Skip links

Laktafit

Laktafit

Laktafit adalah suplemen mengandung cyanocobalamin, tribasic calcium phosphate, dan ekstrak plasenta untuk meningkatkan produksi ASI.
Merek Dagang Laktafit
Obat untuk ibu menyusui ini dipasarkan dengan merek Laktafit.
Apa Itu Laktafit
Mengenal Laktafit
Golongan: Obat Keras (perlu resep dokter)
Kategori: Suplemen pelancar ASI
Manfaat: Menstimulasi kelenjar susu sehingga meningkatkan produksi ASI.
Digunakan Oleh: Dewasa
Ibu Hamil: Kandungan Laktafit aman untuk dikonsumsi selama masa kehamilan.[1] Meskipun demikian, sebaiknya konsultasikan dengan ahli medis sebelum mengonsumsi Laktafit jika Anda sedang hamil.
Ibu Menyusui: Laktafit diformulasikan secara khusus untuk ibu menyusui guna memperlancar produksi air susu. Namun, jika Anda menderita kondisi medis tertentu, sebaiknya konsultasikan dengan ahli medis sebelum menggunakan Laktafit.
Anak-Anak: Penggunaan Laktafit dianjurkan untuk individu berusia lebih dari 18 tahun.
Bentuk Obat: Tablet salut film
Peringatan sebelum Menggunakan Laktafit
Suplemen pelancar ASI ini tergolong obat keras sehingga Anda membutuhkan resep dokter untuk membelinya. Selain itu, Anda juga harus memperhatikan sejumlah poin penting berikut sebelum mengonsumsi suplemen ini:
Pastikan Anda tidak sensitif dengan komposisi Laktafit yang meliputi kalsium fosfat, cyanocobalamin (Vitamin B12), dan ekstrak plasenta.
Meskipun mengandung ekstrak plasenta hewan, Anda tidak perlu mengkhawatirkan kehalalan suplemen ini. Laktafit telah mendapat sertifikasi halal.
Konsultasikan dengan ahli medis terkait penggunaan Laktafit apabila Anda sedang hamil sekaligus menyusui.
Penggunaan Laktafit hanya direkomendasikan pada individu yang berumur di atas 18 tahun.
Konsultasikan dengan ahli medis mengenai obat-obatan ataupun suplemen yang saat ini Anda konsumsi untuk menghindari kemungkinan interaksi antarobat.
Informasikan pada ahli medis terkait riwayat kesehatan Anda. Beri tahu dokter mengenai penyakit apapun yang pernah atau saat ini Anda derita seperti gangguan ginjal dan liver atau masalah kesehatan lain yang membutuhkan perhatian khusus.
Penggunaan Laktafit direkomendasikan hingga 9 bulan sesudah proses melahirkan.
Konsumsilah laktafit sesuai dengan dosis yang dianjurkan pada kemasan atau berdasarkan rekomendasi ahli medis. Mengonsumsi Laktafit dengan berlebihan tidak akan meningkatkan manfaatnya, melainkan bisa mengakibatkan efek samping.
Apabila Anda mengalami reaksi alergi yang parah seperti ruam, bengkak pada bagian tubuh tertentu, hingga sesak napas, segera hentikan penggunaan Laktafit dan periksakan kondisi Anda ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.
Apabila tidak ada perubahan terkait produksi ASI setelah mengonsumsi Laktafit selama beberapa minggu, konsultasikan masalah ini dengan konselor ASI.
Laktafit hanyalah suplemen yang berfungsi sebagai penunjang nutrisi. Oleh sebab itu, penggunaan suplemen ini harus Anda imbangi dengan konsumsi makanan bernutrisi tinggi untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas ASI.
Dosis dan Aturan Pakai Laktafit
Gunakanlah Laktafit sesuai dengan instruksi dokter. Patuhilah dosis dan juga frekuensi konsumsinya. Dosis umum Laktafit guna memperlancar produksi ASI adalah 3 x 1 tablet per hari, bisa Anda konsumsi hingga 9 bulan sesudah persalinan.[1]
Manfaat Laktafit
Berikut manfaat suplemen ini bagi ibu hamil:
1. Memperlancar Produksi ASI
Komposisi utama Laktafit yakni ekstrak plasenta mengandung molekul bioaktif berupa hormon oksitosin dan prolactin. Kedua hormon tersebut diketahui dapat memperlancar proses menyusui dan memberikan rasa bahagia bagi ibu.[2]
Studi mengungkap bahwa suplementasi ekstrak plasenta merupakan terapi yang efektif bagi ibu menyusui yang mengalami hipogalaktia atau produksi ASI tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.[3]
Adanya suplemen dengan ekstrak plasenta dapat membantu menstimulasi kelenjar susu untuk memproduksi ASI lebih banyak. Bahkan volume ASI bertambah hingga 428% jika dibandingkan dengan sebelum terapi.
2. Mendukung Produksi Sel Darah Merah dan Perkembangan Otak Bayi
Selain itu, Laktafit juga memiliki kandungan Vitamin B12 yang berguna untuk meningkatkan produksi sel darah merah dan mendukung perkembangan otak bayi.[4] Sebenarnya Vitamin B12 bisa Anda peroleh dari makanan yang mengandung protein hewani seperti daging, ikan, telur, dan susu.
Namun, jika dirasa asupan nutrisi Anda dari makanan masih belum mencukupi atau Anda mengalami gangguan penyerapan makanan, Anda bisa mengonsumsi Laktafit yang mengandung 20 mcg Vitamin B12.
3. Mencegah Defisiensi Kalsium
Tidak hanya itu, dalam Laktafit juga terkandung tribasic calcium phosphate yang dapat mencegah defisiensi kalsium pada ibu menyusui.[5] Kalsium tidak hanya berguna untuk memelihara kesehatan tulang dan gigi ibu tetapi juga mendukung pertumbuhan bayi.
Cara Menggunakan Laktafit dengan Benar
Guna memperoleh manfaat yang optimal dari Laktafit, Anda harus mengonsumsinya sesuai dengan instruksi ahli medis.
Berikut panduan penggunaan Laktafit yang bisa Anda ikuti:
Patuhi arahan dokter terkait dosis serta frekuensi konsumsi suplemen.
Jangan meningkatkan dosis ataupun mengonsumsi Laktafit lebih sering dari apa yang diinstruksikan ahli medis.
Laktafit bisa Anda minum sebelum ataupun sesudah makan.
Telanlah tablet Laktafit secara utuh dengan air putih tanpa mengunyah, membelah, ataupun menggerusnya.
Usahakan untuk meminum Laktafit di jam yang sama setiap harinya misalnya setelah sarapan, makan siang, dan makan malam. Dengan begitu, Anda bisa memperoleh manfaat suplemen secara optimal dan juga lebih mudah mengingat jadwal konsumsinya.
Apabila Anda lupa tidak mengonsumsi Laktafit pada waktu yang seharusnya, segera minum suplemen ini begitu Anda ingat. Namun dengan catatan bahwa waktunya tidak berdekatan dengan dosis Laktafit berikutnya.
Jangan menggandakan dosis Laktafit atau mengonsumsi dua dosis suplemen dalam waktu bersamaan.
Konsumsi Laktafit harus Anda kombinasikan dengan pola hidup yang sehat.
Perhatikan pola makan Anda. Pastikan untuk kebutuhan nutrisi harian tercukupi dengan mengonsumsi makanan bergizi yang dapat meningkatkan produksi ASI seperti kacang-kacangan, daging, dan sayuran hijau.
Anda juga harus memperbanyak konsumsi air putih agar produksi ASI semakin lancar.
Kemudian, Anda juga perlu beristirahat yang cukup agar tubuh bisa memproduksi ASI secara optimal.
Hindarilah stress karena bisa meningkatkan hormon kortisol yang berdampak pada penurunan produksi ASI.[6]
Simpanlah Laktafit di area bersuhu ruang, tidak lembap, serta terlindung dari sinar matahari dan jangkauan anak-anak.
Interaksi Laktafit dengan Obat Lain
Kandungan Laktafit dapat berinteraksi dengan obat tertentu sehingga memengaruhi penyerapan dan juga mengakibatkan efek samping lain.
Berikut sejumlah interaksi yang perlu Anda waspadai:
Konsumsi Laktafit bersamaan dengan aminosalicylic acid dapat mengganggu proses penyerapan cyanocobalamin.[7]
Penggunaan Laktafit bersama chloramphenicol akan menurunkan efektivitas cyanocobalamin dalam terapi anemia.
Kandungan calcium phosphate dalam Laktafit bisa berinteraksi dengan burosumab sehingga mengakibatkan peningkatan kadar fosfor yang berisiko menyebabkan batu ginjal.[8]
Calcium phosphate dalam Laktafit juga akan mengganggu penyerapan cabotegravir dan dolutegravir.
Vitamin C dapat mengganggu proses penyerapan cyanocobalamin.[9]
Daftar ini tentu tidak memuat semua obat yang dapat berinteraksi dengan Laktafit. Oleh sebab itu, pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan ahli medis sebelum mengonsumsi obat ataupun suplemen apapun bersamaan dengan Laktafit.
Efek Samping dan Bahaya Laktafit
Hingga saat ini belum ada laporan pengguna mengenai efek samping Laktafit. Suplemen ini aman dan tidak akan mengakibatkan gejala yang membahayakan asalkan Anda mengonsumsinya sesuai dengan arahan ahli medis.
Namun, jika Anda menderita kondisi medis tertentu seperti anemia, kandungan cyanocobalamin dalam Laktafit mungkin bisa mengakibatkan hypokalemia yang ditandai dengan detak jantung abnormal dan kram otot.[9]
Bila Anda mengalami satu atau beberapa keluhan tersebut, segera hentikan konsumsi Laktafit. Periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat untuk memperoleh tindakan medis lebih lanjut.
Manfaatkan fitur Beli Obat dari Viva Apotek untuk mendapatkan obat yang Anda butuhkan. Ingat untuk selalu jaga kesehatan, ya!

Diperbarui tanggal: Desember 2024
Ditinjau oleh: dr. Agustina Mahardini

Referensi:
DexaGroup (2024). Laktafit. https://www.dexagroup.com/id/produk/laktafit-tablet-id/
Biofac (2024). Placenta is the Jewel of the Cellular Renewal. https://biofac.dk/dermatology-care/wound-healing/placenta-extract-gmp/
NLM (1993). Treatment of Hypogalactia with a Placental Extract. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/1012587/
CDC (2024). Vitamin B12 and Breastfeeding. https://www.cdc.gov/breastfeeding-special-circumstances/hcp/diet-micronutrients/vitamin-b12.html
WebMD (2024). Calcium Phosphate Tribasic Tablet. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-19287/calcium-phosphate-tribasic-oral/details
NLM (2023). Maternal psychological distress and lactation and breastfeeding outcomes. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8960332/
Drugs (2024). Cyanocobalamin Interactions. https://www.drugs.com/drug-interactions/cyanocobalamin.html
Drugs (2024). Calcium Phosphate Tribasic drug Interactions. https://www.drugs.com/drug-interactions/calcium-phosphate-tribasic-index.html
WebMD (2024). Vitamin B12. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-1010/cyanocobalamin-vitamin-b-12-oral/details

Leave a comment

Explore
Drag