Skip links

Stelosi

Stelosi

Stelosi adalah obat antipsikotik yang mengandung trifluoperazine. Obat ini mengatasi skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya dengan menyeimbangkan kadar dopamin di otak.
Merek Dagang Stelosi
Merek dagang obat Stelosi yang mengandung trifluoperazine antara lain Stelosi.
Apa Itu Stelosi
Apa itu Stelosi?
Golongan: Obat keras (perlu resep dokter)
Kategori: Antipsikotik golongan fenotiazin.
Manfaat: Mengatasi skizofrenia, gangguan psikotik lainnya, kecemasan berat, dan mual muntah tertentu.
Digunakan oleh: Dewasa dan anak-anak usia 6 tahun ke atas dengan pengawasan dokter.
Stelosi untuk Ibu Hamil: Stelosi yang mengandung trifluoperazine termasuk kategori kehamilan C.[1] Keterbatasan studi pada populasi ibu hamil menjadikan obat ini hanya dianjurkan jika manfaatnya lebih besar daripada risikonya terhadap janin. Konsultasikan pada dokter sebelum Anda menggunakan Stelosi, apalagi di bulan-bulan terakhir kehamilan.[2]
Stelosi untuk Ibu Menyusui: Stelosi juga sebaiknya tidak dikonsumsi oleh ibu yang sedang menyusui, terutama karena minimnya data keamanan yang tersedia.[3] Sebaiknya gunakan antipsikotik lain yang memiliki profil keamanan lebih jelas, terutama yang merawat bayi baru lahir atau prematur. Konsultasikan dengan dokter untuk alternatif obat lainnya.
Stelosi untuk Anak-Anak: Dokter akan meresepkan stelosi untuk anak-anak usia 6 tahun ke atas dengan kondisi tertentu[4], seperti skizofrenia dan gangguan kecemasan. Namun, penggunaannya harus sangat hati-hati den pengawasan medis yang ketat.
Bentuk Obat: Tablet
Peringatan sebelum Menggunakan Stelosi
Berikut adalah beberapa peringatan penting yang harus Anda perhatikan sebelum menggunakan Stelosi:
Hindari penggunaan apabila memiliki gangguan hati berat, depresi sistem saraf pusat, maupun diskrasia darah.
Konsultasikan dengan dokter jika Anda memiliki riwayat penyakit jantung, tekanan darah rendah, atau glaukoma.
Ibu hamil dan menyusui harus mendapatkan persetujuan dokter sebelum menggunakan obat ini.
Penggunaan Stelosi untuk anak suia 6 tahun ke atas perlu pengawasan dokter.
Lansia dengan psikosis terkait demensia memiliki risiko lebih tinggi mengalami efek samping serius, termasuk kematian.
Stelosi dapat berinteraksi dengan alkohol, depresan sistem saraf pusat, antihipertensi, dan lithium, meningkatkan risiko efek samping seperti kantuk, hipotensi, atau nefrotoksisitas.
Dapat menyebabkan gangguan gerakan seperti tremor, kekakuan otot, atau gelisah, terutama untuk penggunaan jangka panjang.
Stelosi dapat menyebabkan kantuk atau pusing, sehingga sebaiknya hindari mengemudi atau menggunakan mesin berat setelah mengonsumsinya.
Dosis dan Aturan Pakai Stelosi
Dosis Stelosi dan aturan pakainya berdasarkan kelompok usia adalah sebagai berikut
Dewasa
Untuk skizofrenia, dosis awalnya adalah 2-5 mg dua kali sehari. Bila perlu, dosis dapat ditingkatkan bertahap hingga menjadi 15-20 mg per hari.
Untuk mengatasi gangguan kecemasan, dosis Stelosi adalah 1-2 mg dua kali sehari, dengan batas maksimal 6 mg per hari.
Pengobatan biasanya dibatasi hingga 13 minggu untuk menghindari efek samping jangka panjang.
Anak-Anak (6–12 tahun)
Dosis awal 1 mg satu atau dua kali sehari.
Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap sesuai respons dan berat badan anak. Konsultasikan dengan dokter sebelum menambah dosis.
Manfaat Stelosi
Stelosi menawarkan beberapa manfaat utama, termasuk:
1. Mengatasi Skizofrenia dan Gangguan Psikotik Lainnya
Stelosi efektif meredakan gejala skizofrenia seperti halusinasi, delusi, dan perilaku agresif. Obat ini bekerja dengan menyeimbangkan kadar dopamin di otak yaitu neurotransmitter yang berperan dalam pengaturan suasana hati dan perilaku.
2. Mengurangi Gejala Kecemasan Berat
Stelosi juga menjadi bagian dalam menangani kecemasan berat pada pasien yang tidak merespons terapi lain. Obat ini membantu mengurangi ketegangan, gelisah, dan gangguan tidur yang sering menyertai kecemasan untuk penggunaan jangka pendek, dengan pemantauan ketat dari dokter.
3. Mengobati Mual dan Muntah yang Parah
Dalam kondisi tertentu, Stelosi dapat membantu mengatasi mual dan muntah, terkait dengan kemoterapi atau penyakit lain. Namun, penggunaannya untuk indikasi ini harus berdasarkan pertimbangan dokter, karena risiko efek samping.
4. Menstabilkan Kondisi Psikologis pada Gangguan Berat
Stelosi membantu pasien dengan gangguan psikotik untuk tetap tenang dan berpikir lebih jernih. Dengan mengurangi perilaku impulsif atau agresif, obat ini memudahkan pasien untuk berinteraksi dengan lingkungan secara lebih normal. Efek ini mendukung terapi lain, seperti konseling atau rehabilitasi.
Cara Menggunakan Stelosi dengan Benar
Agar Stelosi bekerja dengan optimal, ikuti panduan umum penggunaannya:
Gunakan Stelosi hanya jika dokter meresepkannya. Pastikan Anda paham tentang dosis, frekuensi, dan durasi pengobatan.
Minum obat sesuai dosis yang diberikan. Jangan mengubah dosis tanpa berkonsultasi dengan dokter, baik menambah, mengurangi, atau menghentikannya.
Minum obat pada waktu yang sama setiap hari agar kadar obat dalam tubuh tetap stabil.
Telan tablet Stelosi dengan segelas air. Hindari menghancurkan atau mengunyah tablet kecuali atas anjuran dokter.
Obat ini bisa Anda minum sebelum atau sesudah makan. Bila mual, coba minum setelah makan.
Interaksi Stelosi dengan Obat Lain
Stelosi dapat berinteraksi dengan berbagai obat lain, yang dapat memengaruhi efektivitas atau meningkatkan risiko efek samping.
Berikut beberapa interaksi penting yang perlu Anda perhatikan:
Lithium: Interaksi lithium dengan Stelosi berpotensi meningkatkan risiko kerusakan saraf atau efek ekstrapiramidal, seperti tremor dan kekakuan otot.
Antidepresan dan Antikolinergik: Mengonsumsi Stelosi bersama atropin atau scopolamine dapat meningkatkan risiko efek samping, termasuk mulut kering, sembelit, dan penglihatan kabur.
Depresan Sistem Saraf Pusat: Interaksinya dapat meningkatkan efek penekanan pada otak sehingga membuat kantuk, pernapasan lambat, dan penurunan kesadaran.
Antikoagulan Oral: Obat ini menurunkan efektivitas warfarin dalam membekukan darah, sehingga berpotensi menyebabkan stroke atau bahkan serangan jantung.
Antasida: Penggunaan antasida dapat mengurangi penyerapan Stelosi dalam saluran pencernaan, sehingga menurunkan efektivitasnya dalam mengatasi gejala psikotik.
Epinefrin, Clonidine, dan Levodopa: Stelosi dapat menurunkan efektivitas obat-obatan ini sehingga memperburuk gejala penyakit yang sedang ditangani.
Efek Samping dan Bahaya Stelosi
Berikut adalah efek samping Stelosi dan potensi bahayanya:
Beberapa pengguna melaporkan efek samping tremor, otot kaku, gelisah, dan gangguan gerakan. Hal ini terjadi karena Stelosi memengaruhi dopamin di otak.
Obat ini juga memiliki efek depresan pada sistem saraf pusat sehingga dapat menyebabkan kantuk dan lelah berlebihan.
Trifluoperazine dapat meningkatkan kadar hormon prolaktin, yang menyebabkan galaktorea (produksi ASI berlebihan), amenorea (tidak menstruasi), atau ginekomastia (pembesaran payudara pada pria).
Obat ini bisa memicu hipotensi ortostatik (penurunan tekanan darah saat berdiri), yang berisiko menyebabkan pusing, pingsan, atau bahkan jatuh.
Beberapa pasien mungkin mengalami reaksi alergi terhadap trifluoperazine, seperti ruam, gatal, atau pembengkakan.
Selain sedasi, Stelosi dapat menyebabkan pusing, kebingungan, atau perubahan suasana hati seperti kecemasan atau depresi.
Dalam kasus yang sangat jarang, trifluoperazine dapat memicu SNM, kondisi serius dengan gejala demam tinggi, kekakuan otot ekstrem, detak jantung cepat, dan kebingungan.
Stelosi dapat menyebabkan mulut kering, sembelit, atau mual akibat efeknya pada sistem saraf otonom.
Pada lansia dengan psikosis terkait demensia, penggunaan Stelosi dapat meningkatkan risiko kematian akibat komplikasi kardiovaskular atau infeksi.
Oleh karena itu, gunakan Stelosi berdasarkan anjuran dokter dan jangan menggandakan dosis. Apabila Anda mengalami gejala mengkhawatirkan, segera hubungi tenaga medis
Manfaatkan fitur Beli Obat di Viva Apotek untuk mendapatkan Stelosi atau kebutuhan obat lainnya. Tetap prioritaskan kesehatan Anda, ya!

Diperbarui tanggal: Desember 2024
Ditinjau oleh: dr. Agustina Mahardini

Referensi:

MedlinePlus (2017). Trifluoperazine.
https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682121.html
Drugs.com (2024). Trifluoperazine Pregnancy and Breastfeeding Warnings
https://www.drugs.com/pregnancy/trifluoperazine.html
Memorial Sloan Kettering Cancer Center (2024). Trifluoperazine Pediatric Medication
https://www.mskcc.org/cancer-care/patient-education/medications/pediatric/trifluoperazine
MIMS (2024). Trifluoperazine.
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/trifluoperazine?mtype=generic

Leave a comment

Explore
Drag