Sefalosporin adalah kelompok antibiotik yang sering digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi bakteri. Obat ini bekerja dengan menghambat pembentukan dinding sel bakteri, sehingga bakteri tidak dapat bertahan hidup.
Merek Dagang Sefalosporin
Merk dagang Sefalosporin antara lain:
1. Generasi Pertama
Cefadroxil: Bidicef, Maxcef, Cefdrox.
Cephalexin: Cefabiotic, Cephalexin, Madlexin.
Cefazolin: Cefazol, Cefazolin Sodium.
2. Generasi Kedua
Cefuroxime: Zinnat, Sharox, Situroxime.
Cefaclor: Capabiotic, Cloracef.
3. Generasi Ketiga
Cefixime: Cefspan, Sporetik, Starcef.
Ceftriaxone: Ceftriaxone, Tricefin, Trixon.
Ceftazidime: Fortum, Cetazum, Ceftazidime.
4. Generasi Keempat
Cefepime: Maxilan, Procepim, Cefepime.
5. Generasi Kelima
Ceftaroline: Zinforo.
Ceftolozane/Tazobactam: Zerbaxa.
Apa Itu Sefalosporin
Apa itu Sefalosporin?
Golongan: Obat keras (dengan resep dokter).
Kategori: Antibiotik Sefalosporin.
Manfaat: Sefalosporin bermanfaat untuk mengobati berbagai infeksi, antara lain infeksi saluran pernapasan, infeksi kulit, infeksi saluran kemih, infeksi tulang dan sendi, dan infeksi berat seperti meningitis atau sepsis.
Digunakan oleh: Dewasa dan anak-anak.
Ibu Hamil: Sefalosporin umumnya dianggap aman untuk digunakan oleh ibu hamil, terutama jika infeksi bakteri berpotensi membahayakan kesehatan ibu atau janin. Namun, penggunaannya harus sesuai dengan anjuran dokter untuk memastikan keamanan.
Ibu Menyusui: Beberapa jenis sefalosporin dapat terserap ke dalam ASI dalam jumlah kecil. Meskipun demikian, efeknya pada bayi yang disusui biasanya minimal. Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat ini selama menyusui.
Anak-anak: Sefalosporin dapat digunakan pada anak-anak untuk mengobati infeksi tertentu, tetapi dosisnya harus disesuaikan dengan berat badan dan usia anak. Dokter akan menentukan dosis dan bentuk obat yang paling sesuai untuk kondisi anak.
Bentuk obat: Tablet, kapsul, sirup kering, dan injeksi.
Peringatan Sebelum Menggunakan Sefalosporin
Sebelum menggunakan sefalosporin, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan untuk memastikan keamanan dan efektivitas penggunaannya. Patuhi peringatan berikut agar terhindar dari efek samping atau komplikasi yang tidak diinginkan:
Jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap sefalosporin atau antibiotik lain seperti penisilin, beri tahu dokter Anda. Alergi dapat menyebabkan reaksi serius seperti ruam, sesak napas, atau pembengkakan. Dalam beberapa kasus, reaksi alergi yang parah, seperti anafilaksis, dapat terjadi.
Sefalosporin diekskresikan melalui ginjal. Jika Anda memiliki gangguan fungsi ginjal, dosis obat ini mungkin perlu disesuaikan. Dokter juga mungkin akan memantau fungsi ginjal Anda secara rutin selama pengobatan.
Pasien dengan gangguan hati juga perlu berhati-hati dalam menggunakan sefalosporin. Beberapa jenis antibiotik ini dapat memengaruhi fungsi hati jika digunakan dalam jangka panjang atau dalam dosis tinggi.
Beri tahu dokter tentang semua obat, suplemen, atau produk herbal yang sedang Anda gunakan. Beberapa obat, seperti antikoagulan (pengencer darah) dan aminoglikosida, dapat berinteraksi dengan sefalosporin, meningkatkan risiko efek samping seperti perdarahan atau kerusakan ginjal.
Sefalosporin tidak efektif melawan infeksi virus seperti flu atau pilek. Penggunaan antibiotik tanpa indikasi yang tepat dapat menyebabkan resistensi bakteri, yang membuat pengobatan infeksi menjadi lebih sulit di masa depan.
Sefalosporin umumnya aman digunakan selama kehamilan, tetapi konsultasikan dengan dokter untuk memastikan bahwa manfaatnya lebih besar daripada risikonya. Untuk ibu menyusui, sebagian kecil obat ini dapat masuk ke dalam ASI, sehingga perlu dipastikan aman untuk bayi.
Meskipun efek samping ringan seperti mual atau diare umum terjadi, beberapa efek samping yang lebih serius seperti gangguan hati, ginjal, atau reaksi alergi berat perlu segera mendapat perhatian medis.
Dengan memperhatikan peringatan ini, Anda dapat meminimalkan risiko dan memastikan pengobatan yang lebih aman dan efektif dengan sefalosporin.
Dosis dan Aturan Pakai Sefalosporin
Dosis sefalosporin bervariasi tergantung pada jenis obat, tingkat keparahan infeksi, usia, berat badan, dan kondisi kesehatan pasien:
Dewasa: Dosis ditentukan berdasarkan infeksi ringan hingga berat, diberikan secara oral atau melalui suntikan sesuai rekomendasi dokter.
Anak-anak: Dosis disesuaikan dengan berat badan dan jenis infeksi. Dokter biasanya menghitung dosis per kilogram berat badan per hari.
Pasien dengan gangguan ginjal: Penyesuaian dosis diperlukan untuk mencegah akumulasi obat, dengan panduan berdasarkan tingkat fungsi ginjal pasien.
Selalu konsultasikan dengan dokter untuk dosis yang tepat sesuai kondisi Anda. Pastikan untuk mengikuti petunjuk dokter atau informasi pada label obat. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa konsultasi terlebih dahulu.
Manfaat Sefalosporin
Sefalosporin adalah kelompok antibiotik yang sangat efektif untuk mengobati berbagai jenis infeksi bakteri. Berikut adalah manfaat utama dari sefalosporin berdasarkan berbagai jenis infeksi yang dapat ditangani:
Infeksi saluran pernapasan: Sefalosporin sering digunakan untuk mengobati infeksi seperti pneumonia, bronkitis, dan sinusitis. Antibiotik ini bekerja dengan menghentikan pertumbuhan bakteri penyebab infeksi di saluran pernapasan.
Infeksi saluran kemih (ISK): Sefalosporin digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih, termasuk cystitis (infeksi kandung kemih) dan pyelonephritis (infeksi ginjal). Obat ini membantu meredakan gejala seperti nyeri saat buang air kecil dan sering buang air kecil.
Infeksi kulit dan jaringan lunak: Untuk infeksi kulit seperti selulitis, abses, dan luka terinfeksi, sefalosporin dapat membantu menghilangkan bakteri dan mempercepat proses penyembuhan.
Infeksi tulang dan sendi: Osteomielitis (infeksi tulang) dan artritis septik (infeksi sendi) juga dapat diobati dengan sefalosporin, terutama jenis yang bekerja melawan bakteri penyebab infeksi pada area tersebut.
Infeksi berat: Sefalosporin generasi terbaru sering digunakan untuk infeksi berat seperti meningitis (infeksi pada selaput otak dan sumsum tulang belakang) dan sepsis (infeksi dalam darah). Obat ini mampu menembus penghalang darah-otak, membuatnya efektif untuk infeksi sistem saraf pusat.
Profilaksis dalam bedah: Sefalosporin sering diberikan sebelum operasi untuk mencegah infeksi pascaoperasi, terutama dalam prosedur bedah besar seperti operasi ortopedi atau kardiovaskular.
Dengan manfaat luas ini, sefalosporin menjadi salah satu pilihan antibiotik yang penting dalam dunia medis. Namun, penggunaannya harus sesuai resep dokter untuk memastikan efektivitas dan mencegah resistensi bakteri.
Cara Menggunakan Sefalosporin dengan Benar
Penggunaan sefalosporin yang tepat sangat penting untuk memastikan efektivitas pengobatan dan mencegah resistensi bakteri. Berikut adalah panduan cara menggunakan obat ini:
Sefalosporin harus digunakan sesuai dengan dosis dan durasi yang diresepkan oleh dokter. Jangan menghentikan pengobatan meskipun gejala sudah membaik, karena infeksi mungkin belum sepenuhnya hilang.
Ambil obat pada waktu yang sama setiap hari untuk memastikan kadar obat dalam tubuh tetap stabil. Jika lupa satu dosis, ambil segera setelah ingat kecuali mendekati waktu dosis berikutnya.
Selama pengobatan dengan sefalosporin, hindari konsumsi alkohol karena dapat meningkatkan risiko efek samping seperti mual atau muntah.
Jika muncul gejala alergi seperti ruam, gatal, atau kesulitan bernapas, segera hentikan penggunaan dan hubungi dokter.
Dengan mengikuti panduan ini, Anda dapat memaksimalkan manfaat sefalosporin dan mengurangi risiko efek samping. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter jika ada pertanyaan atau keluhan selama penggunaan obat.
Interaksi Sefalosporin dengan Obat Lain
Sefalosporin dapat berinteraksi dengan beberapa jenis obat, yang dapat memengaruhi efektivitas pengobatan atau meningkatkan risiko efek samping. Berikut adalah beberapa interaksi obat yang perlu diperhatikan:
Antikoagulan (pengencer darah): Penggunaan bersama antikoagulan seperti warfarin dapat meningkatkan risiko perdarahan. Sefalosporin dapat mengganggu fungsi pembekuan darah, terutama pada pasien dengan gangguan pembekuan sebelumnya.
Diuretik: Diuretik seperti furosemid dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal saat digunakan bersama sefalosporin. Dokter mungkin perlu memantau fungsi ginjal secara berkala.
Aminoglikosida: Kombinasi dengan antibiotik aminoglikosida seperti gentamisin dapat meningkatkan potensi toksisitas ginjal. Oleh karena itu, penggunaan bersamaan harus diawasi ketat.
Probenesid: Probenesid, yang digunakan untuk mengobati asam urat, dapat meningkatkan kadar sefalosporin dalam darah. Ini dapat memperpanjang efek obat tetapi juga meningkatkan risiko efek samping.
Kontrasepsi hormonal: Sefalosporin dapat mengurangi efektivitas kontrasepsi hormonal seperti pil KB. Sebagai langkah pencegahan, gunakan metode kontrasepsi tambahan selama pengobatan.
Obat-obatan lain yang memengaruhi hati atau ginjal: Penggunaan bersama obat yang juga diproses di hati atau ginjal dapat meningkatkan tekanan pada organ-organ tersebut, sehingga memerlukan pemantauan lebih lanjut.
Untuk menghindari interaksi yang tidak diinginkan, beri tahu dokter tentang semua obat, suplemen, atau produk herbal yang Anda gunakan sebelum memulai pengobatan dengan sefalosporin. Pemantauan yang cermat dapat membantu meminimalkan risiko dan memastikan efektivitas pengobatan.
Efek Samping dan Bahaya Sefalosporin
Berikut adalah beberapa efek samping yang dapat terjadi selama penggunaan sefalosporin:
Efek samping umum
Mual
Muntah
Diare
Sakit perut
Sakit kepala.
Efek samping kulit
Ruam
Gatal-gatal
Reaksi alergi kulit.
Efek samping serius (jarang terjadi)
Reaksi alergi berat (anafilaksis)
Gangguan fungsi ginjal
Penurunan jumlah sel darah putih
Perubahan warna urin.
Efek samping khusus (tergantung jenis)
Infeksi jamur pada mulut atau vagina akibat ketidakseimbangan flora tubuh
Perubahan rasa atau lidah terasa pahit.
Efek samping langka
Gangguan hati (peningkatan enzim hati)
Kejang (pada dosis tinggi atau pasien dengan gangguan ginjal).
Jika Anda mengalami efek samping serius atau gejala tidak biasa lainnya, segera hentikan penggunaan obat dan konsultasikan dengan dokter.
Manfaatkan fitur Beli Obat dari Viva Apotek untuk mendapatkan obat yang Anda butuhkan. Ingat untuk selalu jaga kesehatan Anda, ya!
Diperbarui tanggal: Desember 2024
Ditinjau oleh: dr. Agustina Mahardini
Referensi:
Healthline. (2023). Cephalosporins: Uses, Types, and Side Effects.
https://www.healthline.com/health/cephalosporins#uses
DrugBank. (2023). Cephalosporins Drug Category.
https://go.drugbank.com/categories/DBCAT000568
Verywell Health. (2023). What Are Cephalosporins?
https://www.verywellhealth.com/what-are-cephalosporins-1124176
SingleCare. (2023). Cephalosporins Drug Class Overview.
https://www.singlecare.com/drug-classes/cephalosporins
Everyday Health. (2023). Cephalosporins: Uses, Dosage, and Side Effects.
https://www.everydayhealth.com/cephalosporins/