Amitriptyline adalah obat yang digunakan terutama untuk mengatasi gejala depresi. Obat ini memulihkan keseimbangan zat-zat kimia alami pada otak untuk memperbaiki suasana hati.
Merek Dagang Amitriptyline
Merek dagang Amitriptyline antara lain: Amitriptyline, Amitriptyline HCl.
Apa Itu Amitriptyline
Apa itu Amitriptyline?
Golongan: Obat keras
Kategori: Antidepresan trisiklik
Manfaat: Mengatasi gejala depresi
Digunakan oleh: Dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun
Amitriptyline untuk ibu hamil:
Amitriptyline termasuk dalam kategori obat C yang dapat melewati plasenta. Beberapa laporan menunjukkan adanya efek negatif pada bayi yang ibunya menggunakan obat ini selama kehamilan, seperti kelainan pembentukan anggota tubuh, keterlambatan perkembangan, dan efek pada sistem saraf pusat pada bayi. Penggunaan amitriptyline selama kehamilan hanya disarankan, jika manfaatnya lebih besar dibandingkan risikonya bagi ibu dan janin..
Amitriptyline untuk ibu menyusui:
Amitriptyline dapat masuk ke dalam ASI dan dikonsumsi oleh bayi yang sedang disusui. Amitriptyline biasanya tidak menyebabkan reaksi merugikan pada bayi yang disusui, terutama pada bayi usia lebih dari dua bulan. Namun,pada bayi baru lahir ada laporan efek sedasi setelah ibu mengonsumsi Amitriptyline, meski tergolong jarang terjadi. Jika terjadi demikian, disarankan ibu mengonsumsi obat jenis lain saat menyusui bayi baru lahir atau prematur.
Amitriptyline untuk anak
Hasil penelitian penggunaan Amitriptyline untuk pasien usia di bawah 12 tahun belum mencukupi, sehingga obat ini tidak disarankan untuk usia tersebut.
Bentuk obat: Tablet.
Peringatan Sebelum Menggunakan Amitriptyline
Sebelum menggunakan Amitriptyline, beri tahu dokter atau apoteker jika Anda memiliki alergi terhadap obat ini atau antidepresan trisiklik lainnya, contohnya nortriptyline.
Sebelum menggunakan obat ini, beri tahu dokter atau apoteker tentang riwayat medis Anda, terutama jika Anda memiliki masalah pendarahan, pernapasan, gangguan hati, pernah mengalami serangan jantung, memiliki masalah buang air kecil, hipertiroidisme, riwayat glaukoma, dan kejang.
Sebelum menggunakan amitriptyline, beri tahu dokter tentang semua obat yang Anda konsumsi dan jika Anda memiliki masalah jantung tertentu. Meski jarang terjadi, namun amitriptyline dapat menyebabkan detak jantung cepat atau tidak teratur..Risiko gangguan jantung mungkin meningkat jika Anda menggunakan obat diuretik atau mengalami keringat berlebih, diare, atau muntah.
Obat ini dapat membuat Anda lebih sensitif terhadap sinar matahari. Batasi waktu di bawah sinar matahari, gunakan tabir surya, dan kenakan pakaian pelindung.
Jika Anda menderita diabetes, obat ini mungkin membuat kontrol gula darah lebih sulit, jadi pantau kadar gula darah Anda secara teratur dan beri tahu dokter jika terjadi perubahan yang signifikan.
Dosis dan Aturan Pakai Amitriptyline
Dosis umum Amitriptyline yaitu satu kali per hari dengan konsumsi terbaik sebelum tidur, karena obat ini dapat membuat kamu merasa mengantuk. Namun, Anda juga bisa mengonsumsinya lebih awal untuk menghindari bangun tidur merasa mengantuk.
Amitriptyline dapat diminum dengan air, baik sebelum atau sesudah makan. Jika menggunakan bentuk cair, pastikan untuk menggunakan syringe (spuit) atau sendok takar khusus untuk mendapatkan dosis yang tepat.
Terdapat tiga dosis berbeda tablet 10mg, 25mg, dan 50mg. Dosis untuk orang dewasa yaitu sebanyak 50mg hingga 100mg per hari. Dokter dapat meningkatkan dosis hingga 150mg jika diperlukan.
Sementara itu, usia 16-17 tahun dan lanjut usia disarankan konsumsi dosis yang lebih rendah yaitu 25mg-50mg per hari untuk mencegah terjadinya efek negatif.
Meski demikian, saat memulai pengobatan Amitriptyline dimulai dengan dosis yang lebih rendah dengan konsumsi 2 sampai 3 kali per hari hingga tubuh bisa beradaptasi dengan obat.
Manfaat Amitriptyline
Manfaat amitriptyline adalah sebagai obat antidepressan untuk mengatasi depresi. Cara kerja obat ini yaitu dengan menghambat reuptake neurotransmiter serotonin dan norepinefrin.
Selain itu, amitriptyline juga bisa digunakan untuk mengobati kondisi lain seperti kecemasan, nyeri kronis (neuropati diabetik, fibromyalgia), sindrom iritasi usus, migrain, dan nyeri pasca-herpes.
Cara Menggunakan Amitriptyline dengan Benar
Pengobatan amitriptyline penting untuk mengikuti anjuran dokter dengan dosis yang sesuai. Agar hasil pengobatan maksimal, perhatikan hal-hal berikut.
Baca panduan obat yang disediakan sebelum mulai mengonsumsi amitriptyline. Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikan dengan dokter atau apoteker.
Obat ini diminum dengan air sesuai petunjuk dokter. Dosis ditentukan oleh dokter berdasarkan kondisi medis dan respons Anda terhadap pengobatan.
Guna mengurangi risiko efek samping seperti kantuk, mulut kering, dan pusing, dokter mungkin akan meminta Anda untuk memulai dengan dosis rendah dan meningkatkannya secara bertahap.
Minum amitriptyline secara teratur untuk mendapatkan manfaat maksimal. Untuk membantu mengingat, ambillah pada waktu yang sama setiap hari.
Jangan meningkatkan dosis atau menggunakan obat ini lebih sering atau lebih lama dari yang diresepkan.
Konsumsi obat harus terus dilakukan meski Anda merasa lebih baik. Jangan berhenti menggunakannya tanpa berkonsultasi dengan dokter untuk menghindari kondisi memburuk saat obat ini dihentikan secara tiba-tiba.
Ada pula kemungkinan efek obat tidak langsung terasa, beri waktu hingga 4 minggu untuk memperoleh efek optimal.
Segera konsultasi ke dokter kondisi Anda tidak membaik atau bahkan bertambah buruk, seperti perasaan sedih yang semakin parah atau munculnya pikiran untuk bunuh diri.
Interaksi Amitriptyline dengan Obat Lain
Interaksi obat dapat mengubah cara kerja amitriptyline atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. Pastikan untuk memberi tahu dokter dan apoteker tentang semua produk yang Anda konsumsi, termasuk obat resep, non-resep, dan produk herbal.
Beberapa obat yang mungkin berinteraksi dengan amitriptyline termasuk:
Disulfiram
Suplemen tiroid
Obat antiplatelet (seperti clopidogrel)
NSAID (seperti ibuprofen)
Pengencer darah (seperti warfarin)
Obat tekanan darah tinggi yang bekerja di otak (seperti clonidine dan guanabenz).
Pemakaian obat amitriptyline dengan inhibitor MAO secara bersamaan dapat menyebabkan interaksi obat yang serius, bahkan fatal. Hindari penggunaan inhibitor MAO seperti isocarboxazid, linezolid, atau selegiline selama pengobatan dengan amitriptyline, serta dua minggu sebelum dan setelah pengobatan.
Selain itu, beberapa jenis obat dapat memengaruhi efektivitas amitriptyline, seperti cimetidine, obat untuk aritmia jantung, dan beberapa antidepresan seperti SSRI.
Sebelum menggunakan amitriptyline, laporkan semua obat yang sedang Anda gunakan kepada dokter atau apoteker, termasuk amiodarone, quinidine, dan antibiotik makrolida, seperti erythromycin.
Beri tahu dokter jika Anda menggunakan produk lain yang menyebabkan kantuk, termasuk alkohol, antihistamin, obat tidur, obat yang mengatasi rasa cemas, relaksan otot, dan pereda nyeri opioid.
Aspirin juga dapat meningkatkan risiko pendarahan saat digunakan bersama amitriptyline. Namun, jika dokter Anda menyarankan penggunaan aspirin dosis rendah untuk mencegah serangan jantung atau stroke, lanjutkan penggunaannya kecuali dokter memberi tahu sebaliknya.
Efek Samping dan Bahaya Amitriptyline
Amitriptyline merupakan obat yang aman saat dikonsumsi sesuai dengan dosis yang ditentukan dan dalam pengawasan dokter. Meski demikian, Anda perlu mengetahui efek samping yang umum, lebih serius hingga segera pemeriksaan dokter.
Efek samping yang umum terjadi, antara lain:
Mulut kering,
Merasa mengantuk,
Lelah,
Penglihatan kabur,
Perubahan nafsu makan,
Sakit perut,
Diare,
Mual dan muntah,
Perubahan rasa pada lidah,
Lebih jarang buang air kecil,
Payudara bengkak, bisa terjadi pada pria maupun wanita,
Penurunan gairah Seksual, impotensi, atau kesulitan mencapai orgasme.
Kemudian, ada pula efek samping lebih serius yang perlu Anda waspadai, termasuk:
Reaksi alergi berat (kesulitan bernapas, gatal-gatal, atau bengkak)
Perubahan mood atau perilaku (kecemasan, serangan panik, sulit tidur)
Pikiran atau perilaku tidak biasa
Mati rasa atau kelemahan tiba-tiba
Gangguan penglihatan atau bicara
Pusing atau sensasi hampir pingsan
Nyeri dada menyebar ke rahang atau bahu, disertai mual dan keringat
Detak jantung cepat atau tidak teratur
Kebingungan atau halusinasi
Kesulitan atau nyeri saat buang air kecil
Konstipasi parah
Mudah memar atau berdarah
Kejang
Demam, menggigil, sakit tenggorokan, atau luka di mulut.