Skip links

Antikolinergik

Antikolinergik adalah kelompok obat untuk berbagai kondisi, termasuk penyakit paru obstruktif menahun (PPOK), gangguan gastrointestinal, dan penyakit parkinson.

Merek Dagang Antikolinergik
Merek dagang Antikolinergik antara lain: Atropine, Benztropine mesylate, Belladona alkaloids, Darifenacin, Dicyclomine, Clidinium, Flavoxate, Hyoscyamine, Cyclopentolate, Fesoterodine, Glycopyrrolate, Ipratropium, Oxybutynin, Homatropine hydrobromide, Orphenadrine, Scopolamine, Tiotropium, Methscopolamine, Trospium, dan Solifenacin.

Apa Itu Antikolinergik

Apa itu Antikolinergik?

Golongan: Obat resep.
Kategori: Obat pemblokir neurotransmiter asetilkolin.
Manfaat: Mengobati penyakit paru obstruktif hingga parkinson.
Digunakan oleh: Dewasa dan anak-anak.
Antikoligernik untuk ibu hamil: Sebagian besar antikolinergik masuk ke dalam kategori kehamilan B2. Keamanannya selama kehamilan belum ditetapkan dengan baik. Antikolinergik tidak boleh digunakan pada wanita hamil atau mereka yang mungkin hamil, kecuali manfaat yang dihasilkan jauh lebih besar dibandingkan dengan potensi risikonya. Konsultasikan kepada dokter tentang keamanan penggunaan Antikolinergik untuk ibu hamil.
Antikoligernik untuk ibu menyusui: Antikolinergik berpotensi menurunkan produksi ASI, tetapi risikonya kecil dan tidak ada bukti yang dipublikasikan untuk mendukungnya. Namun, jika Anda mengonsumsi Antikolinergik dalam jangka panjang, Anda harus memantau bayi Anda untuk mengetahui tanda-tanda penurunan produksi ASI, seperti berat badan yang tidak bertambah atau rasa tidak kenyang. Konsultasikan kepada dokter tentang keamanan penggunaan Antikolinergik untuk ibu menyusui.
Bentuk obat: Tablet, kapsul, sirup, gel, larutan, suntik, koyo, dan supositoria.

Peringatan Sebelum Menggunakan Antikolinergik

Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum menggunakan Antikolinergik, agar tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya. Berikut beberapa di antaranya:

Sebelum mengonsumsi Antikolinergik, beritahu dokter jika Anda memiliki alergi obat atau alergi terhadap kandungan yang terdapat pada Antikolinergik. Antikolinergik tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap obat ini.
Beritahu dokter jika Anda pernah atau sedang mengonsumsi obat resep atau non resep, suplemen, makanan, atau obat herbal. Dokter mungkin perlu menyesuaikan pemberian dosis Antikolinergik untuk Anda.
Beritahu dokter jika Anda sedang atau pernah menderita penyakit liver, gagal jantung, denyut jantung cepat, konstipasi, mulut kering, hernia hiatal, dan sindrom Down.
Beritahu dokter jika Anda sedang atau pernah menderita sumbatan usus, pembesaran prostat jinak, glaukoma, hipertiroid, memiliki penyakit Alzheimer, sumbatan di saluran kemih, dan myasthenia gravis. Obat ini tidak boleh digunakan oleh pasien yang memiliki kondisi-kondisi tersebut.
Antikolinergik dapat mengurangi kemampuan tubuh dalam memproduksi keringat, sehingga dapat menyebabkan heat stroke. Untuk itu, hindari atau batasi kegiatan Anda ketika berada di luar rumah atau yang rentan memicu banyak berkeringat.
Obat ini dapat membuat mengantuk. Alkohol juga dapat membuat Anda lebih mengantuk. Jangan mengemudi, mengoperasikan mesin, atau melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan saat ada mengonsumsi obat ini.
Beritahu dokter jika Anda mengalami gejala Alergi atau gatal-gatal yang tidak biasa, gatal-gatal yang tampak memar atau melepuh, dan rasa gatal yang aneh.
Beritahu dokter jika Anda sedang hamil, berencana hamil, atau sedang menyusui.
Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

Dosis dan Aturan Pakai Antikolinergik
Dosis umum Antikolinergik berdasarkan bentuk, sediaan obat, tujuan penggunaan, atau usia pasien adalah sebagai berikut:

Untuk Anisotropin
Tujuan penggunaan obat: Mengobati tukak duodenum atau lambung.
Bentuk sediaan obat oral: Dewasa sebanyak 50 mg diberikan 3 kali sehari. Anak-anak harus sesuai petunjuk dokter.

Untuk Belladona
Tujuan penggunaan obat: Mengobati tukak duodenum atau lambung atau masalah usus.
Bentuk sediaan obat oral (larutan): Dewasa 180 mcg hingga 300 mcg, sebanyak 3 kali hingga 4 kali sehari. Dosis harus diminum 30-60 menit sebelum makan dan sebelum tidur.

Untuk Clidinium
Tujuan penggunaan: Mengobati tukak duodenum atau lambung.
Bentuk sediaan obat oral (kapsul): 2,5 mg hingga 5 mg, sebanyak 3 kali hingga 4 kali sehari. Dosis harus diminum sebelum makan dan sebelum tidur.

Manfaat Antikolinergik
Manfaat Antikolinergik adalah untuk mengobati berbagai kondisi, seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), kandung kemih terlalu aktif dan inkontinensia, diarem, asma, pusing dan masuk perjalanan. Obat ini juga berfungsi mengobati keracunan yang disebabkan oleh racun seperti organofosfat atau muskarin, yang dapat ditemukan dalam beberapa insektisida dan jamur beracun.

Selain itu, Antikolinergik juga digunakan sebagai antihistamin; mengobati gejala penyakit parkinson, seperti gerakan otot tak sadar yang abnormal; dan pelemas otot selama operasi untuk membantu anestesi.

Cara Menggunakan Antikolinergik dengan Benar
Antikolinergik termasuk golongan obat resep dokter yang bisa dibeli di apotek. Gunakan Antikolinergik sesuai aturan pakai yang terdapat pada kemasan atau ikuti anjuran dokter. Jangan menggunakan obat ini melebihi dosis yang sudah ditentukan. Agar hasil pengobatan lebih maksimal, Anda harus perhatikan hal-hal berikut ini sebelum menggunakan Antikolinergik:

Antikolinergik dapat diminum sebelum atau setelah makan. Minumlah obat ini dengan bantuan segelas air.
Konsumsilah Antikolinergik persis seperti yang tertera pada label atau sesuai resep dokter
Jika Anda mengonsumsi tablet kunyah, maka kunyah setiap tablet Alergine dengan baik dan kemudian telan. Jika Anda mengonsumsi tablet Antikolinergik yang cepat larut, biarkan tablet larut di lidah, lalu telan dengan atau tanpa bantuan air.
Jika Anda mengonsumsi Antikolinergik sirup, ukur dosis dengan hati-hati menggunakan alat ukur atau sendok khusus. Jangan gunakan sendok yang biasa terdapat di rumah, karena mungkin dosisnya menjadi tidak tepat.
Dosis Antikolinergik didasarkan pada usia, kondisi medis, dan respons Anda terhadap pengobatan. Jangan menambah atau mengonsumsi obat ini lebih sering dari yang dianjurkan.
Hubungi dokter jika gejala Anda tidak membaik, bertambah parah, atau jika Anda juga mengalami demam.
Simpan Antikolinergik pada suhu ruangan, dan jauhkan obat ini dari kelembaban atau sinar matahari langsung.

Interaksi Antikolinergik dan Obat Lain
Antikolinergik dapat menimbulkan interaksi jika digunakan dengan obat lain. Berikut ini adalah beberapa interaksi yang dapat terjadi:

Hindari penggunaan antidepresan, seperti amitriptilin, nortriptilin, paroksetin, fluoksetin, dan inhibitor monoamin oksidase, karena menyebabkan efek samping berlebihan jika digunakan bersama Antikolinergik.
Meningkatkan efek samping jika digunakan bersama tablet tiptroponium, ipratropium bromida, dan kaliun klorida.
Konsultasikan kepada dokter jika Anda ingin menggunakan Antikolinergik bersamaan dengan obat lain.

Efek Samping dan Bahaya Antikolinergik
Jika digunakan sesuai anjuran dokter atau aturan pakai, Antikolinergik umumnya jarang menyebabkan efek samping. Namun, jika digunakan secara berlebihan, obat ini dapat menimbulkan beberapa efek samping berikut:

Mulut kering
Penglihatan kabur
Sembelit
Kantuk
Sedasi
Halusinasi
Masalah memori
Kesulitan buang air kecil
Kebingungan
Delirium
Keringat berkurang.

Segera ke dokter jika Anda mengalami efek samping di atas atau mengalami gejala alergi, seperti ruam kulit dan gatal-gatal hingga menyebabkan kulit seperti terbakar atau melepuh.

Itu adalah penjelasan tentang Antikolinergik, manfaat, aturan pakai, hingga efek samping yang dapat ditimbulkan. Jika ingin membeli obat ini, Anda bisa manfaatkan fitur Beli Obat dari Viva Apotek untuk mendapatkan obat yang Anda butuhkan. Ingat untuk selalu jaga kesehatanmu, ya!

Leave a comment

Explore
Drag