Skip links
apa penyebab telat haid

Jangan Panik, Ini 10 Penyebab Telat Haid Selain Hamil

Meskipun dikenal sebagai salah satu tanda kehamilan, telat haid atau menstruasi tidak hanya disebabkan oleh itu. Faktanya, kecenderungan wanita untuk mengalami perubahan siklus menstruasi sendiri bervariasi sekitar 5–35 persen tergantung umur dan kebiasaan sehari-hari.

Setiap wanita hampir dipastikan pernah mengalami telat haid setidaknya 1–2 kali. Di kondisi tertentu, seseorang juga dapat mengalami amenorrhea atau tidak mengalami haid sama sekali dalam 3 bulan atau lebih.

Sebagai seorang wanita, penting untuk mengantisipasi hal ini dengan mengetahui apa saja penyebab telat haid, mulai dari yang ringan hingga serius. Baca artikel ini sampai habis untuk mengetahui informasi lengkapnya, ya!

Penyebab Anda Mengalami Telat Haid

Seorang wanita normalnya mengalami menstruasi setiap 28 hari. Selain itu, banyak juga ditemukan kejadian haid yang berlangsung setiap 21 hingga 35 hari sekali.

Jika periode menstruasi yang dialami tidak termasuk dalam rentang waktu tersebut, ada beberapa kemungkinan yang bisa menjadi penyebab telat haid ini:

1. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)

PCOS adalah kondisi ketika perkembangan sel telur pada wanita tidak berjalan normal akibat gangguan hormon. Selain berdampak terhadap organ reproduksi, ini juga dapat menunda terjadinya menstruasi atau membuat siklusnya menjadi tidak teratur.

Gejala yang dialami ketika mengalami penyakit ini antara lain:

  • Tingkat kesuburan menurun
  • Muncul jerawat
  • Rambut menipis atau rontok
  • Berat badan meningkat hingga sulit untuk diet
  • Tumbuh rambut pada wajah atau bagian tubuh lainnya

Untuk mengatasi PCOS, Anda dapat fokus pada meredakan gejala yang berkaitan dengannya. Dokter atau tenaga medis biasanya akan menganjurkan penggunaan alat kontrasepsi atau konsumsi obat lainnya untuk membuat siklus menstruasi normal kembali.

2. Stres berlebihan

Stres yang tidak dikelola dengan baik dapat menghalangi produksi gonadotropin, di mana fungsinya adalah melepaskan hormon GnRH untuk mengatur pembuahan dan siklus menstruasi.

Tidak hanya itu, stres juga dapat memengaruhi aktivitas harian serta bagian otak yang bernama hipotalamus. Salah satu peran penting dari bagian tersebut adalah mengatur periode menstruasi.

Tidak jarang ditemui wanita yang melewatkan satu periode menstruasi akibat stres. Siklus menstruasi dapat menjadi semakin tidak beraturan apabila stres terjadi dalam jangka panjang. Karena kondisi stres kadang tidak terdeteksi oleh diri sendiri, sangat disarankan untuk konsultasi dengan ahli apabila Anda melewatkan setidaknya tiga periode menstruasi.

3. Pemakaian alat kontrasepsi

Alat kontrasepsi hormonal diketahui dapat menyebabkan pendarahan seperti menstruasi atau dikenal dengan istilah withdrawal bleeding. Pada dasarnya, memakai alat kontrasepsi dapat memicu telat haid, termasuk beberapa jenis berikut:

  • Pil kombinasi
  • Cincin vagina
  • Intrauterine Device (IUD)
  • Implan
  • Patch atau koyo

Sementara itu, jenis IUD lainnya seperti copper IUD tidak mencegah pembuahan maupun menstruasi. Namun, pemakaian alat kontrasepsi tersebut dapat mengubah durasi siklus menstruasi, entah menjadi lebih pendek atau panjang.

4. Perimenopause

Perimenopause adalah masa peralihan yang dialami ketika wanita akan meninggalkan masa suburnya untuk kemudian mengalami menopause. Karakter menstruasi dapat berubah selama periode ini, baik dari segi intensitas maupun durasi.

Ketika memasuki masa menopause, wanita tidak lagi mengalami pembuahan maupun menstruasi. Meskipun umumnya terjadi pada wanita berusia 51 tahun ke atas, menopause dini dapat terjadi di usia 40 tahunan akibat beberapa faktor seperti riwayat operasi bedah atau kemoterapi untuk perawatan kanker.

5. Perubahan berat badan

Kenaikan berat badan dapat memicu peningkatan produksi estrogen yang berperan dalam hormon reproduksi. Jika jumlahnya terlalu banyak, siklus menstruasi dapat berubah atau bahkan tidak mengalaminya sama sekali.

Sebaliknya, penurunan berat badan yang signifikan juga dapat memberikan dampak serupa. Fenomena ini bisa dipicu oleh berbagai faktor seperti diet ekstrem, kelainan pola makan, atau olahraga intensitas tinggi yang menurunkan berat badan.

Untuk mengatasinya, Anda perlu memperbaiki gaya hidup terutama dari sisi aktivitas fisik dan makanan yang dikonsumsi. Selain rutin berolahraga, sebaiknya konsumsi makanan yang padat nutrisi dan tidak melalui pemrosesan tingkat tinggi.

6. Pelvic Inflammatory Disease (PID)

PID adalah penyakit infeksi pada organ reproduksi wanita. Ini umumnya terjadi akibat bakteri yang menular secara seksual di vagina menyebar ke uterus (rahim), tuba falopi, atau ovarium. Walaupun penyakit menular seksual lainnya seperti gonore tidak selalu mengubah periode menstruasi, PID diketahui dapat meningkatkan risiko tersebut.

Selain telat haid, ini adalah gejala lainnya yang dapat dialami ketika terkena PID:

  • Demam atau menggigil
  • Sakit pada otot perut
  • Nyeri ketika berhubungan seksual
  • Kram menstruasi
  • Mual dan muntah

7. Gangguan tiroid

Telat haid juga dapat disebabkan oleh aktivitas kelenjar tiroid yang terlalu aktif maupun pasif. Penyebabnya karena tiroid berhubungan dengan pengaturan metabolisme tubuh, termasuk produksi hormon.

Gangguan kelenjar tiroid dapat diatasi secara medis tergantung penyakit yang dialami. Beberapa contoh pengobatan yang biasa dilakukan mulai dari konsumsi obat antitiroid hingga terapi hormon.

8. Primary Ovarian Insufficiency (POI)

POI terjadi ketika fungsi ovarium sebagai organ yang memproduksi sel telur terganggu sebelum wanita memasuki usia 40 tahun. Penyebabnya sendiri belum diketahui, namun diduga berkaitan dengan masalah folikel yang terdapat di dalam ovarium.

Kondisi ini dapat mengubah siklus menstruasi hingga menyebabkan masalah kesuburan. Meskipun hanya 1 persen wanita di bawah 40 tahun yang mengalami POI, waspadai gejalanya yang dapat muncul selain telat haid seperti:

  • Sensasi panas di tubuh (hot flashes)
  • Vagina kering yang menyebabkan sakit ketika berhubungan seksual
  • Sulit tidur (insomnia)
  • Pengapuran tulang atau osteoporosis

9. Baru mengalami menstruasi

Tidak hanya wanita yang berusia 40 tahun ke atas, telat haid juga dapat dialami oleh usia muda, termasuk remaja perempuan yang baru-baru ini mengalami menstruasi untuk pertama kalinya. 

Perlu diketahui bahwa siklus menstruasi yang teratur membutuhkan waktu. Ini juga berlaku bagi wanita yang baru-baru ini tidak mengalami menstruasi karena faktor seperti memakai alat kontrasepsi atau terapi hormon.

10. Gejala penyakit kronis

Selain gangguan kelenjar tiroid, ada beberapa penyakit kronis yang dapat memicu perubahan siklus menstruasi. Berikut adalah contohnya:

  • Gangguan fungsi hati
  • Diabetes
  • Penyakit kelenjar adrenal
  • Sindrom Cushing
  • Sindrom Asherman

Selain itu, penyakit bawaan lahir seperti Sindrom Turner juga dapat menyebabkan masalah pada periode menstruasi dan kesuburan. Konsultasi lebih lanjut dengan dokter apabila Anda mengalami salah satu gangguan di atas.

Itulah beberapa informasi terkait penyebab telat haid yang perlu diketahui. Manfaatkan fitur Beli Obat dari Viva Apotek untuk mendapatkan obat yang Anda butuhkan. Ingat untuk selalu jaga kesehatanmu, ya!

Explore
Drag