Rifampicin adalah obat antibiotik yang digunakan untuk mengobati berbagai infeksi bakteri, termasuk yang disebabkan oleh mycobacterium, seperti tuberkulosis (TB).
Merek Dagang Rifampicin
Merek dagang Rifampicin adalah Rifampicin, Rifamtibi, Pro TB, Corifam, Lanarif, Rimactane, Kalrifam
Apa Itu Rifampicin?
Apa itu Rifampicin?
Golongan: Obat keras (perlu resep dokter)
Kategori: Onti-TB/Antiinfeksi mata dan Antiseptiok/Antibiotik
Manfaat: Mengobati infeksi yang disebabkan bakteri
Digunakan oleh: Dewasa dan anak
Rifampicin untuk Ibu Hamil: Rifampicin termasuk dalam kategori C untuk kehamilan. Kemungkinan dapat memengaruhi kehamilan, terutama pada beberapa minggu terakhir kehamilan. Pastikan dokter mengetahui kehamilan Anda sebelum pemakaian Rifampicin.
Rifampicin untuk Ibu Menyusui: Rifampicin dapat masuk ke dalam ASI dan menyebabkan perubahan warna ASI. Tidak direkomendasikan untuk tetap menyusui selama ibu mengonsumsi Rifampicin.
Rifampicin untuk Anak: Penggunaan Rifampicin pada anak hanya melalui rekomendasi dan pengawasan dokter.
Bentuk obat: Kaplet, Kapsul, Injeksi
Peringatan Sebelum Menggunakan Rifampicin
Penting memahami peringatan sebelum menggunakan Rifampicin, karena hal ini berkaitan dengan efek samping, interaksi obat, dan kondisi kesehatan. Berikut beberapa hal yang penting Anda ketahui.
Beritahukan kepada dokter jika Anda memiliki alergi atau pernah mengalami reaksi alergi terhadap Rifampicin, Rifabutin, Rifapentine, atau bahan lain dalam kapsul rifampicin.
Hindari penggunaan Rifampicin jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti Atazanavir, Darunavir, Fosamprenavir, Praziquantel, Saquinavir, Tipranavir, atau Ritonavir. Pastikan berkonsultasi ke dokter mengenai hal tersebut.
Jika Anda sedang menggunakan Antasida, konsumsi Rifampicin setidaknya satu jam sebelum minum antasida.
Beritahukan kepada dokter jika Anda memiliki atau pernah memiliki diabetes, porfiria, gangguan adrenal, atau gangguan organ hati.
Hindari penggunaan lensa kontak lunak selama pengobatan dengan rifampicin, karena obat ini dapat menyebabkan noda merah permanen pada lensa kontak.
Pastikan Anda memahami peringatan sebelum mengonsumsi Rifampicin, serta beri tahu dokter tentang semua obat yang sedang Anda konsumsi.
Dosis dan Aturan Pakai Rifampicin
Dosis rifampicin dan aturan pakai Rifampicin penting dilakukan sesuai dengan rekomendasi dokter. Dosis obat ini bervariasi tergantung pada jenis penyakit atau kondisi yang sedang diobati. Jangan mengubah dosis tanpa anjuran dokter karena hal ini dapat mempengaruhi efektivitas pengobatan.
Dosis untuk Tuberkulosis (TB)
Dewasa: Dikombinasikan dengan agen antituberkulosis lainnya, dosis yang direkomendasikan adalah 8-12 mg/kg sekali sehari.
Dosis umum: Berat badan kurang dari 50 kg sebanyak 450 mg per hari; berat badan lebih dari 50 kg sebanyak 600 mg per hari.
Anak-anak: Dikombinasikan dengan agen antituberkulosis lainnya, 10-20 mg/kg per hari, dengan dosis maksimal 600 mg per hari.
Dosis untuk Profilaksis Meningitis Meningokokus
Dewasa: 600 mg per hari selama 2 hari.
Anak-anak: Untuk usia kurang dari 1 bulan, 5 mg/kg selama 2 hari; untuk usia lebih dari 1 bulan, 10 mg/kg selama 2 hari.
Dosis untuk Profilaksis terhadap Meningitis karena Haemophilus Influenzae
Dewasa: 20 mg/kg sekali sehari selama 4 hari, dengan dosis maksimal 600 mg.
Anak-anak: Untuk usia kurang dari 1 bulan, 10 mg/kg per hari; untuk usia kurang dari 4 tahun, dosis sama seperti dosis dewasa.
Dosis untuk Brucellosis, Penyakit Legionnaire, Infeksi Stafilokokus Berat
Dewasa: Dikombinasikan dengan agen antibakteri lain, 600-1200 mg per hari dibagi dalam 2-4 dosis.
Dosis untuk Gangguan Fungsi Hati (Hepatik)
Dewasa: 8 mg/kg per hari.
Dosis untuk untuk Tuberkulosis:
Dewasa: kombinasi dengan obat anti-tuberkulosis lainnya 10 mg/kg sekali sehari melalui infus intravena 2-3 jam maksimal 600 mg/hari
Anak-anak: kombinasi dengan obat anti-tuberkulosis lainnya 10-20 mg/kg sekali sehari melalui infus intravena 2-3 jam maksimal 600 mg/hari
Pastikan untuk mengonsumsi rifampicin sesuai dosis yang direkomendasikan oleh dokter dan menyelesaikan obat sesuai resep, meskipun gejala mulai membaik untuk memastikan infeksi teratasi sepenuhnya.
Manfaat Rifampicin
Secara umum, manfaat Rifampicin digunakan untuk mengobati atau mencegah infeksi bakteri. Beberapa manfaat Rifampicin secara lebih detail, termasuk:
Mengobati dan mencegah tuberkulosis (TB) yang menyerang paru-paru dan bagian tubuh lainnya
Mengurangi bakteri pada hidung dan tenggorokan yang berpotensi menyebabkan meningitis atau infeksi lainnya
Mencegah penyebaran bakteri penyebab meningitis pada orang lain
Penggunaan Rifampicin harus melalui resep dokter dan digunakan sesuai dengan rekomendasi yang diberikan oleh dokter.
Cara Menggunakan Rifampicin dengan Benar
Cara menggunakan Rifampicin harus sesuai dengan petunjuk dokter atau label resep untuk memastikan efektivitas obat dan mencegah efek samping yang tidak diinginkan. Ikuti langkah-langkah penggunaan rifampicin berikut ini dengan cermat dan konsisten.
Pastikan untuk mengikuti semua petunjuk pada label resep dan baca panduan atau lembar instruksi yang disertakan. Gunakan obat ini sesuai anjuran dokter.
Rifampicin dalam bentuk oral, seperti tablet atau kapsul, dikonsumsi dengan segelas air. Obat ini sebaiknya diminum saat perut kosong, setidaknya 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan. Rifampicin bentuk injeksi secara intravena hanya dapat dilakukan dengan pengawasan medis.
Jika Anda mengonsumsi antasida, minumlah Rifampicin setidaknya satu jam sebelumnya untuk menghindari interaksi obat.
Gunakan obat ini sesuai durasi yang ditentukan oleh dokter, meskipun gejala mulai membaik sebelum infeksi benar-benar sembuh. Menghentikan pengobatan terlalu cepat dapat meningkatkan risiko infeksi berulang yang resisten terhadap antibiotik.
Selama menggunakan Rifampicin, Anda mungkin perlu melakukan tes darah secara berkala untuk memantau efek obat ini.
Simpan rifampicin pada suhu kamar, jauhkan dari kelembapan dan panas, serta pastikan botol tertutup rapat saat tidak digunakan.
Rifampicin dapat memengaruhi hasil tes skrining obat dalam urine, menyebabkan hasil positif palsu. Informasikan kepada petugas laboratorium jika Anda sedang mengonsumsi rifampicin.
Mengikuti langkah-langkah ini dengan teliti akan membantu memastikan efektivitas rifampicin dan mencegah potensi efek samping atau interaksi obat yang merugikan.
Interaksi Rifampicin dengan Obat Lain
Interaksi antara Rifampicin dengan obat lain dapat mempengaruhi cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. Penting untuk memberi tahu dokter atau apoteker tentang semua obat yang sedang Anda gunakan, termasuk obat resep, obat bebas, dan produk herbal.
Rifampicin dapat mengurangi efektivitas kontrasepsi hormonal termasuk pil, patch, cincin, implan, atau suntikan KB. Diskusikan metode kontrasepsi alternatif dengan dokter selama penggunaan rifampicin.
Rifampicin dapat menurunkan konsentrasi protease inhibitor HIV, seperti atazanavir, darunavir, dan ritonavir, kemudian dapat mempengaruhi efektivitas terapi HIV.
Penggunaan bersama rifampicin bersama dengan imunosupresan (Siklosporin) dapat mengurangi konsentrasi siklosporin, sehingga meningkatkan risiko penolakan pada pasien transplantasi.
Pemakaian Rifampicin dapat menurunkan efektivitas obat antijamur tertentu seperti itraconazole dan ketoconazole, sehingga mengurangi manfaatnya dalam mengobati infeksi jamur.
Rifampicin dapat mengurangi efektivitas pengencer darah seperti warfarin, yang dapat mempengaruhi pembekuan darah.
Antibiotik Rifampicin dapat menurunkan konsentrasi sulfonilurea, seperti glipizid dan glibenklamid, kemungkinan memperburuk kontrol glukosa pada pasien diabetes.
Rifampicin menginduksi enzim yang mempercepat pemecahan obat opioid seperti oksikodon, morfin, dan metadon. Hal ini dapat menyebabkan gejala putus obat pada pengguna opioid.
Penggunaan Rifampicin dapat menurunkan konsentrasi dan mengurangi efektivitas obat jantung tertentu seperti simvastatin, metoprolol, dan propranolol.
Rifampicin dapat menurunkan konsentrasi obat antikoagulan seperti dabigatran, apixaban, dan rivaroxaban, sehingga meningkatkan risiko pembekuan darah.
Konsumsi Rifampicin dapat menurunkan efektivitas beberapa obat antiviral untuk hepatitis C, seperti sofosbuvir dan daclatasvir, sehingga kombinasi ini sebaiknya dihindari.
Penggunaan rifampicin dengan obat-obat yang berpotensi merusak hati, seperti halothane, harus dihindari untuk mencegah risiko kerusakan hati yang lebih tinggi.
Selalu konsultasikan dengan dokter atau apoteker sebelum memulai atau menghentikan penggunaan obat saat menggunakan Rifampicin, terutama jika obat tersebut termasuk dalam kategori yang rentan terhadap interaksi dengan antibiotik ini.
Efek Samping dan Bahaya Rifampicin
Konsumsi Rifampicin dapat menyebabkan berbagai efek samping, baik yang ringan maupun serius. Beberapa efek samping mungkin bersifat sementara dan akan hilang dengan sendirinya, namun ada juga efek samping yang perlu segera mendapat pertolongan tenaga medis.
Efek yang umum
Beberapa efek samping umum yang dapat terjadi saat menggunakan rifampicin meliputi:
Perubahan warna sementara pada kulit, gigi, air liur, urine, keringat, dan air mata (kuning, oranye kemerahan, atau cokelat).
Gatal-gatal.
Kemerahan pada kulit.
Sakit kepala.
Mengantuk.
Pusing.
Kehilangan koordinasi.
Kesulitan berkonsentrasi.
Kebingungan.
Kelemahan otot.
Mati rasa atau nyeri di lengan, tangan, kaki, atau tungkai secara sementara
Rasa panas di perut (heartburn).
Kram perut.
Hilang nafsu makan.
Mual atau muntah yang ringan.
Diare atau perut kembung.
Nyeri atau siklus menstruasi tidak teratur.
Perubahan penglihatan.
Efek yang lebih serius
Jika Anda mengalami salah satu dari efek samping berikut, segera hubungi dokter:
Diare berair atau berdarah, kram perut, atau demam selama atau setelah perawatan
Mual atau muntah yang tidak berhenti, hilang nafsu makan, urin berwarna gelap, atau kulit dan mata menjadi kuning (jaundice),. Hal ini bisa menjadi tanda-tanda kerusakan hati
Perubahan jumlah urine yang dihasilkan, yang bisa menandakan masalah pada ginjal
Perubahan mental atau suasana hati seperti kebingungan atau perilaku yang tidak biasa
Kelelahan yang tidak biasa, mudah memar atau pendarahan, atau munculnya bintik merah kecil di kulit
Reaksi alergi parah, seperti demam yang tak kunjung reda, pembengkakan kelenjar getah bening, ruam, gatal-gatal, pembengkakan wajah, lidah, atau tenggorokan, pusing parah, atau kesulitan bernapas, segera cari bantuan medis darurat
Rifampicin juga dapat menyebabkan kondisi serius pada usus yang disebabkan oleh bakteri C. difficile, yang dapat terjadi selama atau beberapa minggu hingga bulan setelah pengobatan berakhir. Hubungi dokter segera jika Anda mengalami diare yang tidak berhenti, sakit atau kram perut, atau tinja berdarah atau berlendir.
Gunakan fitur Beli Obat dari Viva Apotek untuk memperoleh obat atau suplemen yang Anda perlukan untuk menjaga kesehatan tubuh.
Diperbarui tanggal: November 2024
Ditinjau oleh: dr. Agustina Mahardini
Referensi:
BPOM. (2024). Rifampicin. https://cekbpom.pom.go.id/search_home_produk
Cleveland Clinic. (2024). Rifampin Capsules. https://my.clevelandclinic.org/health/drugs/18812-rifampin-capsules
Drugs.com. (2024). Rifampin. https://www.drugs.com/mtm/rifampin.html
MedlinePlus. (2024). Rifampin. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682403.html
MIMS Indonesia. (2024). Rifampicin. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/rifampicin
National Center for Biotechnology Information. (2024). Rifampin. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557488
WebMD. (2024). Rifampin Oral: Uses, Side Effects, Interactions. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-1744/rifampin-oral/details