Paracetamol adalah obat yang digunakan untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang dan menurunkan demam.
Merek Dagang Paracetamol
Merek dagang paracetamol antara lain: Alphamol, Bimacyl, Bodrex, Dapyrin, Dumin, Farmadol, Farsifen Plus, Fasidol, Iremax, Lanamol, Mirasic, Mixagrip Flu, Novagesic, Pamol, Panadol, Panadol Anak, Paracetamol Mersi, Paracetamol Promed, Pyrexin, Praxion, Procold, Profenal, Rodemol, Sanmol, Sumagesic, Termorex, Tropigesic, Bodrexin Demam Forte, Pamol drops, Pamol sirup, Praxion drops, Praxion sirup, Tempra, Termorex.
Apa Itu Paracetamol
Apa itu Paracetamol?
Golongan: Obat keras (dengan resep dokter) dan obat bebas.
Kategori: Obat penurun panas dan pereda nyeri (analgesik dan antipiretik) .
Manfaat: Manfaat paracetamol antara lain, meredakan sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot, dan nyeri haid, mengatasi gejala flu seperti demam dan nyeri tubuh, hingga membantu menurunkan suhu tubuh pada orang yang mengalami demam.
Digunakan oleh: Dewasa dan anak-anak.
Ibu Hamil: Paracetamol umumnya dianggap aman untuk digunakan oleh ibu hamil, terutama untuk mengatasi demam atau nyeri ringan. Meskipun demikian, penggunaannya harus berdasarkan saran dokter agar terhindar dari risiko efek samping yang tidak diinginkan.
Ibu Menyusui: Ibu menyusui juga diperbolehkan menggunakan paracetamol. Obat ini hanya diekskresikan dalam jumlah kecil ke dalam ASI, sehingga tidak dianggap berbahaya bagi bayi. Meski demikian, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya.
Anak-anak: Paracetamol dapat diberikan kepada anak-anak untuk menurunkan demam atau meredakan rasa sakit, terutama pada kondisi seperti pasca imunisasi atau infeksi. Namun, dosisnya harus sesuai dengan rekomendasi dokter atau petunjuk pada kemasan obat.
Bentuk obat: Tablet, sirop, drops (tetes), infus, dan suppositoria.
Peringatan Sebelum Menggunakan Paracetamol
Sebelum memutuskan untuk menggunakan paracetamol, penting untuk memahami sejumlah peringatan dan petunjuk penggunaan agar obat ini dapat bekerja dengan efektif dan aman. Paracetamol memang dikenal sebagai obat yang relatif aman, namun penggunaan yang tidak tepat dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan.
Jika Anda memiliki kondisi medis tertentu seperti penyakit hati, ginjal, atau sedang mengonsumsi obat lain, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau apoteker. Hal ini penting untuk menghindari interaksi obat yang dapat mengurangi efektivitas paracetamol atau meningkatkan risiko efek samping.
Selalu baca label dan petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan obat. Pastikan Anda memahami dosis yang dianjurkan, frekuensi penggunaan, dan cara penyimpanan yang benar. Jangan melebihi dosis yang direkomendasikan tanpa saran dari tenaga medis.
Banyak obat flu dan pereda nyeri lainnya yang juga mengandung paracetamol. Mengonsumsi lebih dari satu produk yang mengandung paracetamol dapat meningkatkan risiko overdosis, yang dapat berakibat fatal.
Penggunaan paracetamol dalam jangka panjang atau dalam dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati. Jika Anda memiliki riwayat penyakit hati atau ginjal, penggunaan paracetamol harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan di bawah pengawasan dokter.
Hindari konsumsi alkohol saat menggunakan paracetamol. Kombinasi keduanya dapat meningkatkan risiko kerusakan hati. Alkohol dapat mempercepat metabolisme paracetamol menjadi zat yang beracun bagi hati.
Jika Anda pernah mengalami reaksi alergi terhadap paracetamol atau bahan aktif sejenis, jangan gunakan obat ini. Gejala alergi dapat meliputi ruam, gatal, pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan, serta kesulitan bernapas.
Dosis paracetamol untuk anak-anak harus disesuaikan dengan berat badan dan usia mereka. Gunakan sediaan khusus anak-anak dan ikuti petunjuk dosis yang tertera pada kemasan atau sesuai anjuran dokter. Jangan memberikan dosis dewasa kepada anak-anak.
Paracetamol umumnya dianggap aman untuk digunakan oleh ibu hamil dan menyusui. Namun, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini untuk memastikan keamanannya bagi Anda dan bayi.
Individu dengan gangguan pernapasan kronis seperti asma harus berhati-hati dalam menggunakan paracetamol, meskipun risiko reaksinya lebih rendah dibandingkan dengan obat Nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID).
Jika gejala nyeri atau demam tidak kunjung membaik setelah beberapa hari penggunaan, segera konsultasikan dengan tenaga medis. Penggunaan paracetamol dalam jangka panjang tanpa pengawasan dapat menutupi gejala penyakit yang lebih serius.
Dosis dan Aturan Pakai Paracetamol
Mengetahui dosis dan aturan pakai yang tepat adalah kunci untuk mendapatkan manfaat maksimal dari paracetamol dan menghindari efek samping yang tidak diinginkan.
Dosis untuk dewasa dan anak di atas 12 tahun:
Tablet/Kaplet (500 mg):
Dosis umum: 1-2 tablet setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan.
Dosis maksimal: 8 tablet (4000 mg) dalam 24 jam.
Tablet Efervesen (650 mg):
Dosis umum: 1 tablet setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan.
Dosis maksimal: 6 tablet (3900 mg) dalam 24 jam.
Intravena (IV):
Dosis umum: 1 gram setiap 4-6 jam.
Dosis maksimal: 4 gram dalam 24 jam.
Cara pemberian: Disuntikkan perlahan selama 15 menit untuk mengurangi risiko efek samping.
Rektal
Dosis umum: 500 mg hingga 1 gram setiap 4-6 jam.
Dosis maksimal: 4 gram dalam 24 jam.
Dosis untuk anak-anak (6-12 Tahun):
Tablet/Kaplet (250 mg):
Dosis umum: 1 tablet setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan.
Dosis maksimal: 4 tablet (1000 mg) dalam 24 jam.
Sirup:
Dosis disesuaikan dengan berat badan anak (10-15 mg/kg berat badan) setiap 4-6 jam.
Dosis maksimal: Tidak melebihi 60 mg/kg berat badan dalam 24 jam.
Intravena (IV)
Dosis umum: 15 mg/kg berat badan setiap 4-6 jam.
Dosis maksimal: 60 mg/kg berat badan dalam 24 jam.
Cara pemberian: Sama seperti dewasa, dilakukan secara perlahan.
Rektal
Dosis umum: Disesuaikan dengan berat badan dan usia anak, biasanya 10-15 mg/kg berat badan setiap 4-6 jam.
Dosis maksimal: Tidak melebihi 60 mg/kg berat badan dalam 24 jam.
Dosis untuk anak-anak di bawah 6 tahun:
Gunakan sediaan sirup atau suppositoria khusus anak-anak.
Ikuti petunjuk dosis yang tertera pada kemasan atau sesuai anjuran dokter.
Aturan pakai:
Frekuensi penggunaan: Paracetamol dapat diminum setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan, namun jangan lebih dari 4 kali dalam 24 jam.
Cara mengonsumsi: Dapat diminum sebelum atau sesudah makan. Jika Anda memiliki masalah lambung, sebaiknya diminum setelah makan.
Jangan melebihi dosis maksimal: Melebihi dosis yang dianjurkan tidak akan meningkatkan efek pereda nyeri atau penurun demam, tetapi justru meningkatkan risiko kerusakan hati.
Penggunaan jangka panjang: Hindari penggunaan paracetamol lebih dari 3 hari untuk demam dan 5 hari untuk nyeri tanpa pengawasan dokter.
Manfaat Paracetamol
Berikut ini adalah beberapa manfaat dari paracetamol:
Meredakan nyeri: Paracetamol efektif meredakan berbagai jenis nyeri ringan hingga sedang, seperti sakit kepala, nyeri haid, dan sakit gigi.
Menurunkan demam: Paracetamol membantu menurunkan suhu tubuh pada kondisi demam, terutama pada anak-anak dan orang dewasa.
Meningkatkan kenyamanan pasien: Dengan mengurangi rasa sakit dan menurunkan demam, paracetamol meningkatkan kenyamanan pasien, terutama saat sakit flu atau infeksi.
Cara Menggunakan Paracetamol dengan Benar
Penggunaan paracetamol yang tepat akan memastikan efektivitasnya dalam meredakan nyeri dan menurunkan demam, serta meminimalkan risiko efek samping.
Untuk sediaan sirup, gunakan sendok takar atau alat ukur yang disediakan dalam kemasan. Jangan gunakan sendok makan biasa karena ukurannya tidak akurat.
Minumlah tablet atau kaplet paracetamol dengan segelas air putih untuk membantu tablet turun ke lambung dan dicerna dengan baik.
Paracetamol rektal tersedia dalam bentuk supositoria yang dimasukkan melalui anus. Pemakaian ini biasanya dilakukan pada anak-anak atau pasien yang tidak bisa mengonsumsi obat melalui mulut. Supositoria paracetamol sebaiknya dimasukkan dengan posisi berbaring miring, dan pastikan tangan bersih sebelum dan sesudah pemasangan. Penggunaan paracetamol rektal perlu dilakukan dengan hati-hati dan, jika mungkin, dengan arahan atau pengawasan tenaga medis.
Paracetamol juga bisa diberikan melalui infus intravena, Penggunaan paracetamol intravena harus dilakukan dengan pengawasan ketat oleh tenaga medis.
Kecuali jika obat tersebut dirancang untuk dikunyah atau dilarutkan, jangan menghancurkan atau mengunyah tablet karena dapat mempengaruhi cara obat diserap oleh tubuh.
Usahakan untuk memberikan jeda waktu yang konsisten antara dosis, misalnya setiap 6 jam, untuk menjaga kadar obat dalam darah tetap stabil.
Jika Anda perlu mengonsumsi obat lain, terutama pereda nyeri atau obat flu, pastikan untuk memeriksa apakah obat tersebut mengandung paracetamol.
Simpan paracetamol pada suhu ruangan, di tempat yang kering, dan jauh dari jangkauan anak-anak.
Jika setelah mengonsumsi paracetamol gejala tidak membaik atau justru memburuk, segera konsultasikan dengan dokter.
Interaksi Paracetamol dengan Obat Lain
Paracetamol dapat berinteraksi dengan beberapa jenis obat, yang dapat mempengaruhi efektivitasnya atau meningkatkan risiko efek samping.
Obat antikoagulan (pengencer darah): Penggunaan paracetamol secara rutin dapat meningkatkan efek warfarin, meningkatkan risiko perdarahan. Pemantauan ketat oleh dokter diperlukan jika kedua obat digunakan bersamaan.
Obat antiepilepsi: Obat-obatan ini dapat meningkatkan metabolisme paracetamol di hati, mengurangi efektivitasnya dan meningkatkan produksi metabolit beracun yang dapat merusak hati.
Rifampisin (antibiotik untuk tuberkulosis): Meningkatkan metabolisme paracetamol, sehingga mengurangi efektivitasnya dan meningkatkan risiko kerusakan hati.
Cholestyramine (obat penurun kolesterol): Dapat mengurangi penyerapan paracetamol dari saluran pencernaan jika diminum dalam waktu berdekatan.
Metoclopramide dan domperidone: Obat ini mempercepat pengosongan lambung, sehingga dapat meningkatkan penyerapan paracetamol dan mempercepat onset kerjanya.
Obat lain yang mengandung paracetamol: Penggunaan bersamaan dapat menyebabkan overdosis. Selalu periksa komposisi obat sebelum mengonsumsinya.
Isoniazid (obat tuberkulosis): Dapat meningkatkan efek toksik paracetamol pada hati.
Alkohol: Mengonsumsi alkohol secara berlebihan saat menggunakan paracetamol dapat meningkatkan risiko kerusakan hati.
Efek Samping dan Bahaya Paracetamol
Paracetamol umumnya aman jika digunakan sesuai dengan dosis dan aturan pakai yang dianjurkan. Namun, seperti obat lainnya, paracetamol juga memiliki potensi efek samping dan bahaya jika disalahgunakan.
Efek samping umum:
Mual dan muntah
Ruam kulit atau reaksi alergi ringan
Nyeri perut atau gangguan pencernaan.
Efek samping serius:
Reaksi alergi berat
Kerusakan hati
Overdosis paracetamol.
Efek samping lain yang jarang terjadi:
Gangguan darah
Gangguan ginjal
Gangguan kulit berat.
Dengan memahami peringatan, dosis, cara penggunaan, interaksi obat, dan efek samping paracetamol, Anda dapat menggunakan obat ini dengan lebih aman dan efektif. Selalu bijak dalam mengonsumsi obat dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis jika memiliki pertanyaan atau kekhawatiran terkait penggunaan paracetamol.
Manfaatkan fitur Beli Obat dari Viva Apotek untuk mendapatkan obat yang Anda butuhkan. Ingat untuk selalu jaga kesehatan Anda, ya!
Diperbarui tanggal: November 2024
Ditinjau oleh: dr. Agustina Mahardini
Referensi:
NHS Inform. (2023). Paracetamol
https://www.nhsinform.scot/tests-and-treatments/medicines-and-medical-aids/types-of-medicine/paracetamol
Yankes Kemenkes RI. (2022). Yuk Mengenal Parasetamol
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2988/yuk-mengenal-parasetamol
NICE. (2023). BNF UK Only
https://www.nice.org.uk/bnf-uk-only
Alcohol and Drug Foundation. (2023). Paracetamol
https://adf.org.au/drug-facts/paracetamol/
Drugs.com. (2023). Paracetamol
https://www.drugs.com/paracetamol.html