Prednisone adalah obat untuk mengurangi peradangan pada berbagai kondisi, termasuk alergi, asma, penyakit autoimun, hingga gangguan darah dan sumsum tulang.
Prednisone
Merek dagang Prednisone antara lain: Ifisone, Lexacort, Pehacort, Nufapredsone, Prednisone Nufarindo, Remacort
Apa Itu Prednisone?
Apa itu Prednisone?
Golongan: Obat keras (perlu resep dokter)
Kategori: Hormon Kortikosteroid
Manfaat: Mengatasi peradangan dengan cara menekan reaksi sistem kekebalan tubuh.
Digunakan oleh:
Ibu Hamil: Bila digunakan di trimester pertama, prednisone dapat menyebabkan berat badan lahir bayi rendah atau cacat lahir. Selalu konsultasi lebih dulu ke dokter sebelum menggunakan obat ini.
Ibu Menyusui: Prednisone terserap ke dalam ASI dan dapat berdampak pada bayi. Jangan gunakan obat ini selama menyusui tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Anak-anak: Penggunaan prednisone pada anak tergantung pada usia dan tujuan pengobatan. Ikuti arahan dari dokter.
Bentuk obat: Tablet, delayed-release tablet, larutan oral
Peringatan Sebelum Menggunakan Prednisone
Sebelum menggunakan Prednisone, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:
Informasikan kepada dokter jika Anda memiliki alergi terhadap prednisone atau bahan tidak aktif dalam prednisone. Beri tahu dokter atau apoteker jika Anda alergi terhadap obat-obatan lain.
Sampaikan semua obat, vitamin, suplemen, atau produk herbal yang Anda konsumsi atau rencanakan selama menggunakan prednisone. Dokter mungkin perlu menyesuaikan dosis atau memantau efek samping.
Informasikan jika Anda memiliki atau pernah mengalami infeksi mata, infeksi cacing, diabetes, tekanan darah tinggi, gangguan mental, myasthenia gravis, osteoporosis, kejang, TB, tukak lambung, atau penyakit hati, ginjal, usus, jantung, atau tiroid.
Jika akan menjalani operasi atau perawatan darurat, beri tahu tim medis bahwa Anda sedang atau baru berhenti mengonsumsi prednisone. Gunakan kartu atau gelang pengenal jika diperlukan.
Jika Anda menjalani tes kulit seperti tes alergi atau tes tuberkulosis, beri tahu dokter atau teknisi bahwa Anda sedang mengonsumsi prednisone.
Dokter mungkin meminta Anda untuk mengikuti diet rendah garam, tinggi kalium, atau tinggi kalsium. Dokter Anda mungkin juga meresepkan atau merekomendasikan suplemen kalsium atau kalium. Ikuti petunjuk ini dengan saksama.
Hindari vaksinasi campak, gondongan, rubella (MMR), rotavirus, demam kuning, varicella (cacar air), satu jenis vaksin tifoid, dan vaksin influenza tanpa persetujuan dokter selama menggunakan prednisone.
Prednisone dapat menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Cuci tangan rutin untuk menghindari risiko penularan penyakit. Hindari orang sakit dan jauhkan diri dari penderita cacar air atau campak. Hubungi dokter segera jika terpapar penyakit tersebut.
Obat steroid dapat mempengaruhi pertumbuhan anak. Diskusikan dengan dokter jika Anda merasa anak Anda tidak tumbuh normal selama menggunakan obat ini.
Beri tahu dokter jika Anda hamil, berencana hamil, atau menyusui. Hubungi dokter segera jika Anda hamil saat mengonsumsi prednisone
Dosis dan Aturan Pakai Prednisone
Dosis Prednisone bervariasi sesuai dengan jenis penyakit dan kondisi pasien. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat ini. Berikut panduan dosis secara umum:
Tujuan: Alergi, peradangan, atau penyakit autoimun tertentu
Bentuk: Tablet
Dewasa: Dosis awal 5-60 mg per hari, dengan durasi pengobatan yang disesuaikan kondisi medis.
Tujuan: Rheumatoid arthritis
Bentuk: Tablet
Dewasa: Dosis awal 5-60 mg diminum per hari. Dosis harus disesuaikan dengan penyakit dan respon pasien.
Tujuan: Multiple sclerosis
Bentuk: Tablet
Dewasa: Dosis awal 200 mg per hari selama 7 hari, dilanjutkan 80 mg setiap dua hari sekali selama 1 bulan.
Tujuan: Asma akut
Dewasa: 40-80 mg secara oral 1 kali sehari atau 2 dosis terbagi.
Anak-anak (usia 0-11 tahun): 1-2 mg/kg berat badan per hari, selama 3-10 hari, dengan dosis maksimal 60 mg per hari.
Tujuan: Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP)
Dewasa: 5-60 mg per hari. Dosis dan durasi pengobatan disesuaikan dengan kondisi dan respons pasien terhadap terapi.
Tujuan: Dermatitis Seboroik dan Dermatitis Herpetiformis
Dewasa: 5-60 mg per hari, yang disesuaikan dengan kondisi dan respons pasien.
Prednisone adalah obat keras yang hanya boleh diperoleh dan digunakan dengan resep dokter. Penggunaannya bisa bersifat jangka panjang atau hanya saat gejala muncul kembali, tergantung pada kebutuhan dan kondisi pasien.
Manfaat Prednisone
Prednisone adalah obat golongan kortikosteroid yang berfungsi menekan respons sistem imun tubuh atau menggantikan kortisol yang biasanya diproduksi dalam tubuh sehingga membantu meredakan peradangan.
Prednisone umumnya diresepkan dalam bentuk sediaan immediate-release. Artinya jika diminum secara oral (melalui mulut) sebagai tablet atau cairan, obat ini cepat diserap dan mencapai efek puncaknya dalam satu atau dua jam.
Beberapa merk prednisone juga tersedia dalam bentuk sediaan delayed-release, yang akan mencapai efek puncaknya dalam waktu sekitar 6 jam.
Prednisone dapat digunakan untuk mengobati berbagai kondisi, termasuk:
Artritis
Osteoartritis
Arthritis rheumatoid
Lupus dan sindrom nefrotik
Polimialgia reumatik
Alergi
Bursitis
Peradangan mata
Ulkus mata
Neuritis optik
Gejala limfoma atau leukemia
Kondisi kulit, seperti dermatitis, psoriasis, eksfoliatif dermatitis, dan dermatitis seboroik
Eksaserbasi (perburukan gejala) akut pada Multiple Sclerosis
Peradangan usus, seperti kolitis ulseratif dan penyakit Crohn
Penyakit kulit, seperti: pemphigus, bullous dermatitis herpetiformis, eritema multiforme yang berat (Stevens Johnson syndrome), dan mikosis fungoides
Kelainan endokrin, seperti insufisiensi adrenal atau hiperplasia adrenal kongenital
Kelainan pernapasan, seperti asma, asma bronkhial, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
Penyakit paru-paru seperti tuberkulosis, sarkoidosis, atau pneumonia aspirasi
Kelainan sel darah, seperti anemia, trombositopenia (jumlah trombosit rendah), idiopatik purpura trombositopenia, anemia hemolitik, erythroblastopenia, hypoplastic anemia kongenital
Prednisone juga terkadang digunakan bersama antibiotik untuk mengobati jenis pneumonia tertentu pada pasien dengan AIDS. Bicarakan dengan dokter Anda tentang risiko penggunaan obat ini untuk kondisi Anda.
Cara Menggunakan Prednisone dengan Benar
Ikuti anjuran dosis dari dokter. Penting untuk menyelesaikan seluruh pengobatan sesuai resep dokter. Jangan minum obat lebih banyak dari yang dianjurkan.
Minum obat pada waktu yang sama setiap hari agar hasilnya optimal. Jika Anda minum obat ini sekali sehari, minumlah di pagi hari.
Untuk prednisone tablet biasa, minum obat ini setelah makan dan minum dengan segelas air.
Telan tablet delayed-release secara utuh; jangan dikunyah atau dihancurkan.
Jangan tiba-tiba berhenti minum obat karena Anda dapat mengalami reaksi yang parah. Dokter akan memberitahu Anda berapa banyak obat yang harus diminum. Jika tim medis ingin Anda menghentikan pengobatan, dosisnya dapat diturunkan secara perlahan dari waktu ke waktu untuk menghindari efek samping.
Jika Anda minum prednisone larutan pekat, gunakan pipet bertanda khusus yang disertakan dengan obat untuk mengukur dosis Anda. Anda dapat mencampur larutan pekat dengan jus, cairan beraroma lainnya, atau makanan lunak seperti saus apel.
Dokter mungkin sering mengubah dosis prednisone selama pengobatan untuk memastikan bahwa Anda selalu minum dosis terendah yang sesuai untuk Anda. Dokter mungkin juga perlu mengubah dosis jika Anda mengalami stres yang tidak biasa pada tubuh Anda seperti operasi, penyakit, infeksi, atau serangan asma yang parah.
Jangan menghentikan penggunaan tanpa izin dokter. Penghentian mendadak dapat menyebabkan efek samping. Jika perlu berhenti, dokter akan mengurangi dosis secara bertahap.
Menghentikan prednisone secara tiba-tiba dapat menyebabkan kekurangan steroid alami, yang memicu gejala seperti kelelahan, lemah, lamban, sakit perut, penurunan berat badan, perubahan warna kulit, luka di mulut, atau keinginan makan garam. Segera hubungi dokter jika mengalami gejala ini atau lainnya saat dosis dikurangi atau setelah berhenti minum obat.
Jika Anda menggunakan prednisone untuk penyakit kronis, obat ini membantu mengontrol kondisi tetapi tidak menyembuhkannya. Tetap konsumsi prednisone meskipun merasa sehat, dan jangan berhenti tanpa konsultasi dokter.
Simpan obat di tempat yang kering, bersuhu ruangan, dan jauh dari panas atau lembap. Pastikan obat berada di luar jangkauan anak-anak.
Interaksi Prednisone dengan Obat Lain
Banyak obat yang dapat berinteraksi dengan prednisone. Informasikan kepada dokter tentang semua obat yang Anda konsumsi, serta obat yang Anda mulai atau berhenti gunakan selama pengobatan dengan prednisone, terutama:
Amphotericin B
Cyclosporine
Digoxin
St. John’s wort
Antibiotik seperti clarithromycin atau telithromycin
Obat antijamur seperti itrakonazol, ketokonazol, posaconazole, voriconazol
Pil KB dan obat hormon lainnya
Pengencer darah seperti warfarin
Obat diuretik
Obat hepatitis C seperti boceprevir atau telaprevir
Obat HIV/AIDS seperti atazanavir, delavirdine, efavirenz, fosamprenavir, indinavir, nelfinavir, nevirapine, ritonavir, saquinavir
Insulin atau obat diabetes oral
Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti aspirin, ibuprofen, naproxen, celecoxib, diclofenac, indometacin, meloxicam, dan lainnya
Obat kejang seperti karbamazepin, fosphenytoin, oxcarbazepine, fenobarbital, fenitoin, primidone
Obat tuberkulosis seperti isoniazid, rifabutin, rifapentine, atau rifampin
Efek Samping dan Bahaya Prednisone
Segera hubungi dokter jika Anda mengalami:
Penglihatan kabur, nyeri mata, atau melihat lingkaran cahaya di sekitar lampu
Pembengkakan, penambahan berat badan yang cepat, merasa sesak napas
Depresi berat, perasaan sangat bahagia atau sedih, perubahan kepribadian atau perilaku, kejang
BAB berdarah, batuk berdarah
Pankreatitis (nyeri hebat di perut bagian atas yang menyebar ke punggung, mual dan muntah, detak jantung cepat)
Kadar kalium rendah (kebingungan, detak jantung tidak teratur, haus berlebihan, buang air kecil meningkat, ketidaknyamanan di kaki, kelemahan otot atau rasa lemas)
Tekanan darah tinggi (sakit kepala parah, penglihatan kabur, telinga berdengung, kecemasan, kebingungan, nyeri dada, sesak napas, detak jantung tidak teratur, kejang)
Efek samping prednisone umum lainnya dapat termasuk:
Masalah tidur (insomnia), perubahan suasana hati
Nafsu makan meningkat, berat badan bertambah secara bertahap
Jerawat, keringat berlebih, kulit kering, kulit menipis, memar atau perubahan warna
Penyembuhan luka yang lambat
Sakit kepala, pusing, sensasi berputar
Mual, sakit perut, kembung
Perubahan bentuk atau pertambahan lemak tubuh (terutama di lengan, kaki, wajah, leher, payudara, dan pinggang)
Segera ke UGD rumah sakit terdekat untuk dapatkan bantuan medis darurat jika Anda memiliki salah satu dari tanda-tanda reaksi alergi terhadap prednisone berikut:
Gatal-gatal
Sulit bernapas
Pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan
Jangan lupa manfaatkan fitur Beli Obat dari Viva Apotek untuk mendapatkan obat yang Anda butuhkan. Selalu jaga kesehatan, ya!
Diperbarui tanggal: November 2024
Ditinjau oleh: dr. Agustina Mahardini
Referensi:
MedlinePlus (2024). Prednisone. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a601102.html
Drugs (2024). Prednisone. https://www.drugs.com/prednisone.html
Cleveland Clinic (n.d). Prednisone. https://my.clevelandclinic.org/health/drugs/20469-prednisone-tablets
Drugs (2024). Prednisone Dosage. https://www.drugs.com/dosage/prednisone.html