Arcoxia adalah obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) golongan COX-2 inhibitor yang digunakan untuk osteoartritis, artritis reumatoid, ankylosing spondilitis, dan penyakit muskuloskeletal kronis.
Merek Dagang Arcoxia
Arcoxia adalah merek dagang untuk obat dengan kandungan Etoricoxib.
Apa Itu Arcoxia
Apa itu Arcoxia?
Golongan: Obat keras
Kategori: Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), COX-2 inhibitor
Manfaat: Meredakan peradangan dan nyeri muskuloskeletal
Digunakan oleh: Dewasa dan anak usia 16 tahun ke atas
Arcoxia pada ibu hamil:
Pemakaian Arcoxia hanya diperbolehkan setelah dokter mempertimbangkan manfaat dan risikonya, terutama pada trimester awal. Arcoxia harus dihindari pada trimester ketiga karena berisiko menyebabkan Patent Duktus Arteriosus (PDA), yang dapat menyebabkan komplikasi serius seperti hipertensi pulmonal, gagal jantung kanan, hidrops janin, hingga kematian janin atau neonatal.
Arcoxia pada ibu menyusui:
Studi pada hewan menunjukkan Arcoxia dapat masuk ke dalam ASI. Meski belum ada bukti kuat pada manusia. Namun, pemakaian Arcoxia pada ibu menyusui harus melalui pengawasan dokter dan konsultasi apakah pemberian ASI masih bisa dilanjutkan atau tidak.
Arcoxia pada anak: Belum ada penelitian memadai untuk pemakaian pada anak. Oleh karena itu, Arcoxia tidak boleh diberikan pada anak.
Bentuk obat: Tablet 60 mg, 90 mg dan 120 mg.
Peringatan Sebelum Menggunakan Arcoxia
Beberapa hal yang perlu kamu perhatikan sebelum pemakaian Analsik, yaitu:
Jangan gunakan Arcoxia jika Anda alergi terhadap etoricoxib atau salah satu bahan lainnya dalam obat ini.
Jangan gunakan jika kemasan obat rusak atau telah melewati tanggal kedaluwarsa.
Hindari penggunaan jika Anda pernah mengalami gagal jantung, serangan jantung, operasi bypass, nyeri dada (angina), penyakit arteri perifer, stroke, atau stroke ringan (TIA).
Jangan gunakan jika Anda memiliki riwayat tekanan darah tinggi yang tidak terkontroll.
Hindari penggunaan jika Anda baru saja atau sedang menjalani operasi besar pada jantung atau arteri Anda.
Jangan gunakan jika Anda menderita penyakit hati atau ginjal yang serius.
Hindari penggunaan jika Anda memiliki riwayat sakit maag atau pendarahan pada lambung atau usus.enderita sakit maag atau pendarahan di lambung atau usus.
Dosis dan Aturan Pakai Arcoxia
Arcoxia hanya boleh digunakan setelah diresepkan oleh dokter, yang akan menentukan dosis spesifik untuk Anda.
Untuk pasien dengan osteoartritis, secara umum dosis yang direkomendasikan adalah 30 mg per hari dengan pemakaian maksimal 60 mg per hari.
Kemudian, untuk kondisi rheumatoid arthritis maka dosis yang dianjurkan adalah 90 mg sekali sehari. Untuk ankylosing spondylitis dosis yang dianjurkan adalah 90 mg sekali sehari.
Peningkatan dosis tidak terbukti meningkatkan efektivitas dalam pengobatan, sehingga disarankan untuk tidak melebihi dosis harian yang dianjurkan.
Lamanya waktu penggunaan Arcoxia untuk pengobatan, bisa bervariasi tergantung pada kondisi pasien dan seberapa efektif obat ini bekerja. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menghentikan penggunaan obat ini.
Manfaat Arcoxia
Manfaat Arcoxia untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan pada sendi dan otot pada pasien pasien osteoartritis, rheumatoid arthritis, ankylosing spondylitis, dan asam urat. Arcoxia mengandung zat aktif etoricoxib dan termasuk dalam kelompok obat yang dikenal sebagai inhibitor COX-2 selektif, bagian dari obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).
Selain itu, Arcoxia juga digunakan untuk pengobatan jangka pendek pada nyeri tingkat sedang hingga berat, setelah operasi gigi. Efektivitasnya dalam mengurangi nyeri juga membuat Arcoxia juga banyak digunakan dalam penanganan cepat terhadap nyeri pasca operasi.
Cara Menggunakan Arcoxia dengan Benar
Cara menggunakan Arcoxia untuk pengobatan yang perlu kamu lakukan, antara lain.
Bacalah panduan penggunaan obat Arcoxia yang diberikan oleh dokter atau apoteker sebelum mulai mengonsumsinya.
Minum obat Arcoxia dengan segelas air, dan ikuti petunjuk dokter lainnya.
Sebaiknya konsumsi Arcoxia pada waktu yang sama setiap hari untuk hasil yang paling efektif dan untuk memudahkan ingatan dalam mengonsumsi obat ini.
Jika Anda lupa minum satu dosis, cukup lanjutkan dengan dosis berikutnya pada waktu yang dijadwalkan.
Jangan menggandakan dosis untuk menggantikan dosis yang terlewat, karena ini bisa menyebabkan overdosis.
Lamanya waktu penggunaan Arcoxia bisa bervariasi tergantung pada kondisi pasien dan seberapa efektif obat ini bekerja.
Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum menghentikan penggunaan obat ini.
Interaksi Arcoxia dengan Obat Lain
Sebelum menggunakan Arcoxia, penting untuk memberi tahu dokter tentang semua obat yang sedang Anda konsumsi, termasuk obat yang dibeli tanpa resep.
Beberapa jenis obat dapat berinteraksi dengan Arcoxia, sehingga mempengaruhi efektivitasnya atau meningkatkan risiko efek samping, antara lain:
Warfarin yaitu obat pengencer darah yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah. Penggunaan bersama Arcoxia dapat meningkatkan risiko perdarahan.
Rifampicin yaitu antibiotik yang digunakan untuk mengobati tuberkulosis dan infeksi lain. Rifampicin dapat menurunkan efektivitas
Diuretik: Obat ini dapat mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit saat dikonsumsi dengan Arcoxia.
ACE Inhibitors dan Angiotensin Receptor Blockers (ARB): Digunakan untuk menurunkan tekanan darah atau mengobati gagal jantung. Kombinasi dengan Arcoxia dapat mengurangi efektivitas obat ini dan meningkatkan risiko kerusakan ginjal.
Lithium: Obat yang digunakan untuk mengobati jenis depresi tertentu. Arcoxia dapat meningkatkan kadar lithium dalam darah, menyebabkan potensi keracunan.
Pil KB (Kontrasepsi): Arcoxia dapat mempengaruhi efektivitas kontrasepsi hormonal.
Terapi Penggantian Hormon: Wanita yang menjalani terapi ini perlu berhati-hati karena Arcoxia dapat memengaruhi efek hormonal.
Methotrexate: Obat yang digunakan untuk menekan sistem kekebalan tubuh, misalnya pada pasien dengan rheumatoid arthritis. Kombinasi dengan Arcoxia dapat meningkatkan risiko toksisitas.
Efek Samping dan Bahaya Arcoxia
Penting untuk memahami kemungkinan efek samping Arcoxia sebelum mulai meminumnya. Beritahu dokter Anda jika Anda mengalami salah satu efek samping berikut:
Mual atau muntah,
Diare,
Heartburn atau nyeri ulu hati,
Sariawan,
Perubahan rasa,
Pembengkakan pada tungkai, pergelangan kaki, atau kaki,
Peningkatan tekanan darah,
Sakit kepala atau pusing,
Lelah atau lemah yang tidak biasa
Kesulitan tidur,
Depresi,
Timbul gejala infeksi saluran kemih,
Kadar potasium yang tinggi dalam darah,
Tanda-tanda infeksi pada saluran pernapasan,
Kecemasan, kebingungan, atau halusinasi,
Penglihatan kabur,
Ruam kulit atau gatal,
Bengkak berwarna merah muda dan gatal pada kulit,
Buang air kecil sedikit atau tidak sama sekali,
Penyakit kuning,
Nyeri dada
Mudah berdarah atau memar.
Selain itu, efek samping yang lebih serius mungkin dapat terjadi dan perlu segera mendapat pertolongan medis dari dokter atau fasilitas kesehatan terdekat.
Demam, ruam kulit, pembengkakan pada wajah,
Kesulitan bernapas atau menelan,
Luka pada saluran pencernaan,
Jantung berdebar,
Timbul lepuh parah dan pendarahan di bibir, mata, mulut, hidung, dan alat kelamin,
Gangguan pada hati, termasuk gagal hati, dengan gejala seperti kehilangan nafsu makan, kulit dan mata menguning, dan urin berwarna gelap.