Skip links

Kortikosteroid

Kortikosteroid

Kortikosteroid adalah obat yang digunakan secara luas untuk mengurangi peradangan, menekan sistem kekebalan tubuh, dan mengobati gangguan autoimun.

Merek Dagang Kortikosteroid

Merek dagang Kortikosteroid antara lain
Kelompok Betametason: Colergis, Klabeta-G, Zonsoderm, Hufabetatamin, Protocort, Orsaderm, Praceles.
Kelompok Budenosida: Aeronide, Budenosida, Budesma, Pulmicort Respules, Sonide;
Kelompok Kortison: Bufacort- N, Dermacoid, Hydrocortisone Acetate, Hydrocortisone Sodium Succinate, Miracort, Nufacort, Ramicort, Vanquin Plus.
Kelompok Deksametason: Dexamethasone, Dexicorta, Omedeson, Reco Plus, Mexon, Trifason.
Kelompok Methylprednisolone: Prednox, Intidrol, Lameson, Methylprednisolone, Lexcomet, Sevos.
Kelompok Prednisone: Prednison, Prednisone, Remacort.
Kelompok Triamcinolone: Omenacort, Konicort, Triamcinolone Acetonide, Triamcort-A, Bufacomb, Flamicort.

Apa Itu Kortikosteroid?
Apa itu Kortikosteroid?

Golongan: Obat keras (perlu resep dokter)
Kategori: Kortikosteroid
Manfaat: Mengatasi peradangan dan gangguan autoimun
Digunakan oleh: Dewasa dan anak
Kortikosteroid untuk Ibu Hamil: Studi yang dilakukan pada hewan percobaan menunjukkan pemakaian kortikosteroid dapat menyebabkan cacat lahir. Meski demikian, belum terbukti hal ini terjadi
Kortikosteroid untuk Ibu Menyusui: Kortikosteroid bisa masuk ke dalam ASI saat ibu menyusui, hingga berisiko menyebabkan gangguan pertumbuhan atau efek negatif pada bayi. Meski demikian, hal ini tergantung dengan jenis kortikosteroid yang dikonsumsi. Konsultasi ke dokter untuk kemungkinan mengganti obat, maupun berhenti menyusui selama konsumsi obat.
Kortikosteroid untuk Anak: Pemakaian obat Kortikosteroid untuk anak harus melalui rekomendasi dan pengawasan dokter.
Bentuk obat: Tablet, Sirup, Inhaler, Injeksi
Peringatan Sebelum Menggunakan Kortikosteroid
Penggunaan kortikosteroid memerlukan perhatian khusus untuk memastikan pengobatan berjalan aman dan efektif. Sebelum menggunakan obat ini, penting untuk mengetahui beberapa peringatan yang dapat memengaruhi kesehatan Anda. Konsultasikan dengan dokter mengenai kondisi medis Anda sebelum memulai terapi kortikosteroid.
Jangan menghentikan penggunaan kortikosteroid tanpa arahan dokter. Penghentian mendadak dapat menyebabkan kondisi memburuk atau gejala kembali muncul.
Dokter mungkin akan memeriksa perkembangan kondisi secara berkala selama pengobatan dan setelah penghentian obat.
Pemeriksaan mata oleh dokter spesialis mungkin diperlukan sebelum dan selama pengobatan.
Dokter dapat merekomendasikan diet rendah garam dan kaya kalium. Untuk mencegah kenaikan berat badan, perhatikan asupan kalori dan tambahkan protein ke dalam diet Anda.
Jika digunakan dalam jangka panjang, dokter mungkin meresepkan obat, seperti bisfosfonat untuk mencegah masalah tulang.
Informasikan kepada dokter jika Anda akan menjalani tes kulit, operasi, termasuk operasi gigi, atau pengobatan darurat. Juga beri tahu dokter ketika Anda mengalami infeksi serius atau cedera.
Hindari kontak dekat dengan orang yang memiliki cacar air atau campak. Jika Anda terpapar, segera beri tahu dokter. Juga, hindari kontak dengan individu yang telah menerima vaksin oral polio.
Jangan melakukan imunisasi selama pengobatan kortikosteroid tanpa persetujuan dokter. Anggota keluarga juga sebaiknya tidak menerima vaksin oral polio karena risiko penularan virus polio.
Kortikosteroid dapat memengaruhi kadar gula darah. Jika Anda melihat perubahan dalam hasil tes gula darah atau urin, konsultasikan dengan dokter Anda.
Jika kortikosteroid disuntikkan ke sendi, hindari memberikan tekanan berlebih pada sendi tersebut, meskipun terasa lebih baik.
Jika terjadi kemerahan atau pembengkakan di area suntikan yang tidak kunjung membaik, segera hubungi dokter.
Penting mengetahui dan memahami peringatan sebelum dan selama pemakaian kortikosteroid, guna meminimalkan risiko efek samping. Pastikan Anda selalu mengikuti arahan dokter selama terapi kortikosteroid.
Dosis dan Aturan Pakai Kortikosteroid
Dosis dan aturan pakai Kortikosteroid harus mematuhi aturan yang telah ditentukan dokter, guna memastikan keamanan dan efektivitasnya. Berikut adalah panduan dosis berdasarkan jenis kortikosteroid yang digunakan.
Betametason (Tersedia dalam bentuk Tablet, Sirup, Krim, Injeksi)
Alergi dan kondisi peradangan: 2–3 mg per hari selama beberapa hari pertama.Selanjutnya, dosis dapat dikurangi sebanyak 0,25 mg atau 0,5 mg, tiap 2–5 hari.
Rheumatoid arthritis: 0,5–2 mg per hari.
Dosis untuk anak-anak: Berdasarkan berat badan atau ukuran tubuh, harus sesuai anjuran dokter.
Bentuk injeksi:
Dewasa dan remaja untuk alergi dan kondisi peradangan: Dosis umumnya 0,25-9 mg/hari. Konsultasikan dengan dokter untuk menyesuaikan kondisi penyakit yang Anda alami..
Anak-anak: Berdasarkan berat badan atau ukuran tubuh, harus sesuai anjuran dokter.
Budesonida (Tersedia dalam bentuk: Inhaler, Cairan Nebulizer, Semprot Hidung, Kapsul)
Bentuk kapsul pelepasan lambat (extended-release):
Dewasa untuk penyakit Kolitis Mikroskopis: Dosis 9 mg per hari selama maksimal delapan minggu. Kemudian dosis dapat dikurangi menjadi 6 mg per hari. Dosis diminum di pagi hari sebelum sarapan.
Anak-anak: Harus sesuai anjuran dokter.
Kortison (Tersedia dalam bentuk Injeksi dan Tablet)
Bentuk oral (tablet):
Dewasa dan remaja: 25–300 mg per hari, sebagai dosis tunggal atau dibagi menjadi beberapa dosis.
Anak-anak: Berdasarkan berat badan atau ukuran tubuh, harus sesuai anjuran dokter.
Bentuk injeksi:
Dewasa dan remaja: 20–300 mg per hari, disuntikkan ke otot.
Anak-anak: Berdasarkan berat badan atau ukuran tubuh, harus sesuai anjuran dokter.
Deksametason (Tersedia dalam bentuk Tablet, Sirup, Salep Mata, Tetes Mata dan Injeksi)
Bentuk oral (elixir, larutan oral, tablet):
Dewasa dan remaja: 0,5–10 mg sesuai kebutuhan, ditentukan oleh dokter.
Anak-anak: Berdasarkan berat badan atau ukuran tubuh, harus sesuai anjuran dokter.
Bentuk injeksi:
Untuk antiinflamasi atau autoimun: 0,4-20 mg (IV atau IM)
Anak-anak: Berdasarkan berat badan atau ukuran tubuh, harus sesuai anjuran dokter.
Hidrokortison (Tersedia dalam bentuk Tablet, Salep, Krim, Injeksi)
Bentuk oral (suspensi oral, tablet):
Dewasa dan remaja: 20–2400 mg per hari, sebagai dosis tunggal atau dibagi menjadi beberapa dosis.
Anak-anak: Berdasarkan berat badan atau ukuran tubuh, harus sesuai anjuran dokter.
Bentuk injeksi:
Dewasa dan remaja: 25–50 mg. Konsultasikan dengan dokter untuk menyesuaikan dengan kondisi penyakit Anda.
Anak-anak: Berdasarkan berat badan atau ukuran tubuh, harus sesuai anjuran dokter.
Metilprednisolon (Tersedia dalam bentuk Tablet, Krim, Injeksi)
Bentuk oral (tablet):
Dewasa dan remaja: 4–49 mg setiap satu atau dua hari, sebagai dosis tunggal atau dibagi menjadi beberapa dosis.
Anak-anak: Berdasarkan berat badan atau ukuran tubuh, harus sesuai anjuran dokter.
Bentuk injeksi:
Dewasa dan remaja: 10–500 mg per hari. Konsultasikan dengan dokter untuk menyesuaikan kondisi Anda.
Anak-anak: Berdasarkan berat badan atau ukuran tubuh, harus sesuai anjuran dokter.
Prednisolon (Tersedia dalam bentuk Tablet, Krim, Salep, Tetes Mata, Tetes Telinga, Salep Mata dan Suppositoria)
Bentuk oral (larutan oral, sirup, tablet):
Dewasa dan remaja: 5–60 mg sesuai kebutuhan, ditentukan oleh dokter.
Anak-anak: Berdasarkan berat badan atau ukuran tubuh, harus sesuai anjuran dokter.
Prednison (Tersedia dalam bentuk Sirup, Tablet)
Bentuk oral (sirup, tablet):
Dewasa dan remaja: 5–60 mg setiap satu atau dua hari, sebagai dosis tunggal atau dibagi menjadi beberapa dosis.
Anak-anak: Berdasarkan berat badan atau ukuran tubuh, harus sesuai anjuran dokter.
Triamcinolone (Tersedia dalam bentuk Tablet, Krim, Injeksi, Semprot Hidung, Salep Mulut)
Bentuk oral (sirup, tablet):
Dewasa dan remaja: 4–48 mg per hari, tergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit yang diobati. Dosis dapat disesuaikan kembali berdasarkan kondisi pasien.
Anak-anak: Berdasarkan berat badan atau ukuran tubuh, harus sesuai anjuran dokter.
Bentuk injeksi:
Triamcinolone diberikan melalui suntikan ke dalam otot (intramuskular/IM) setiap 6 minggu, atau suntikan langsung ke sendi (intraartikular) 1 kali atau lebih dalam seminggu.
Anak-anak: Berdasarkan berat badan atau ukuran tubuh, harus sesuai anjuran dokter.
Penggunaan kortikosteroid harus diawasi ketat oleh dokter. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda mengalami efek samping atau memerlukan penyesuaian dosis.
Manfaat Kortikosteroid
Manfaat Kortikosteroid untuk berbagai kondisi, termasuk:
Mengatasi penyakit atau gangguan pernapasan, seperti asma, gejala penyakit paru obstruktif kronis (COPD), hingga alergi musiman, seperti rinitis alergi.
Membantu meredakan gejala pada kondisi autoimun, termasuk gejala lupus eritematosus sistemik (SLE), peradangan pada artritis reumatoid, myositis dan polymyalgia rheumatica.
Membantu mengobati eksim dan dermatitis kontak.
Mengobati penyakit radang usus, seperti kolitis ulseratif dan penyakit Crohn, serta mengatasi hepatitis autoimun.
Mengurangi peradangan pada uveitis dan keratokonjungtivitis.
Berperan mengganti hormon kortisol pada pasien dengan penyakit Addison.
Menekan respons imun setelah transplantasi organ untuk mencegah penolakan.
Mengurangi edema otak pada kondisi tertentu.
Membantu maturasi paru pada bayi prematur.
Kortikosteroid merupakan jenis obat yang sangat serbaguna dan efektif, tetapi penggunaannya harus diawasi oleh tenaga medis untuk meminimalkan risiko efek samping.
Cara Menggunakan Kortikosteroid dengan Benar
Pemakaian Kortikosteroid yang dapat membantu mengatasi peradangan hingga gangguan autoimun, perlu dilakukan dengan hati-hati sesuai anjuran dokter. Berikut panduan langkah demi langkah dalam menggunakan kortikosteroid dengan benar.
Gunakan kortikosteroid hanya sesuai dengan dosis dan jadwal yang telah diberikan oleh dokter.
Jangan meningkatkan atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi terlebih dahulu.
Jika Anda mengonsumsi kortikosteroid dalam bentuk tablet atau kapsul, minumlah bersama makanan untuk mencegah gangguan pada lambung.
Jika Anda mengalami mulas atau nyeri lambung meskipun sudah mengonsumsi dengan makanan, segera hubungi dokter.
Hindari minuman beralkohol selama menggunakan kortikosteroid, karena dapat meningkatkan risiko masalah lambung atau pendarahan.
Jika Anda menggunakan kapsul pelepasan lambat (extended-release), telanlah kapsul secara utuh tanpa menghancurkan, membuka, atau mengunyahnya.
Tablet, kapsul, atau sirup biasanya digunakan untuk mengobati peradangan atau rasa sakit yang berkaitan dengan kondisi kronis, seperti lupus atau artritis reumatoid.
Pakai kortikosteroid bentuk Inhaler atau semprotan hidung, untuk mengontrol peradangan akibat asma atau alergi hidung. Ikuti teknik inhalasi atau semprotan yang benar seperti yang diajarkan oleh dokter atau apoteker.
Gunakan tetes mata kortikosteroid sesuai instruksi untuk mengobati pembengkakan setelah operasi mata. Jangan berbagi botol tetes mata dengan orang lain.
Krim atau salep Kortikosteroid dioleskan langsung pada kulit yang terinfeksi atau meradang. Bersihkan area sebelum mengoleskan dan cuci tangan setelah penggunaan.
Kortikosteroid injeksi diigunakan untuk mengobati gejala otot dan sendi, seperti tendinitis. Injeksi hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis profesional.
Pastikan untuk melakukan kontrol rutin dengan dokter untuk mengevaluasi efektivitas pengobatan dan memantau efek samping.
Jika Anda menggunakan kortikosteroid dalam jangka panjang, dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan tambahan seperti tes kepadatan tulang atau fungsi mata.
Jangan menghentikan penggunaan kortikosteroid secara tiba-tiba. Jika perlu dihentikan, dokter akan memberikan jadwal penurunan dosis secara bertahap untuk mencegah efek rebound atau komplikasi lain.
Dengan mengikuti panduan di atas, Anda dapat memaksimalkan manfaat kortikosteroid sambil meminimalkan risiko efek samping yang mungkin terjadi. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika ada pertanyaan atau kekhawatiran selama penggunaan obat ini.
Interaksi Kortikosteroid dengan Obat Lain
Kortikosteroid kemudian dapat berinteraksi dengan obat lain atau kondisi kesehatan tertentu, sehingga memengaruhi efektivitas pengobatan atau meningkatkan risiko efek samping. Beberapa obat yang memiliki kemungkinan interaksi dengan Kortikosteroid, antara lain:
Kortikosteroid dapat mengurangi efektivitas obat antikoagulan, seperti warfarin, meningkatkan risiko pembekuan darah.
Kortikosteroid dapat meningkatkan kadar gula darah, sehingga memengaruhi efektivitas obat antidiabetes.
Beberapa obat antikejang, seperti fenitoin dapat mengurangi efektivitas kortikosteroid atau sebaliknya.
Obat-obatan untuk HIV, seperti ritonavir dapat meningkatkan kadar kortikosteroid dalam darah, meningkatkan risiko efek samping.
Penggunaan bersama NSAID, seperti ibuprofen dapat meningkatkan risiko komplikasi gastrointestinal, seperti tukak lambung.
Pemberian vaksin hidup, seperti campak, gondok, atau BCG, dapat berisiko lebih tinggi jika digunakan bersama kortikosteroid. Sementara itu, pemberian vaksin non-hidup, seperti flu atau pneumonia, mungkin kurang efektif jika digunakan bersamaan dengan kortikosteroid dosis tinggi.
Kombinasi kortikosteroid dengan obat imunosupresan lain, dapat meningkatkan risiko infeksi.
Kortikosteroid dapat meningkatkan tekanan darah dan mengurangi efektivitas beberapa obat antihipertensi.
Obat seperti ketokonazol dapat meningkatkan kadar kortikosteroid dalam darah.
Penggunaan tembakau dan alkohol dapat meningkatkan risiko komplikasi, terutama pada saluran pencernaan.
Sebelum menggunakan kortikosteroid, penting untuk memberi tahu dokter tentang obat yang sedang Anda konsumsi, baik resep, non-resep, maupun suplemen herbal. Informasikan juga jika Anda memiliki riwayat penyakit tertentu atau sedang dalam pengobatan jangka panjang.
Efek Samping dan Bahaya Kortikosteroid
Penggunaan Kortikosteroid harus digunakan dengan hati-hati, mempertimbangkan efek samping yang mungkin timbul. Efek samping ini dapat bervariasi tergantung pada bentuk kortikosteroid yang digunakan, seperti oral, topikal, inhalasi, atau injeksi.
Efek Samping yang Umum
Efek samping berikut lebih sering terjadi dan biasanya dapat ditangani dengan perawatan atau berhenti menggunakan obat jika diarahkan oleh dokter:
Peningkatan nafsu makan.
Gangguan pencernaan, seperti mual dan mulas.
Kehilangan nafsu makan, khususnya pada triamcinolone.
Merasa gelisah.
Perubahan warna kulit, seperti lebih pucat atau gelap.
Pusing atau merasa melayang.
Kemerahan pada wajah atau pipi.
Sering cegukan.
Nyeri sendi meningkat, terutama setelah injeksi ke dalam sendi.
Peningkatan keringat.
Mimisan, setelah injeksi ke dalam hidung.
Sensasi berputar atau vertigo.
Efek Samping yang Lebih Serius
Efek samping ini jarang terjadi tetapi dapat menjadi tanda komplikasi serius. Segera hubungi dokter jika Anda mengalami salah satu dari gejala berikut:
Penglihatan kabur atau menurun.
Frekuensi buang air kecil meningkat.
Rasa haus berlebihan.
Kebutaan mendadak, jika disuntikkan di area kepala atau leher.
Rasa terbakar, mati rasa, atau kesemutan di sekitar area suntikan.
Ruam kulit atau gatal-gatal.
Gangguan suasana hati, termasuk depresi.
Nyeri perut atau lambung yang terus-menerus.
Tinja berdarah atau hitam.
Munculnya garis kemerahan atau ungu pada kulit.
Kulit menjadi tipis dan rapuh.
Penurunan berat badan atau kelelahan yang tidak biasa.
Luka yang sulit sembuh.
Pertumbuhan rambut yang tidak biasa.
Penggunaan kortikosteroid harus diawasi dengan ketat oleh dokter untuk meminimalkan risiko efek samping. Jika digunakan dalam jangka panjang, dokter mungkin akan mengurangi dosis secara bertahap untuk mencegah gangguan pada produksi hormon kortisol tubuh.
Gunakan fitur Beli Obat dari Viva Apotek untuk memperoleh obat atau suplemen yang Anda perlukan untuk menjaga kesehatan tubuh.

Diperbarui tanggal: November 2024
Ditinjau oleh: dr. Agustina Mahardini

Referensi:
BPOM. (2024). Betamethasone. https://cekbpom.pom.go.id/search_home_produk
BPOM. (2024). Budesonide. https://cekbpom.pom.go.id/search_home_produk
BPOM. (2024). Cortisone. https://cekbpom.pom.go.id/search_home_produk
BPOM. (2024). Dexamethasone. https://cekbpom.pom.go.id/search_home_produk
BPOM. (2024). Methylprednisolone. https://cekbpom.pom.go.id/search_home_produk
BPOM. (2024). Prednisone. https://cekbpom.pom.go.id/search_home_produk
BPOM. (2024). Triamcinolone. https://cekbpom.pom.go.id/search_home_produk
Drugs.com. (2024). Corticosteroid Oral/Parenteral. https://www.drugs.com/cons/corticosteroid-oral-parenteral.html
Healthline. (2024). Corticosteroids: What Are They? https://www.healthline.com/health/corticosteroids-what-are-they
Mayo Clinic. (2024). Steroids. https://www.mayoclinic.org/steroids/art-20045692
Medical News Today. (2024). Corticosteroids: Benefits and Risks. https://www.medicalnewstoday.com/articles/corticosteroids
MIMS. (2024). Betamethasone
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/betamethasone?mtype=generic
National Center for Biotechnology Information (NCBI). (2024). Corticosteroids Overview. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554612/
Respiratory Care. (2024). Corticosteroids and Respiratory Conditions. https://rc.rcjournal.com/content/63/6/655

Leave a comment

Explore
Drag