Nyeri menjadi masalah kesehatan yang kadang kala sulit dihindari karena disebabkan berbagai macam faktor. Maka dari itu, penting sekali untuk mengetahui obat seperti apa yang bisa dikonsumsi saat nyeri terjadi.
Salah satu obat nyeri yang beredar di pasaran dan terbukti efektif adalah Remabrex, produksi PT Kalbe Farma. Obat pereda nyeri ini biasa digunakan untuk mengatasi masalah nyeri yang disebabkan oleh berbagai masalah kesehatan seperti nyeri setelah operasi kecil, nyeri gigi, nyeri saat menstruasi, ankylosing spondylitis, rheumatoid arthritis, dan osteoarthritis.
Semua masalah nyeri ini bisa diatasi oleh Remabrex karena di dalamnya terdapat kandungan celecoxib sebesar 200 mg. Dalam obat ini celecoxib bertugas untuk meredakan rasa nyeri, mengurangi peradangan, dan juga bengkak dengan cara menghambat produksi zat prostaglandin.
Merk Dagang Remabrex
Merek dagang Remabrex yang mengandung Celecoxib antara lain: Remabrex
Apa itu Remabrex?
Apa itu Remabrex?
Golongan: Obat keras (perlu resep dokter)
Kategori: Obat dari golongan anti inflamasi non steroid (OAINS)
Manfaat: Mengatasi masalah nyeri yang disebabkan oleh berbagai masalah kesehatan seperti nyeri setelah operasi kecil, nyeri gigi, nyeri saat menstruasi, ankylosing spondylitis, rheumatoid arthritis, dan osteoarthritis.
Digunakan oleh: Hanya bisa digunakan oleh orang dewasa.
Remabrex untuk ibu hamil: Hasil penelitian terdahulu dengan hewan sebagai objek menunjukan adanya efek samping dari Remabrex kepada janin di usia kandungan <30 minggu. Namun, hingga saat ini belum ada penelitian yang dilakukan pada manusia. Maka dari itu, ibu hamil dengan usia kandungan <30 minggu wajib berkonsultasi ke dokter sebelum mengonsumsi obat ini. Pada usia kandungan >30 minggu Rembarex sudah terbukti memiliki efek samping yang kurang baik. Maka dari itu, Remabrex tidak boleh digunakan kecuali dalam keadaan yang mengancam nyawa dan atas arahan dari dokter.
Remabrex untuk ibu menyusui: Kandungan di dalam Remabrex yaitu celecoxib diketahui bisa terserap ke dalam ASI. Maka dari itu, ibu menyusui tidak disarankan untuk menjalani pengobatan dengan Remabrex. Jika terpaksa, ibu menyusui wajib berkonsultasi dengan dokter.
Remabrex untuk anak: Penggunaan Remabrex kepada anak-anak tidak diperkenankan karena keamanannya belum bisa dipastikan.
Bentuk obat: Kapsul
Peringatan Sebelum Menggunakan Remabrex
Sebelum menggunakan Remabrex pastikan Anda tidak memiliki riwayat alergi terhadap kandungan yang ada di dalam Remabrex yaitu celecoxib. Jika merasa kurang yakin, konsultasikan ke dokter mengenai riwayat alergi atau lakukan pemeriksaan alergi terlebih dahulu.
Remabrex tidak boleh digunakan pada pasien yang alergi dengan kandungan celecoxib karena bisa berakibat fatal.
Remabrex juga tidak boleh digunakan jika Anda menderita masalah kesehatan seperti gagal jantung kongestif, penyakit jantung iskemik, pasien yang menjalani operasi bypass jantung, tukak lambung, dan asma.
Remabrex juga tidak boleh digunakan oleh ibu hamil di usia kandungan lebih dari 30 minggu dan juga ibu yang sedang menyusui, kecuali dalam keadaan yang sangat mendesak.
Remabrex tidak boleh diberikan kepada anak-anak karena keamanannya masih belum diketahui.
Berikan informasi ke dokter sebelum menjalani pengobatan dengan Remabrex apabila Anda memiliki riwayat atau sedang menderita masalah kesehatan seperti edema, gangguan pendaraha, stroke, darah tinggi, serangan jantung, gagal jantung, angina, masalah hati, masalah ginjal, dan juga pendarahan saluran cerna.
Informasikan ke dokter jika Anda sedang mengonsumsi atau menggunakan obat-obatan jenis lain baik itu obat-obatan dari rumah sakit atau obat herbal. Penggunaan suplemen lain juga sebaiknya diinformasikan ke dokter untuk menghindari interaksi obat yang efek sampingnya kurang baik.
Jika terasa adanya reaksi alergi atau efek samping yang membahayakan setelah mengonsumsi Remabrex segera datang ke faskes terdekat dan meminta saran medis dari tenaga kesehatan.
Dosis dan Aturan Pakai Remabrex
Seperti yang sudah diketahui, Remabrex adalah obat keras yang bisa dibeli di apotek baik offline ataupun online dengan resep dokter. Maka dari itu, penggunaan Remabrex tetap harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan dokter karena penggunaan tanpa dosis yang tepat bisa menimbulkan efek samping yang kurang baik seperti overdosis. Dosis penggunaan Remabrex yang paling umum adalah sebagai berikut:
Mengatasi osteoarthritis
Dewasa: 200 mg sebanyak 1 kali sehari sebagai dosis tunggal atau terbagi. Dosis bisa ditingkatkan menjadi 200 mg sebanyak 2 kali sehari dengan dosis maksimal 400 mg per hari.
Lansia dengan berat <50 kg: Dosis diarahkan oleh dokter dengan dosis terendah
Mengatasi nyeri akut dan nyeri menstruasi
Dewasa: Dosis awal 400 mg dan diikuti dengan dosis lanjutan sebanyak 200 mg jika memang diperlukan. Bisa juga ditingkatkan menjadi 200 mg sebanyak 2 kali sehari.
Lansia dengan berat <50 kg: Dosis diarahkan oleh dokter dengan dosis terendah
Mengatasi rheumatoid arthritis
Dewasa: 100 atau 200 mg sebanyak 2 kali sehari dengan dosis maksimal 400 mg per hari.
Lansia dengan berat <50 kg: Dosis diarahkan oleh dokter dengan dosis terendah
Mengatasi radang sendi
Dewasa: 200 mg sebanyak 1 kali sehari sebagai dosis tunggal atau terbagi. Dosis bisa ditingkatkan menjadi 400 mg sebagai dosis tunggal atau terbagi jika benar-benar dibutuhkan.
Lansia dengan berat <50 kg: Dosis diarahkan oleh dokter dengan dosis terendah
Mengatasi migrain akut
Dewasa: 120 mg sebanyak 1 kali sehari.
Lansia dengan berat <50 kg: Dosis diarahkan oleh dokter dengan dosis terendah
Manfaat Remabrex
Manfaat Remabrex pada umumnya adalah untuk mengatasi masalah nyeri yang disebabkan oleh berbagai masalah kesehatan seperti nyeri setelah operasi kecil, nyeri gigi, nyeri saat menstruasi, ankylosing spondylitis, rheumatoid arthritis, dan osteoarthritis.
Cara Menggunakan Remabrex
Remabrex biasanya tersedia di apotek baik apotek offline seperti di rumah sakit atau apotek online. Agar pengobatan dengan Remabrex menjadi lebih maksimal, perhatikan hal-hal berikut ini saat menggunakannya:
Wajib mencuci tangan dengan sabun sebelum mengonsumsi dan memegang kapsul Remabrex. Tujuannya adalah agar obat terhindar dari kontaminasi bakteri dan efektivitas obat tetap terjaga.
Dosis Remabrex harus sesuai dengan yang disarankan oleh dokter. Jangan melebihi atau mengurangi dosis.
Remabrex harus dikonsumsi di waktu yang sama setiap harinya.
Remabrex bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Namun, jika memiliki gangguan pencernaan disarankan mengsonsumsinya setelah makan.
Jangan membuka atau menghancurkan kapsul Remabrex karena khawatir efektivitasnya bisa berkurang.
Minumlah Remabrex dengan bantuan segelas air putih bersuhu ruang.
Hindari konsumsi alkohol dan rokok selama menjalani pengobatan dengan Remabrex untuk menghindari efek samping yang berbahaya.
Remabrex bisa menyebabkan rasa kantuk dan pusing setelah dikonsumsi. Maka dari itu, hindari aktivitas berat setelah mengonsumsi Remabrex.
Apabila Anda lupa mengonsumsi Remabrex, segera konsumsi jika jarak dengan dosis berikutnya masih panjang. Akan tetapi, jika jaraknya terlalu dekat, cukup lupakan dosis yang terlupa. Jangan pernah menggandakan dosis tanpa arahan dari dokter.
Jangan menghentikan penggunaan Remabrex tanpa arahan dari dokter, meski merasa kondisi kesehatan sudah baik-baik saja.
Selama menjalani pengobatan dengan Remabrex, dokter biasanya akan menyarankan Anda untuk menjalani pemeriksaan kesehatan. Ikuti arahan dari dokter terkait jadwal pemeriksaan tersebut agar hasil pengobatan lebih maksimal.
Hindari penggunaan Remabrex jika kemasannya sudah rusak, tercemar, atau sudah memasuki tanggal kadaluwarsa.
Jika setelah penggunaan Remabrex masalah kesehatan tak kunjung membaik atau justru timbul masalah kesehatan lain, Anda disarankan untuk segera berkonsultasi lagi dengan dokter dan meminta arahan medis lain.
Interaksi Remabrex dengan Obat Lain
Tergolong sebagai obat keras membuat Remabrex memiliki kemungkinan untuk berinteraksi dengan obat-obatan lain jika dikonsumsi secara bersamaan. Maka dari itu, penting untuk mengetahui interaksi yang mungkin terjadi. Berikut beberapa interaksi yang mungkin terjadi:
Risiko pendarahan atau saluran cerna bisa meningkat jika digunakan dengan obat dari golongan OAINS lainnya, obat antiinflamasi non steroid, antikoagulan, kortikosteroid, antidepresan SSRIs, dan antiplatelet.
Kerusakan ginjal berisiko terjadi jika Remabrex digunakan bersama dengan tacrolimus.
Peningkatan kadar digoxin, methotrexate, dan lithium di dalam darah bisa meningkat.
Efek samping dari Remabrex bisa meningkat jika digunakan bersamaan dengan fluconazole.
Efek samping aripiprazole bisa meningkat jika dikonsumsi bersama dengan Remabrex.
Efektivitas Remabrex bisa berkurang jika digunakan dengan rifampicin, carbamazepine, dan phenobarbital.
Efektivitas obat antihipertensi bisa menurun jika dikonsumsi bersama dengan Remabrex.
Efek Samping dan Bahaya Remabrex
Jika digunakan sesuai aturan pakai, Remabrex umumnya tidak akan menyebabkan efek samping atau hanya menimbulkan efek samping ringan sebagai berikut:
Gangguan hati
Gangguan ginjal
Gangguan jantung
Pendarahan saluran cerna
Muncul gejala pilek
Anemia
Pusing atau sakit kepala
Gangguan pencernaan
Hentikan penggunaan Remabrex dan segera konsultasikan dengan dokter jika efek samping di atas tak kunjung reda, semakin parah, dan muncul reaksi alergi yang parah.
Beli Obat di Viva Apotek
Saat ini membeli obat atau suplemen apapun, baik tanpa resep atau dengan resep seperti Remabrex bisa dengan mudah dilakukan melalui aplikasi Viva Apotek. Hanya melalui layar ponsel Anda sudah bisa mendapatkan obat-obatan yang dibutuhkan.
Sangat mudah bukan? Maka dari itu jangan ragu lagi untuk memanfaatkan fitur Beli Obat dari Viva Apotek untuk mendapatkan obat yang Anda butuhkan. Ingat untuk selalu jaga kesehatanmu, ya!
Diperbarui tanggal: Desember 2024
Ditinjau oleh: dr. Agustina Mahardini
Referensi:
MIMS (n.d.). Celecoxib.
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/celecoxib?mtype=generic
Medline Plus (2021). Celecoxib.
https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a699022.html
Mayo Clinic (2024). Celecoxib (Oral Route).
https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/celecoxib-oral-route/description/drg-20068925