Molazol adalah obat yang mengandung metronidazole. Obat ini digunakan untuk mengobati infeksi bakteri anaerob dan parasit, seperti amebiasis dan trikomoniasis.
Merek Dagang Molazol
Merek dagang obat Molazol antara lain Molazol.
Apa Itu Molazol
Apa itu Molazol?
Golongan: Obat keras (perlu resep dokter)
Kategori: Antibiotik dan antiparasit
Manfaat: Mengobati infeksi akibat bakteri anaerob dan parasit, seperti amebiasis, trikomoniasis, vaginosis bakteri, dan giardiasis.
Digunakan oleh: Dewasa dan anak-anak di atas 6 tahun sesuai anjuran dokter
Molazol untuk Ibu Hamil: Molazol yang mengandung metronidazole umumnya aman digunakan oleh ibu hamil selama mendapat rekomendasi dari dokter. Penelitian yang melibatkan lebih dari 5.000 wanita hamil tidak menunjukkan peningkatan risiko cacat lahir, kelahiran prematur, atau berat lahir rendah.[1] Meski beberapa studi kecil menunjukkan kemungkinan risiko keguguran pada penggunaan awal kehamilan, risiko ini belum terbukti secara jelas apakah berasal dari obat atau infeksi yang sedang diobati.[2] Metronidazole dapat menembus plasenta dan masuk ke sirkulasi janin, tapi tidak ada bukti signifikan tentang bahaya langsung terhadap janin.[3] Konsultasikan dengan dokter jika Anda hamil atau merencanakan kehamilan sebelum menggunakan obat ini.
Molazol untuk Ibu Menyusui: Ibu menyusui dapat menggunakan Molazol yang diresepkan oleh dokter. Meskipun masuk ke dalam ASI, jumlahnya relatif kecil sehingga jarang menyebabkan efek samping pada bayi.[2] Namun, beberapa bayi mungkin mengalami diare.[4] Apabila bayi menunjukkan gejala tidak biasa atau Anda khawatir, segera konsultasikan dengan dokter.
Molazol untuk Anak-Anak: Molazol dapat digunakan oleh anak-anak berdasarkan resep dokter.[5]
Bentuk Obat: Tablet
Peringatan sebelum Menggunakan Molazol
Sebelum menggunakan Molazol, perhatikan hal-hal berikut:
Jangan gunakan obat ini apabila Anda alergi terhadap metronidazole atau obat sejenisnya, seperti tinidazole.
Hindari minum alkohol selama terapi dan setidaknya 3 hari setelahnya, karena dapat menyebabkan reaksi mual, muntah, maupun kemerahan pada kulit.
Beri tahu dokter jika Anda memiliki sindrom Cockayne, penyakit hati, ginjal, atau gangguan sistem saraf pusat, karena metronidazole dapat memperburuk kondisi ini.
Molazol berinteraksi dengan obat-obatan tertentu.
Ibu hamil dan menyusui harus mendapat persetujuan dokter sebelum menggunakan obat ini.
Dosis dan Aturan Pakai Molazol
Molazol memiliki dosis yang bervariasi tergantung pada kondisi pasien, rute pemberian, dan usia pasien. Berikut adalah beberapa panduan dosis berdasarkan kondisi:
Infeksi Bakteri Anaerob
Dewasa: Dosis awal 800 mg dan dilanjutkan dengan 400 mg setiap 8 jam selama 7 hari.
Anak: Dosis tergantung berat badan, biasanya 7.5–40 mg/kg/hari, tergantung tingkat keparahan infeksi.
Trikomoniasis
Dewasa: 2.000 mg sebagai dosis tunggal atau 400–500 mg dua kali sehari selama 5–7 hari.
Anak: 15–30 mg/kg dibagi dalam 2–3 dosis, maksimal 2.000 mg/hari.
Giardiasis
Dewasa: 2.000 mg sekali sehari selama 3 hari.
Anak: 15 mg/kg/hari dalam dosis terbagi selama 3–5 hari.
Bacterial Vaginosis
Dewasa (Oral): 400–500 mg dua kali sehari selama 5–7 hari.
Manfaat Molazol
Antibiotik dan antiparasit ini menawarkan banyak manfaat utama, seperti:
1. Mengobati Infeksi Bakteri Anaerob
Zat aktifnya melawan bakteri anaerob yang menyebabkan infeksi pada organ perut, panggul, dan sistem saraf pusat. Selain itu, Molazol juga sering menjadi pengobatan abses otak, peritonitis, dan infeksi panggul.
2. Mengatasi Trikomoniasis
Trichomonas vaginalis adalah penyebab umum infeksi menular seksual. Molazol efektif mengobati infeksi parasit ini. Pengobatan biasanya melibatkan dosis tunggal atau terapi selama beberapa hari.
3. Mengobati Amebiasis
Entamoeba histolytica merupakan parasit yang menyebabkan amebiasis, yang menyerang usus dan hati. Molazol efektif membantu menghilangkan parasit ini serta meredakan gejala diare maupun sakit perut.
4. Mengatasi Giardiasis
Infeksi lain yang dapat diatasi dengan obat ini adalah Giardia lamblia, yang menyebabkan gangguan pencernaan. Terapi dengan metronidazole memerlukan beberapa hari agar infeksi bersih sempurna.
5. Profilaksis Infeksi Pasca Operasi
Infeksi bakteri anaerob setelah operasi juga mungkin terjadi, apalagi setelah prosedur ginekologi dan abdominal. Pemberian Molazol sebelum dan sesudah operasi dapat mengurangi risiko infeksi ini.
Cara Menggunakan Molazol dengan Benar
Agar Molazol bekerja dengan optimal dan minim efek samping, perhatikan aturan umum berikut:
Gunakan obat di waktu yang sama setiap hari.
Molazol bisa Anda gunakan dengan makanan untuk mencegah mual, atau sesuai anjuran dokter.
Jangan mengonsumsi alkohol selama terapi Molazol.
Interaksi Molazol dengan Obat Lain
Kandungan metronidazole dalam Molazol dapat berinteraksi dengan berbagai obat lain, yang berpengaruh pada efektivitas maupun meningkatkan risiko efek samping.
Berikut adalah beberapa kategori obat yang perlu Anda perhatikan:
Antikoagulan
Obat ini meningkatkan efek antikoagulan seperti warfarin, yang berpotensi menyebabkan perdarahan serius. Hal ini terjadi karena metronidazole menghambat metabolisme warfarin sehingga meningkatkan konsentrasi obat dalam darah.
Antikonvulsan
Obat seperti phenytoin dan phenobarbital dapat menurunkan konsentrasi metronidazole dalam darah, sehingga efektivitasnya berkurang. Sebaliknya, metronidazole dapat meningkatkan kadar phenytoin, yang berisiko menyebabkan toksisitas.
Lithium
Penggunaan metronidazole bersama lithium dapat meningkatkan kadar lithium dalam darah. Selain tremor, interaksinya bisa menyebabkan kerusakan ginjal.
Disulfiram
Jangan menggunakan metronidazole dengan disulfiram karena menyebabkan reaksi psikotik, seperti kebingungan hingga halusinasi. Konsultasikan dengan dokter untuk memastikan keamanan penggunaan kombinasi obat ini.
Imunosupresan
Metronidazole dapat meningkatkan kadar siklosporin dalam darah sehingga berpotensi meningkatkan risiko gangguan fungsi ginjal. Apabila perlu kombinasi obat-obatan ini, dokter akan memantau kadar siklosporin secara berkala dan menyesuaikan dosis untuk mencegah komplikasi.
Antijamur
Menggunakan Molazol bersamaan dengan fluorouracil dapat meningkatkan toksisitas fluorouracil. Efek sampingnya cukup serius, seperti gangguan darah. Sebaiknya hindari kombinasi pengobatan ini dan konsultasikan dengan dokter.
Efek Samping dan Bahaya Molazol
Seperti obat lainnya, Molazol dapat menyebabkan efek samping dan memiliki potensi bahaya tertentu. Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi:
Mual, muntah, sakit perut, diare, maupun sembelit.
Beberapa orang mengalami rasa seperti logam di mulut selama pengobatan.
Beberapa pengguna melaporkan sakit kepala dan pusing selama terapi.
Reaksi alergi seperti ruam, gatal, atau pembengkakan dapat terjadi
Penggunaan jangka panjang atau dosis tinggi metronidazole dapat menyebabkan kejang dan ensefalopati (fungsi otak abnormal).
Warna urine menjadi lebih gelap. Hal ini akan hilang setelah pengobatan selesai.
Penggunaan metronidazole dalam jangka panjang telah dikaitkan dengan risiko leukopenia (penurunan jumlah sel darah putih) dan neuropati perifer (kerusakan saraf tepi).
Oleh karena itu, gunakan Molazol sesuai anjuran dokter. Apabila mengalami gejala atau efek samping yang mengganggu, segera hubungi tenaga medis.
Manfaatkan layanan pembelian obat dari Viva Apotek untuk mendapatkan Molazol maupun kebutuhan obat lainnya. Tetap prioritaskan kesehatan Anda setiap hari, ya!
Diperbarui tanggal: Desember 2024
Ditinjau oleh: dr. Agustina Mahardini
Referensi:
NHS (2024). Pregnancy, breastfeeding and fertility while taking or using metronidazole.
https://www.nhs.uk/medicines/metronidazole/pregnancy-breastfeeding-and-fertility-while-taking-or-using-metronidazole/
Drugs and Lactation Database (2024). Metronidazole.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK501315/
MIMS (2024). Metronidazole.
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/metronidazole?mtype=generic