Skip links
tidur yang baik berapa jam

Tidur yang Baik Berapa Jam? Ini Rekomendasi Para Ahli

Tidur bukanlah sekadar waktu untuk beristirahat. Di balik aktivitas yang tampak pasif ini, tubuh kita menjalani berbagai proses penting yang berperan dalam menjaga kesehatan secara menyeluruh.

Di sisi lain, masih banyak orang yang menyepelekan waktu tidur, entah karena kesibukan atau gaya hidup yang kurang sehat seperti terlalu banyak begadang. Tanpa disadari, kualitas hidup akan semakin menurun karena tidak mendapatkan tidur yang cukup.

Lantas, sebenarnya tidur yang baik itu berapa jam? Apakah manfaat kesehatan yang bisa diperoleh dari memenuhi angka tersebut memang sebaik itu? Cari tahu jawaban keduanya lewat artikel di bawah ini, yuk!

Manfaat Tidur Malam yang Cukup

Tidur yang cukup dan berkualitas tidak hanya tergambar dari keadaan segar saat bangun, tetapi menyentuh hampir semua aspek kesehatan dalam tubuh. Tidur malam yang baik juga memberikan berbagai manfaat fisiologis dan psikologis, baik dalam jangka pendek maupun panjang.

Ini adalah beberapa contoh manfaat dari tidur malam yang cukup:

Meningkatkan Fungsi Otak

Selama tidur, otak menjalani proses penting yang dikenal sebagai consolidation. Proses ini meliputi penguatan memori dan pengolahan informasi yang diperoleh sepanjang hari. Tanpa tidur yang memadai, fungsi kognitif seperti fokus, kemampuan belajar, pengambilan keputusan, dan daya ingat akan menurun secara drastis.

Tidur juga membantu otak membersihkan racun dan sisa dari proses metabolisme, termasuk beta-amyloid yang berkaitan dengan risiko Alzheimer. Artinya, tidur cukup tidak hanya meningkatkan konsentrasi harian, tetapi juga menjaga kesehatan otak dalam jangka panjang.

Menjaga Kesehatan Jantung

Tidur punya fungsi penting dalam mengatur tekanan darah, denyut jantung, serta kadar gula darah. Orang yang tidur terlalu sedikit secara berturut-turut memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung koroner.

Saat memasuki fase deep sleep, tubuh berada dalam keadaan rileks yang membantu memperbaiki pembuluh darah dan jantung. Gangguan pada proses ini akibat kurangnya waktu tidur akan mempercepat kerusakan organ dan menurunkan fungsi tubuh seiring berjalannya waktu.

Mendukung Sistem Imun Tubuh

Tubuh memproduksi sitokin saat tidur, di mana protein tersebut bisa membantu melawan infeksi dan peradangan yang sedang dialami. Kekurangan tidur akan mengurangi jumlah sitokin dan antibodi sehingga tubuh lebih rentan terhadap penyakit.

Beberapa penelitian, salah satunya yang dirilis pada Annals of Neurosciences, menunjukkan bahwa orang yang tidur cukup memiliki respons imun yang lebih baik terhadap vaksin. Tidak hanya itu, mereka lebih cepat pulih dari sakit dibandingkan mereka yang kurang tidur. 

Dengan kata lain, tidur menjadi salah satu bentuk pertahanan tubuh alami paling efektif berkat sistem imun tubuh yang terpelihara.

Mengatur Keseimbangan Hormon

Durasi tidur yang cukup mampu meregulasi hormon ghrelin dan leptin, di mana fungsinya adalah mengontrol rasa lapar dan kenyang. Ketika tidur terganggu, produksi ghrelin akan meningkat sementara leptin menurun. Dampaknya, seseorang akan merasa lebih lapar dan cenderung makan berlebihan.

Inilah sebabnya kurang tidur sering dikaitkan dengan peningkatan berat badan dan obesitas, terutama bila disertai pola makan tidak sehat. Meskipun begitu, faktor lain bisa jadi ikut berpengaruh dalam perubahan berat badan tersebut, contohnya seperti jarang berolahraga.

Meningkatkan Produktivitas Harian

Tubuh yang sudah cukup beristirahat akan memberikan energi dan daya fokus lebih selama beraktivitas di siang hari. Ini tentunya berdampak positif pada produktivitas kerja serta kualitas interaksi sosial. 

Orang yang tidur cukup cenderung lebih efisien, kreatif, dan tanggap terhadap tantangan dibandingkan mereka yang mengalami kelelahan akibat kurang tidur. Jika diterapkan dalam jangka panjang, durasi tidur yang memadai juga menurunkan risiko depresi maupun gangguan mental lainnya.

Tidur Malam yang Baik Berapa Jam?

Kini Anda sudah tahu kenapa harus tidur cukup setiap harinya. Lalu, berapa jam tidur yang sebenarnya dibutuhkan agar bisa dikatakan cukup?

Sebenarnya, tidak ada satu jawaban yang pasti untuk hal tersebut. Penyebabnya adalah karena setiap orang memiliki kebutuhan tidur yang berbeda, tergantung dari masing-masing usianya.

Panduan Jam Tidur Berdasarkan Usia

Beberapa organisasi resmi di bidang kesehatan, salah satunya American Academy of Sleep Medicine, telah menetapkan durasi tidur yang direkomendasikan dan dibagi menjadi beberapa kelompok usia sebagai berikut:

  • Bayi berusia 0–11 bulan: 14–17 jam per hari
  • Balita berusia 1–2 tahun: 11-14 jam per hari
  • Anak prasekolah berusia 3–5 tahun: 10–13 jam per hari
  • Anak sekolah berusia 6–12 tahun: 9–11 jam per hari
  • Remaja berusia 14–17 tahun: 8–10 jam per hari
  • Dewasa berusia 18–65 tahun: 7–9 jam per hari
  • Lansia berusia di atas 65 tahun: 7–8 jam per hari

Panduan ini merupakan estimasi yang memungkinkan tubuh menjalani siklus tidur lengkap, termasuk tahap deep sleep dan rapid eye movement sleep (REM). Keduanya sendiri penting bagi proses pemulihan fisik dan mental seseorang saat tidur.

Contohnya ketika fase REM, otak memproses dan mengatur tingkat emosi seseorang sehingga membantunya bangun dengan perasaan lebih tenang dan segar.

Kualitas Tidur Tidak Kalah Penting

Meskipun Anda sudah memenuhi durasi tidur selama 8 jam untuk orang dewasa, manfaatnya tidak akan maksimal jika kualitas tidurnya buruk. Beberapa tanda tidur yang berkualitas meliputi:

  • Cepat terlelap setelah berbaring atau kurang dari 30 menit
  • Jarang terbangun di malam hari
  • Bangun dengan perasaan segar dan tidak pusing
  • Tidak merasa mengantuk berlebihan di siang hari

Beberapa gangguan tidur seperti insomnia atau sleep apnea memang bisa memengaruhi kualitas tidur seseorang. Maka dari itu, segera konsultasikan ke dokter atau ahli agar masalah tidur bisa segera terselesaikan.

Untuk solusi yang lebih sederhana, Anda bisa mencoba mengonsumsi suplemen yang banyak tersedia di pasaran. Salah satunya adalah Insoven yang dikenal aman untuk membuat tubuh lebih rileks sehingga lebih mudah tertidur.

Terbuat dari ekstrak tanaman Luobuma, Insoven tidak menyebabkan efek samping seperti ketagihan dan pusing saat bangun. Ini membuatnya cocok untuk dikonsumsi demi menjaga durasi tidur sesuai anjuran para ahli.

Itulah beberapa informasi terkait tidur yang baik berapa jam yang perlu diketahui. Manfaatkan fitur Beli Obat dari Viva Apotek untuk mendapatkan obat yang Anda butuhkan. Ingat untuk selalu jaga kesehatanmu, ya!

Explore
Drag