenis KB ini, lakukan pada hari ke-5 siklus haid normal. Pastikan juga bahwa Anda tidak sedang hamil.
Jenis KB ini harus disuntikkan melalui injeksi intramuskular atau otot di paha, lengan atas, atau pantat.
Setelah mendapatkan suntikan pertama, ahli medis akan menjadwalkan selanjutnya sesuai dengan jenis suntikan yang Anda pilih.
Jika Anda memilih KB suntik 1 bulan, maka jadwal selanjutnya ialah setelah 28 hingga 30 hari setelah suntikan pertama.
Apabila Anda memilih KB 3 bulan, Anda harus melakukan suntikan lagi setelah 12 atau 13 minggu setelahnya.
Jangan sampai melewatkan jadwal suntikan yang direkomendasikan oleh ahli medis.
Apabila Anda lupa tidak melakukan suntikan, segera konsultasikan hal ini dengan ahli medis dan mintalah penjadwalan ulang.
Perlu Anda catat bahwa melewatkan jadwal suntik KB akan meningkatkan kemungkinan untuk hamil. Jadi, pastikan Anda tidak hamil sebelum meminta penjadwalan ulang.
Interaksi KB Suntik dengan Obat Lain
Sejumlah obat dapat berinteraksi dengan KB suntik sehingga menyebabkan penurunan efektivitas kontrasepsi ini. Berikut sejumlah obat yang sebaiknya tidak Anda konsumsi saat menggunakan KB suntik:[1]
Prednisolone
Fenilbutazon
Cyclosporin
Teofilin
Antibiotik amoxicillin, tetracycline, penicillin
Obat kejang seperti carbamazepine, phenobarbital, dan amobarbital
Obat HIV seperti atazanavir, saquinavir, dan ritonavir.
Efek Samping dan Bahaya KB Suntik
Berikut sejumlah gejala efek samping yang mungkin Anda alami saat menggunakan KB suntik.[5]
Perubahan siklus haid
Tidak mengalami haid sama sekali
Periode menstruasi lebih lama dari biasanya
Berat badan bertambah
Kulit menjadi berjerawat
Gairah seksual menurun
Perubahan suasana hati
Sakit kepala
Penggunaan lebih dari 1 tahun akan membuat kepadatan tulang menurun sehingga risiko osteoporosis meningkat
Apabila Anda mengalami sejumlah gejala tersebut dan semakin parah, sebaiknya Anda menghentikan pemakaian KB suntik. Diskusikan dengan ahli medis mengenai alternatif metode kontrasepsi yang lebih aman dan sesuai dengan kondisi tubuh Anda.
Manfaatkan fitur Beli Obat dari Viva Apotek untuk mendapatkan obat yang Anda butuhkan. Ingat untuk selalu jaga kesehatan, ya!
Diperbarui tanggal: Desember 2024
Ditinjau oleh: dr. Agustina Mahardini
Referensi:
Drugs (2024). Estradiol and Medroxyprogsterone. https://www.drugs.com/mtm/estradiol-and-medroxyprogesterone.html
Drugs (2024). Contraceptives, Oral, Combined use while Breastfeeding. https://www.drugs.com/breastfeeding/contraceptives-oral-combined.html#:~:text=%5B4%5D%20Ethinyl%20estradiol%20in%20doses,nonhormonal%20or%20progestin%2Donly%20contraception.
POM (2020). Medroxyprogesterone Acetate. https://registrasiobat.pom.go.id/files/assesment-reports/obat_baru/Sayana%20Suspensi%20Injeksi%20104%20mg,%200.65%20mL_Medroksiprogesteron%20Asetat_DKI2086101843A1_2020.pdf
MIMS (2024). Medroxyprogesterone. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/medroxyprogesterone?mtype=generic
NHS (2024). Side effects and risks of the contraceptive injection. https://www.nhs.uk/contraception/methods-of-contraception/contraceptive-injection/side-effects-and-risks/