Faktor-Faktor Penyebab Masuk Angin pada Orang Dewasa – Masuk angin merupakan istilah yang umum digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk menggambarkan kondisi tubuh yang tidak fit, sering kali disertai gejala seperti meriang, kembung, pegal-pegal, hidung tersumbat, hingga sakit kepala.
Meskipun begitu, istilah masuk angin tidak ada secara spesifik di dalam dunia medis. Penyakit lainnya yang memiliki gejala paling mendekati dengan masuk angin adalah infeksi saluran pernapasan atas ringan seperti flu atau common cold.
Namun, karena gangguan ini lazim dialami oleh orang Indonesia, Anda tetap perlu mengantisipasinya dengan mengetahui faktor-faktor penyebab masuk angin pada orang dewasa. Dengan mengetahui hal berikut, tindakan pencegahan pun dapat dilakukan sehingga tubuh tidak mudah terserang masuk angin.
Faktor-Faktor Penyebab Masuk Angin pada Orang Dewasa
1. Perubahan Cuaca atau Suhu Ekstrem
Salah satu penyebab utama masuk angin adalah tubuh menghadapi suhu dingin yang berlebihan atau perubahan cuaca yang drastis. Salah satu contohnya adalah ketika seseorang tiba-tiba berpindah dari suhu panas ke tempat bersuhu dingin, seperti ruangan ber-AC atau daerah pegunungan, sehingga tubuh perlu menyesuaikan diri.
Proses penyesuaian tersebut bisa mengganggu kestabilan suhu tubuh dan menurunkan fungsi imunitas dalam sementara waktu. Akibatnya, virus yang masuk ke dalam tubuh lebih mudah berkembang dan menyebabkan gejala flu atau pilek.
Selain itu, suhu dingin juga bisa mempersempit pembuluh darah di saluran pernapasan dan mengurangi aliran darah dan sel imun, di mana keduanya mengakibatkan infeksi menjadi lebih mudah menyerang tubuh.
2. Paparan Virus Tertentu
Flu dan common cold yang biasanya datang bersama masuk angin disebabkan oleh virus seperti influenza, rhinovirus, atau coronavirus. Penyebaran virus ini sangat mudah dan cepat melalui beberapa perantara seperti percikan air liur, sentuhan tangan, atau permukaan yang telah terkontaminasi.
Ketika seseorang bersin atau batuk tanpa menutup mulut dengan benar, virus dapat menyebar di udara dan terhirup oleh orang lain. Penularan juga bisa terjadi saat menyentuh hidung, mulut, atau mata setelah memegang benda yang terkontaminasi.
Kondisi ini lebih sering terjadi di lingkungan padat penduduk, transportasi umum, atau ruangan tertutup dengan sirkulasi udara buruk. Oleh sebab itu, kebersihan lingkungan sangat penting demi membuat tubuh terhindar dari penyakit seperti ini.
3. Sistem Imun Tubuh Melemah
Masih berkaitan dengan virus, seseorang yang memiliki daya tahan tubuh lemah cenderung lebih rentan terkena masuk angin maupun infeksi virus. Penurunan imun bisa terjadi karena berbagai alasan seperti tubuh yang terlalu lelah, stres kronis, kurang tidur, pola makan yang buruk, atau kondisi medis tertentu seperti diabetes dan autoimun.
Ketika sistem kekebalan tidak berfungsi optimal, tubuh tidak mampu melawan virus dengan efektif sehingga gejala masuk angin lebih mudah muncul. Untuk mencegah hal tersebut, penting bagi Anda dalam menjaga daya tahan tubuh melalui gaya hidup sehat agar tubuh dapat terlindungi dari berbagai potensi infeksi.
Salah satu gaya hidup sehat yang bisa diterapkan untuk memperkuat sistem imun dari rumah adalah menambah asupan sayur dan buah yang kaya vitamin C, vitamin D, dan zinc. Tidak hanya itu, konsumsi protein dan biji-bijian utuh juga tidak kalah penting.
4. Aktivitas Fisik Berlebihan
Meskipun olahraga secara rutin dapat meningkatkan daya tahan tubuh, aktivitas fisik yang berlebihan justru dapat menurunkan sistem imun. Olahraga intens tanpa istirahat yang cukup dapat menyebabkan kelelahan otot dan penurunan fungsi sel imun sementara.
Fenomena ini dikenal dengan istilah open window effect, di mana kondisi tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi selama beberapa jam hingga hari setelah olahraga berat. Pada orang dewasa yang bekerja keras fisik atau berolahraga ekstrem tanpa pemulihan yang cukup, gejala masuk angin bisa muncul akibat tubuh yang terlalu lelah untuk melawan virus.
Karena adanya risiko tersebut, atur jadwal olahraga agar tidak terlalu padat dengan membuat menu latihan intensitas menengah hingga tinggi maksimal 3–4 kali per minggu. Anda bisa menggunakan hari lainnya untuk olahraga intensitas ringan seperti berjalan kaki atau bahkan beristirahat total (rest day) untuk memulihkan tubuh.
5. Istirahat yang Tidak Cukup
Tidur yang cukup dan berkualitas menjadi salah satu kunci utama sistem kekebalan tubuh yang kuat. Ketika seseorang kurang tidur, produksi protein yang membantu melawan infeksi (sitokin) akan menurun.
Hal tersebut membuat tubuh lebih mudah terserang flu atau masuk angin. Sama halnya ketika kualitas tidur buruk, misalnya karena tidur sering terbangun atau tidur terlalu larut, tubuh tidak mendapatkan kesempatan yang cukup untuk memulihkan diri. Risiko infeksi yang datang secara berulang dapat meningkat jika kebiasaan tidur ini berlanjut dalam jangka panjang.
Bagi orang dewasa, pastikan untuk memenuhi durasi tidur setidaknya 7–8 jam sehari agar tubuh memiliki waktu untuk memulihkan energi dan memperbaiki sel-sel yang rusak. Selain mencegah gangguan seperti masuk angin, tidur yang cukup juga dapat menjaga mood tetap baik saat beraktivitas di siang hari.
6. Konsumsi Makanan Tidak Seimbang
Pola makan yang tidak seimbang atau kekurangan nutrisi penting dapat berdampak langsung pada daya tahan tubuh. Misalnya, kekurangan vitamin C, vitamin D, dan zinc dapat menurunkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi virus.
Makanan cepat saji, makanan tinggi gula, dan makanan yang mengandung lemak berlebihan bisa menyebabkan peradangan ringan dalam tubuh dan memperburuk respons imun. Tidak hanya itu, pola makan yang rendah serat dan minim konsumsi buah serta sayur juga mengurangi jumlah antioksidan yang berperan penting dalam pertahanan tubuh terhadap patogen penyebab flu.
7. Terlalu Lama di Tempat Dingin
Lingkungan yang lembap atau dingin bisa menjadi tempat ideal bagi virus dan bakteri untuk berkembang biak. Ketika seseorang terlalu lama berada di lingkungan seperti ini, misalnya ruangan ber-AC yang jarang dibersihkan atau tempat yang jarang terkena cahaya matahari, tubuh dapat terpapar mikroorganisme yang menyebabkan flu dan masuk angin.
Udara dingin dapat membuat saluran pernapasan mengering sehingga selaput lendir di hidung dan tenggorokan menjadi kurang efektif dalam menangkal virus. Jika Anda bekerja di dalam gedung atau ruangan ber-AC dalam waktu lama, pastikan agar sesekali beranjak dari sana agar menurunkan risiko terkena masuk angin.
Selain memperbaiki gaya hidup seperti beberapa penjelasan sebelumnya, ada cara lain untuk mengatasi masuk angin dengan cepat, yaitu dengan mengonsumsi suplemen herbal seperti Antangin JRG. Konsumsinya ampuh untuk meredakan gejala masuk angin seperti meriang, mual, sakit kepala, hingga kembung.
Itulah beberapa informasi terkait faktor-faktor penyebab masuk angin pada orang dewasa yang perlu diketahui. Manfaatkan fitur Beli Obat dari apotek online atau VIVA Apotek untuk mendapatkan obat yang Anda butuhkan. Ingat untuk selalu jaga kesehatanmu, ya!
Referensi:
- Health New Zealand (n.d). Colds in Adults. https://info.health.nz/conditions-treatments/ear-nose-throat/colds-in-adults.
- Healthline (2019). Common Cold Risk Factors. https://www.healthline.com/health/common-cold-risk-factors.
- John Hopkins Medicine (n.d). Common Cold. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/common-cold.
- Mayo Clinic (2023). Common cold. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/common-cold/symptoms-causes/syc-20351605.
- WebMD (2025). What’s Causing My Cold?. https://www.webmd.com/cold-and-flu/common_cold_causes.