Infeksi bakteri terkadang menjadi masalah kesehatan yang sulit untuk dihindari, meski sudah menerapkan gaya hidup sehat. Maka dari itu, penting sekali mengetahui langkah pengobatan yang tepat untuk mengatasi masalah ini.
Mengonsumsi obat seperti Spiramycin menjadi salah satu langkah efektif. Spiramycin menjadi salah satu dari sekian banyak jenis obat-obatan yang sudah terbukti efektif mengatasi infeksi bakteri. Tak hanya infeksi bakteri, infeksi parasit juga bisa diatasi oleh Spiramycin.
Masalah infeksi ini bisa diatasi oleh Spiramycin karena obat ini bertugas untuk menekan pertumbuhan bakteri dan infeksi. Spiramycin menekan pertumbuhan bakteri dan parasit dengan cara merusak pembentukan protein yang mendukung bakteri dan parasit untuk berkembang biak.
Merk Dagang Spiramycin
Merek dagang Spiramycin antara lain: Varoc, Spirasin, Rovadin, Rofacin, Spiranter, Provamed, dan Kalbiotic
Apa itu Spiramycin?
Apa itu Spiramycin?
Golongan: Obat keras (perlu resep dokter)
Kategori: Antibiotik makrolida
Manfaat: Mengatasi masalah infeksi bakteri dan parasit yang menyerang tubuh. Selain itu, efektif juga untuk mengatasi toksoplasmosis pada ibu hamil.
Digunakan oleh: Bisa digunakan oleh orang dewasa dan anak-anak.
Spiramycin untuk ibu hamil: Hasil penelitian terdahulu dengan hewan menunjukan adanya efek samping dari Spiramycin kepada janin. Namun, hingga saat ini belum ada penelitian yang dilakukan pada manusia. Maka dari itu, demi keamanan, ibu hamil wajib berkonsultasi ke dokter sebelum menjalani pengobatan dengan Spiramycin. Pada ibu hamil obat ini biasanya digunakan untuk mengatasi masalah toksoplasmosis.
Spiramycin untuk ibu menyusui: Kandungan di dalam Spiramycin diketahui aman untuk ibu menyusui. Namun, penggunaan pada ibu menyusui dilarang jika bayi yang disusui berusia kurang dari 1 bulan atau lahir dalam kondisi prematur.
Spiramycin untuk anak: Penggunaan Spiramycin kepada anak-anak diperkenankan, asal berada di bawah pengawasan ketat dari dokter.
Bentuk obat: Kaplet dan sirup
Peringatan Sebelum Menggunakan Spiramycin
Sebelum menggunakan Spiramycin pastikan Anda tidak memiliki riwayat alergi terhadap kandungan Spiramycin itu sendiri atau dengan antibiotik makrolida. Jika merasa kurang yakin, konsultasikan ke dokter mengenai riwayat alergi atau lakukan pemeriksaan alergi terlebih dahulu.
Spiramycin tidak boleh digunakan pada pasien yang alergi dengan kandungan tersebut dan antibiotik makrolida karena bisa berakibat fatal.
Sebelum menjalani pengobatan dengan Spiramycin Anda wajib menginformasikan ke dokter jika menderita masalah kesehatan seperti aritmia, sumbatan di saluran empedu, dan masalah liver.
Informasi juga wajib diberikan ke dokter jika Anda memiliki riwayat masalah kesehatan seperti henti jantung mendadak di usia muda atau kelainan pada hasil EKG.
Informasikan ke dokter jika Anda sedang mengonsumsi atau menggunakan obat-obatan jenis lain baik itu obat-obatan dari rumah sakit atau obat herbal. Penggunaan suplemen lain juga sebaiknya diinformasikan ke dokter untuk menghindari interaksi obat yang efek sampingnya kurang baik.
Jika terasa adanya reaksi alergi atau efek samping yang membahayakan setelah mengonsumsi Spiramycin segera datang ke faskes terdekat dan meminta saran medis dari tenaga kesehatan.
Dosis dan Aturan Pakai Spiramycin
Seperti yang sudah diketahui, Spiramycin adalah obat keras yang bisa dibeli di apotek baik offline ataupun online tanpa resep dokter. Maka dari itu, penggunaan Spiramycin tetap harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan dokter karena penggunaan tanpa dosis yang tepat bisa menimbulkan efek samping yang kurang baik seperti overdosis. Dosis penggunaan Spiramycin yang paling umum adalah sebagai berikut:
Mengatasi masalah infeksi parasit dan bakteri
Dewasa: 6-9 IU setiap harinya dan dibagi ke dalam 2-3 dosis pemberian. Dosis juga bisa ditingkatkan menjadi 15 IU setiap harinya untuk infeksi yang berat.
Bayi dan anak-anak: 50 mg/kg sebanyak 2 kali sehari.
Mengatasi masalah toksoplasmosis pada ibu hamil
3 IU dikonsumsi sebanyak 3 kali sehari.
Manfaat Spiramycin
Manfaat Spiramycin pada umumnya adalah untuk masalah infeksi bakteri dan parasit yang menyerang tubuh. Selain itu, efektif juga untuk mengatasi toksoplasmosis pada ibu hamil.
Cara Menggunakan Spiramycin
Spiramycin biasanya tersedia di apotek baik apotek offline seperti di rumah sakit atau apotek online. Agar pengobatan dengan Spiramycin menjadi lebih maksimal, perhatikan hal-hal berikut ini saat menggunakannya:
Wajib mencuci tangan dengan sabun sebelum mengonsumsi dan memegang kaplet Spiramycin. Tujuannya adalah agar obat terhindar dari kontaminasi bakteri dan efektivitas obat tetap terjaga.
Dosis Spiramycin harus sesuai dengan yang disarankan oleh dokter. Jangan melebihi atau mengurangi dosis.
Spiramycin harus dikonsumsi di waktu yang sama setiap harinya.
Spiramycin sebaiknya dikonsumsi 1-2 jam sebelum makan atau dalam keadaan perut kosong. Namun, dapat juga diminum bersama makanan atau sesudah makan.
Jangan membelah atau menghancurkan kaplet Spiramycin karena khawatir efektivitasnya bisa berkurang.
Jika yang dikonsumsi adalah Spiramycin sirup, pastikan untuk mengocok botol sebelum mengonsumsinya dan gunakan sendok takar.
Minumlah Spiramycin dengan bantuan segelas air putih bersuhu ruang.
Jangan berhenti menggunakan Spiramycin secara tiba-tiba tanpa izin dari dokter meski kondisi infeksi sudah membaik.
Apabila Anda lupa mengonsumsi Spiramycin, segera konsumsi jika jarak dengan dosis berikutnya masih panjang. Akan tetapi, jika jaraknya terlalu dekat, cukup lupakan dosis yang terlupa. Jangan pernah menggandakan dosis tanpa arahan dari dokter.
Selama menjalani pengobatan dengan Spiramycin, biasanya dokter akan meminta Anda melakukan pemeriksaan kesehatan rutin. Ikuti jadwal pemeriksaan yang ditentukan oleh dokter agar hasil pemeriksaan lebih maksimal.
Hindari penggunaan Spiramycin jika kemasannya sudah rusak, tercemar, atau sudah memasuki tanggal kadaluwarsa.
Jika setelah penggunaan Spiramycin masalah kesehatan tak kunjung membaik atau justru timbul masalah kesehatan lain, Anda disarankan untuk segera berkonsultasi lagi dengan dokter dan meminta arahan medis lain.
Interaksi Spiramycin dengan Obat Lain
Tergolong sebagai obat keras membuat Spiramycin tetap memiliki kemungkinan untuk berinteraksi dengan obat-obatan lain jika dikonsumsi secara bersamaan. Maka dari itu, penting untuk mengetahui interaksi yang mungkin terjadi. Berikut beberapa interaksi yang mungkin terjadi:
Penyerapan kadar obat carbidopa dan levodopa dalam darah bisa berkurang jika dikonsumsi bersamaan dengan Spiramycin.
Risiko gangguan irama jantung bisa meningkat jika dikonsumsi bersama dengan terfenadine, cisapride, dan astemizole.
Risiko dystonia bisa meningkat jika dikonsumsi bersama dengan fluphenazine.
Efek Samping dan Bahaya Spiramycin
Jika digunakan sesuai aturan pakai, Spiramycin umumnya tidak akan menyebabkan efek samping atau hanya menimbulkan efek samping ringan sebagai berikut:
Diare
Nyeri perut
Mual dan muntah
Kesemutan
Hentikan penggunaan Spiramycin dan segera konsultasikan dengan dokter jika efek samping di atas tak kunjung reda, semakin parah, dan muncul reaksi alergi seperti berikut ini:
Gejala kolitis pseudomembran
Gangguan saraf
Gangguan irama jantung
Beli Obat di Viva Apotek
Saat ini membeli obat atau suplemen apapun, baik tanpa resep atau dengan resep seperti Spiramycin bisa dengan mudah dilakukan melalui aplikasi Viva Apotek. Hanya melalui layar ponsel Anda sudah bisa mendapatkan obat-obatan yang dibutuhkan.
Sangat mudah bukan? Maka dari itu jangan ragu lagi untuk memanfaatkan fitur Beli Obat dari Viva Apotek untuk mendapatkan obat yang Anda butuhkan. Ingat untuk selalu jaga kesehatanmu, ya!
Diperbarui tanggal: Desember 2024
Ditinjau oleh: dr. Agustina Mahardini
Referensi:
MIMS (n.d.). Spiramycin.
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/spiramycin?mtype=generic
Mayo Clinic (2024). Spiramycin (oral route, injection route, rectal route).
https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/spiramycin-oral-route-injection-route-rectal-route/description/drg-20066104
Health Link BC (n.d.). Spiramycin – Oral.
https://www.healthlinkbc.ca/medications/spiramycin-oral