Anakonidin OBH adalah obat untuk mengobati batuk dan gejala demam, seperti sakit kepala, demam, hidung tersumbat, dan bersin terus-menerus pada anak. Anakonidin OBH merupakan salah satu jenis varian Anakonidin.
Anakonidin OBH
Merek dagang Anakonidin OBH antara lain: Anakonidin Sirup, Anakonidin OBH, Anakonidin Mucolytic & Expectorant, dan Anakonidin Herbal
Apa Itu Anakonidin OBH
Apa itu Anakonidin OBH?
Golongan: Obat bebas terbatas
Kategori: Obat batuk, pilek, dan flu
Manfaat: Mengatasi gejala batuk, pilek, dan flu untuk anak
Digunakan oleh: Anak-anak
Ibu Hamil: Anakonidin OBH termasuk dalam kategori C. Itu artinya, terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan obat pada ibu hamil dapat menimbulkan masalah pada janin. Konsultasikan ke dokter sebagai pertimbangan besar antara manfaat dan risiko yang didapat jika menggunakan obat ini.
Ibu Menyusui: Zat aktif yang ada obat Anakonidin OBH dapat terserap ke ASI. Hindari penggunaan obat ini bila Anda sedang menyusui karena dikhawatirkan masuk ke tubuh bayi dan menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan.
Anak-anak: Diperuntukkan bagi anak usia 2-12 tahun. Ikuti penggunaan obat sesuai aturan pakai yang tertera di kemasan.
Bentuk obat: Sirup
Peringatan Sebelum Menggunakan Anakonidin OBH
Sebelum si Kecil menggunakan Anakonidin OBH, sebagai orang tua perhatikan beberapa hal berikut agar pengobatan dapat berjalan dengan baik:
Beritahu dokter atau apoteker jika anak alergi terhadap Paracetamol, obat lain, atau bahan apa pun dalam Anakonidin OBH. Selalu periksa komposisi obat yang tertera di kemasan produk.
Informasikan dokter atau apoteker tentang obat resep dan nonresep, vitamin, suplemen gizi, atau produk herbal yang sedang anak gunakan.
Beritahu dokter jika anak pernah mengalami ruam setelah mengonsumsi Paracetamol, Pseudoephedrine HCL, Chlorpheniramine Maleat, Ammonium, dan Succus Liquiritiae.
Bila ingin diminum orang dewasa, beritahu dokter jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
Anda harus tahu bahwa produk kombinasi Paracetamol untuk batuk dan pilek yang mengandung dekongestan hidung, antihistamin, penekan batuk, dan ekspektoran tidak boleh digunakan pada anak-anak di bawah usia 2 tahun. Penggunaan obat-obatan ini pada anak kecil dapat menyebabkan efek serius dan mengancam jiwa. Pada anak-anak berusia 2 hingga 11 tahun, produk kombinasi obat batuk dan pilek harus digunakan dengan hati-hati dan hanya sesuai dengan petunjuk pada label.
Jika anak memiliki fenilketonuria (kelainan genetik), wajib mendapatkan izin penggunaan obat dari dokter.
Informasikan ke dokter jika anak memiliki atau pernah memiliki hipertensi glaukoma, diabetes, pembesaran kelenjar prostat, penyakit tiroid, penyakit jantung, asma, PPOK, dan kejang.
Informasikan ke dokter jika anak akan menjalani operasi, termasuk operasi gigi.
Bicarakan dengan dokter tentang risiko dan manfaat mengonsumsi Anakonidin OBH jika diberikan pada orang usia 65 tahun atau lebih. Orang dewasa yang lebih tua biasanya tidak boleh mengonsumsi chlorpheniramin karena tidak seaman atau seefektif obat lain yang dapat digunakan untuk mengobati kondisi yang sama.
Jangan konsumsi obat ini jika sedang mengonsumsi penghambat monoamine oksidase (MAOI) seperti isocarboxazid, phenelzine, selegiline, dan tranylcypromine, atau jika Anda telah berhenti mengonsumsi salah satu obat ini dalam 2 minggu terakhir.
Dosis dan Aturan Pakai Anakonidin OBH
Dosis umum Anakonidin OBH berdasarkan bentuk obat, tujuan penggunaan, atau usia pasien adalah sebagai berikut:
Anakonidin OBH (sirup)
Anak usia 2-6 tahun: Dosis 1 sendok takar (5 mL) diminum sebanyak 3 kali sehari.
Anak usia 6-12 tahun: Dosis 2 sendok takar 10 mL diminum sebanyak 3 kali sehari.
Pemberian obat baiknya dilakukan orang tua atau pengasuh. Tujuannya untuk menghindari kesalahan penerimaan dosis obat.
Manfaat Anakonidin OBH
Anakonidin OBH mengandung Paracetamol, Pseudoephedrine HCL, Chlorpheniramine Maleate, Ammonium, dan Succus Liquiritiae. Obat ini diberikan pada anak untuk meringankan batuk, sekaligus gejala flu yang meliputi:
Demam
Sakit kepala
Pilek
Bersin-bersin
Jika dilihat berdasarkan kandungan obat Anakonidin OBH, masing-masing manfaatnya adalah sebagai berikut.
Paracetamol digunakan untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang akibat sakit kepala, nyeri otot, pilek dan untuk menurunkan demam. Cara kerja Paracetamol, yakni mengubah cara tubuh merasakan nyeri dan menurunkan suhu tubuh.
Pseudoefedrine digunakan untuk melegakan hidung tersumbat yang disebabkan oleh pilek, alergi, dan demam serbuk sari. Pseudoefedrin termasuk dalam golongan obat yang disebut dekongestan hidung yang cara kerjanya merangsang penyempitan pembuluh darah di saluran hidung.
Chlorpheniramine Maleat dapat meredakan mata merah, gatal dan berair serta hidung meler dan bersin-bersin yang disebabkan oleh alergi, demam serbuk sari, dan flu biasa. Chlorpheniramine Maleate termasuk dalam golongan obat yang disebut antihistamin yang bekerja dengan menghalangi aksi histamin, suatu zat dalam tubuh yang menyebabkan gejala alergi.
Succus Liquiritiae adalah ekstrak akar manis yang diteliti berkhasiat dalam mengobati batuk dan flu.
Ammonium merupakan bahan campuran dalam obat batuk untuk mengencerkan lendir dan merangsang batuk sehingga dapat membersihkan tenggorokan dari lendir menumpuk.
Berbagai manfaat dari bahan aktif pada obat Anakonidin OBH inilah yang dapat meringankan gejala batuk dan flu yang mengganggu pada anak.
Cara Menggunakan Anakonidin OBH dengan Benar
Berikan obat Anakonidin OBH pada anak dengan mengikuti cara berikut ini agar pengobatan optimal:
Ikuti aturan pakai yang tertera di label kemasan atau arahan yang diberikan dokter/apoteker.
Jangan menambahkan atau mengurangi dosis obat yang telah ditentukan.
Makan terlebih dahulu sebelum minum obat untuk menghindari masalah pencernaan.
Minum obat di waktu yang sama setiap harinya agara dosis obat tidak terlewat.
Jika terlewat, jangan menggandakan dosis obat di waktu minum obat selanjutnya.
Kocok kemasan Anakonidin OBH sebelum digunakan. Gunakan sendok takar khusus obat yang tersedia di dalam kemasan
Hentikan penggunaan obat jika kondisi anak sudah membaik.
Bila kondisi anak tidak membaik setelah 3 hari pengobatan, segera periksakan anak ke dokter.
Interaksi Anakonidin OBH dengan Obat Lain
Hindari penggunaan Anakonidin OBH dengan deretan obat berikut karena dapat menimbulkan interaksi obat:
Teriflunomide
Pexidartinib
Ketoconazole
Lomitapide
Mipomersen
Antidepresan MAOI
Warfarin
Pil tidur
Obat kejang, seperti fenitoin
Daftar obat di atas tidak mencakup semua obat, masih ada banyak obat yang dapat berinteraksi dengan Anakonidin OBH. Oleh karena itu, wajib untuk memberitahu dokter mengenai obat-obatan apa saja yang digunakan oleh Anda maupun anak.
Interaksi obat dapat menyebabkan penurunan efektivitas obat dan peningkatan dosis yang dapat menimbulkan kondisi yang tidak diinginkan.
Efek Samping dan Bahaya Anakonidin OBH
Penggunaan Anakonidin OBH dengan kandungan Paracetamol, Pseudoephedrine HCL, Chlorpheniramine maleate, Ammonium, dan Succus liquiritiae aman untuk anak.
Namun tidak menutup kemungkinan, anak dapat mengalami efek samping umum, meliputi:
Mual dan muntah
Tubuh lemas
Sakit kepala
Mengantuk
Mulut, hidung, dan tenggorokan kering
Kehilangan selera makan
Sembelit
Peningkatan sesak dada
Kondisi di atas biasanya akan membaik dengan sendirinya. Akan tetapi, jika anak terus mengeluhkan gejala dan semakin memburuk, hentikan penggunaan obat dan sebaiknya segera periksakan anak ke dokter.
Beberapa efek samping bisa serius. Jika anak mengalami salah satu gejala berikut, segera hubungi dokter:
Masalah penglihatan
Kesulitan buang air kecil
Gugup
Kesulitan tidur
Sakit perut parah
Jantung berdebar atau denyut jantung tidak teratur
Reaksi alergi juga dapat muncul dan ditunjukkan dengan gejala berikut:
Kulit merah, mengelupas atau melepuh
Ruam
Gatal-gatal
Pembengkakan pada wajah, tenggorokan, lidah, bibir, mata, tangan, kaki, pergelangan kaki, atau tungkai bawah
Suara serak
Kesulitan bernapas atau susah menelan
Bila Anda mendapati anak mengalami gejala di atas, segera bawa si kecil ke dokter, klinik, atau rumah sakit. Anak yang menunjukkan reaksi alergi harus menghentikan penggunaan obat dan tidak lagi menggunakan obat yang sama di kemudian hari.