RANTIN adalah obat yang mengandung ranitidine untuk mengatasi gangguan akibat asam lambung berlebihan. RANTIN bekerja dengan cara menghambat kerja reseptor histamine H2.
Merek Dagang RANTIN
Merek dagang RANTIN antara lain: RANTIN, yang tersedia dalam bentuk tablet dan cairan (injeksi).
Apa Itu RANTIN
Apa itu RANTIN?
Golongan: Obat keras (perlu resep dokter)
Kategori: Antasida, Antirefluks, dan Antiulserasi
Manfaat: Menangani gejala dan penyakit karena produksi asam lambung yang berlebihan, seperti tukak lambung, hiperasiditas, tukak duodenum, gastritis,refluks esophagitis, dan sejumlah gangguan lainnya.
Digunakan oleh: Anak-anak dan dewasa
Ibu hamil: Menurut FDA, obat ini masuk dalam kategori B, di mana studi pada hewan tidak memperlihatkan adanya risiko pada janin. Namun belum ada studi terkontrol yang meneliti perempuan hamil. Oleh karena itu, obat ini digunakan hanya ketika benar-benar dibutuhkan dan di bawah pengawasan dokter.[1]
Ibu menyusui: Kandungan ranitidine pada RANTIN dapat terekskresi ke dalam ASI, namun sangat rendah. Selain itu belum ada data yang menunjukkan efek samping terhadap bayi yang menyusui. Agar lebih aman, penggunaan obat ini perlu pengawasan dokter.[1][2]
Anak-anak: Anak-anak dapat mengonsumsi atau menerima injeksi RANTIN apabila diresepkan oleh dokter, khususnya saat pengobatan atau mencegah tukak lambung. Oleh karena itu, pastikan berdiskusi dahulu dengan dokter anak Anda.[3]
Bentuk obat: Tablet, injeksi
Peringatan sebelum Menggunakan RANTIN
Sebelum menggunakan RANTIN, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:
Informasikan dokter apabila Anda alergi terhadap ranitidine, H2 blocker, atau antagonis H2 maupun alergi lainnya.
Informasikan kepada dokter semua riwayat kesehatan Anda, khususnya mengenai masalah ginjal, hati, perut, atau kelainan darah.
Lansia yang mengonsumsi atau mendapat injeksi RANTIN cenderung lebih rentan terhadap efek samping obat ini, misalnya linglung.
Informasikan kepada dokter apabila Anda sedang merencanakan program kehamilan atau hamil.
Ibu menyusui harus berdiskusi dengan dokter sebelum menggunakan RANTIN, karena obat ini bisa diekskresi ke dalam ASI.
Informasikan kepada dokter segala obat resep dan nonresep, vitamin, suplemen, serta produk herbal yang sedang Anda konsumsi. Ini akan membantu dokter menyesuaikan dosis, penggunaan, atau memantau efek sampingnya.
Dosis dan Aturan RANTIN
Dosis umum RANTIN berdasarkan bentuk obat, tujuan penggunaan, atau usia pasien adalah sebagai berikut:
Oral
Untuk menangani dispepsia yang sudah lama atau kambuh-kambuhan: (Dewas) 150 mg 2 kali sehari, durasi penggunaan 6 minggu.
Untuk mengatasi tukak lambung dan ulkus duodenum ringan: (dewasa) 150 mg 2 kali sehari atau 300 mg 1 kali sehari sebelum tidur. Durasi pengobatan setidaknya 4 minggu, sementara dosis pemeliharaan 150 mg 1 kali sehari sebelum tidur.
Untuk mengatasi tukak lambung dan ulkus duodenum: (anak-anak) Dosis dan durasi pemakaian RANTIN ditentukan oleh dokter anak.
Untuk infeksi Helicobacter Pylori: (dewasa) 150 mg 2 kali sehari atau 300 mg 1 kali sehari sebelum tidur. Dikombinasikan dengan metronidazole dan antibiotik amoxicillin selama 2 minggu. Terapi dilanjutkan hingga 6 minggu tanpa memakai antibiotik.
Untuk GERD atau asam lambung: (dewasa) 150 mg 2 kali sehari atau 300 mg 1 kali sehari sebelum tidur, durasi 8 minggu atau maksimal 12 minggu apabila dibutuhkan.
Untuk GERD anak-anak: Dosis dan durasi pemakaian RANTIN ditentukan oleh dokter anak.
Untuk GERD yang disertai radang kerongkongan: (dewasa) 150 mg 4 kali sehari, durasi penggunaan 12 minggu. Lanjutkan dengan dosis pemeliharaan 150 mg 2 kali sehari.
Untuk produksi asam lambung berlebih (contohnya pada penderita sindrom Zollinger-Ellison): 150 mg 2 kali sehari. Pada beberapa kasus dosisnya bisa ditingkatkan, hingga maksimal 6.000 mg.
Untuk ulkus yang terjadi karena pemakaian OAINS (Obat Antiinflamasi Nonsteroid): (dewasa) 300 mg 1 kali sehari sebelum tidur atau 150 mg 2 kali sehari, durasi 8-12 minggu
Injeksi
Dosis RANTIN dalam bentuk injeksi atau cairan suntik ditentukan oleh dokter Anda, berdasarkan tingkat keparahan penyakit dan kondisi. Pemberian suntikan ini dilakukan melalui intravena/IV atau pembuluh darah, infus, maupun intramuskular/IM atau otot
Pemberian dosis injeksi RANTIN pun hanya boleh dilakukan oleh dokter maupun tenaga kesehatan di bawah pengawasan dokter.
Manfaat RANTIN
RANTIN berguna untuk sejumlah gejala dan penyakit akibat produksi asam lambung berlebihan, di antaranya:
Tukak lambung: kerusakan di mukosa lambung atau bagian atas usus kecil.
Tukak Duodenum: Luka di lapisan mukosa hingga otot duodenum (usus dua belas jari).
Hiperasiditas: Sekresi berlebihan dari asam di lambung, sehingga dinding lambung mengalami erosi.
Gastritis: Radang di dinding lambung, dikenal juga sebagai mag.
Refluks Esophagitis: Asam lambung atau cairan di lambung mengalir kembali ke kerongkongan, sehingga mengakibatkan iritasi dan radang pada lapisan mukosa kerongkongan.
Cara Menggunakan RANTIN dengan Benar
Agar bisa memperoleh hasil pengobatan yang maksimal, beberapa cara penggunaan RANTIN yang harus Anda ikuti antara lain:
Ikuti petunjuk di kemasan obat dan anjuran dokter sebelum mengonsumsi RANTIN.
Jangan mengurangi atau menambah dosis RANTIN tanpa persetujuan dokter Anda.
RANTIN bisa Anda konsumsi sebelum maupun sesudah makan.
Konsumsi RANTIN setiap hari pada jadwal yang sama. Apabila jadwalnya terlewat, langsung minum obat ini saat Anda sudah ingat. Namun, saat jadwal konsumsi berikutnya sudah dekat, abaikan saja dosis yang terlewat tadi dan jangan menggandakan dosis berikutnya.
Hindari konsumsi alkohol selama pengobatan dengan RANTIN.
Simpan RANTIN di tempat yang kering di suhu ruang dan bebas dari paparan matahari langsung.
Jauhkan RANTIN dari pandangan dan jangkauan anak-anak.
Interaksi RANTIN dengan Obat Lain
Interaksi antara RANTIN dengan obat lain sangat memungkinkan. RANTIN dapat menurunkan sejumlah kinerja obat, begitupun sebaliknya. Oleh karena itu, penting sekali memberi tahu dokter tentang semua riwayat pengobatan Anda, termasuk suplemen dan produk herbal.
Beberapa jenis obat yang dapat berinteraksi dengan kandungan ranitidine pada RANTIN adalah:
Atazanavir
Dasatinib
Itraconazole
Ketoconazole
Levo Ketoconazole
Pazopanib
Sparsentan
Cimetidine
Famotidine
Nizatidine
Erlotinib
Sukralfat dosis tinggi
Efek Samping dan Bahaya RANTIN
Beberapa orang mungkin mengalami sejumlah efek samping selama menjalani pengobatan dengan RANTIN.
Efek Samping Umum
Sejumlah efek samping penggunaan RANTIN yang umum terjadi antara lain:
Diare
Sembelit
Mual
Lemas
Ruam kulit
Insomnia
Sakit kepala
Sakit perut
Apabila efek samping di atas tidak kunjung mereda atau malah makin parah, segera temui dokter untuk mendapat penanganan.
Efek Samping Serius
Sementara itu, beberapa efek samping yang lebih berbahaya dan harus segera mendapat penanganan medis di antaranya adalah:
Penglihatan buram
Halusinasi
Kulit mudah memar atau mengalami pendarahan yang tidak biasa
Payudara membesar, khususnya pada pria
Nyeri perut parah
Urine berwarna lebih gelap
Penyakit kuning
Suasana hati berubah drastis
Merasakan gejala infeksi, seperti sakit tenggorokan, menggigil, dan demam
Setelah mendapatkan resep dokter, Anda bisa menemukan RANTIN dengan lebih mudah dan cepat di Viva Apotek. Manfaatkan fitur Beli Obat dari Viva Apotek untuk mendapatkan obat yang Anda butuhkan. Ingat untuk selalu jaga kesehatan Anda, ya!
Diperbarui tanggal: Desember 2024
Ditinjau oleh: dr. Agustina Mahardini
Referensi:
Drugs. Ranitidine Pregnancy and Breastfeeding Warnings. https://www.drugs.com/pregnancy/ranitidine.html
National Library of Medicine (2024). https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK501252/
About Kids Health. Ranitidine. https://www.aboutkidshealth.ca/ranitidine
MIMS Indonesia. Ranitidine. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ranitidine?mtype=generic
NHS. Ranitidine. https://www.nhs.uk/medicines/ranitidine/
Medline Plu (2020). Ranitidine https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a601106.html
Drug Bank. Ranitidine. https://go.drugbank.com/drugs/DB00863
WebMD. Ranitidine Tablet – Uses, Side Effects, and More. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-56728-5250/ranitidine-oral/ranitidine-75-mg-oral/details
National Library of Medicine (1998). A review of reflux Esophagitis Around The World. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC4761540/